Sembilan belas

32 8 0
                                    

Masih dalam tempat makan yang sama.

Seusai makan Alina sedikit merasa lebih tenang, terlihat dari wajah nya sudah mulai tidak begitu gelisah, dan memikirkan hal yang mungkin tak penting dalam hidup nya, bertemu seseorang yang bukan jadi bagian dalam hidup nya.

Alando pun mengajak Alina untuk pulang karena hari sudah mulai masuk senja, tiba-tiba handphone Alando berdering, ia pun merogoh kantong dan mencari handphone nya, ternyata Nikho.

"Iyaa ko, kenapa?" tanya Alando.

"Nanti futsal kuy, anak-anak ngajakin, elo ga lupa kan?" ucap Nikho mengingatkan.

"Waduh, gue lupa ko, gue lagi jalan sama Alina" ucap Alando.

Mendengar hal itu tenggorokan Nikho terasa kering, tangan nya mengepal, dan detak jantung nya berdegum kencang, mengapa bisa Alando mengajak Alina hangout secepat ini, dengan cepat Nikho mematikan telfon nya.

"haloo ko?, yaelah di matiin" Alando kesal.

"Kak nikho ya?" tanya Alina yang masih duduk di bangku nya.

"Iya ngajakin futsal, gue lupa tadi kalo gitu gue ga ajak lo jalan" Alando merasa bersalah.

"Yaudah ayo pulang terus nanti lu futsal" Ajak Alina mengerti.

"Beneran?" Alando tertarik akan tawaran Alina baru saja.

"Heem beneran, kuy lah gue juga capek nih" Alina meyakinkan.

Akhir nya mereka pun berjalan menuju parkiran, untuk mengambil motor yang dan melaju pulang.

Di perjalan pulang Alina memeluk erat badan Alando membuat Alando semakin kencang melajukan motor nya, pelukan Alina pun semakin erat.

Tiba-tiba Alando mengerem secara mendadak tak disangka toyoran mendarat di kepala Alando, Alando meringis kesakitan.

"Al ko gue di toyor sih" pekik nya keras.

"Lo tuh kesempatan banget sih hah, udah bawa motor kek pembalap rosi, ngerem mendadak lagi sengala gitu biar gue peluk, modus bambankk" oceh Alina yang sudah membenarkan posisi duduk nya.

Alando hanya terdiam, menahan tawa atas ocehan Alina yang membuat geli diri nya sendiri, Alando pun melajukan motor nya secara normal kembali.

Suasana sore itu begitu hangat membuat calon pasangan muda mudi tersebut terbawa oleh senja yang mulai nampak di jalan raya.

**
Sesampai nya di rumah Alina, Alina pun turun dan melepas helm Alando dan mengembalikan nya kepada Alando.

"Nih helm lo, lain kali cuci jorok!" ledek Alina dengan wajah meledek.

"Dih dasar miss sewot bawel bat sih lo"  balas Alando pedas.

"Eh budu wkwk, Sana lo futsal, balik jangan malem-malem" ucap Alina.

"Ciyaelah perhatian banget sih Alina" Kini senyum Alando merekah.

"Dasar cowok receh, kek gitu ae seneng lo" ledek Alina kembali.

" Ah budu lah al, gue mau futsal dulu yaa" pamit Alando.

Alina hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan Alando, Alina pun masuk ke dalam rumah saat ingin membuka pintu Alina berbalik dan mengucapkan sesuatu kepada Alando yang masih menunggu Alina masuk ke dalam rumah.

"Alando?" ucap Alina pelan.

"Iya Alina?" degup jantung Alando kencang, mereka bertatap wajah sejenak.

"Lo gosah gegayaan kek rosi kalo bawah motor, muke lo sama knalpot rosi masih gantengan knalpot rosi al"  ledek Alina membuat Alando ingin sekali menjambak rambut panjang Alina.

Dengan tertawa lepas Alina meninggalkan Alando yang teramat kesal terhadap sikap Alina tersebut.

Tapi meskipun dengan sikap Alina yang begitu judes terhadap nya Alando yakin Alina mempunyai Sikap yang baik dan berhati mulia.

Alando pun menancapkan gas dan melaju menuju Lapangan futsal yang biasa ia pakai untuk bermain futsak bersama teman nya.

Sesampai nya di sana terlihat teman-teman Alando sudah beristirahat dan duduk di pinggir lapangan dengan mengipas badan mereka yang penuh keringat.

Alando pun turun dan memakirkan motor seenak nya saja karna memang tidak ada tempat parkir disana.

Alando pun menyapa teman-teman nya dan mengucapkan maaf karena ia lupa bahwa hari ini ia ada jadwal futsal bersama teman-teman nya.

Teman-teman Alando dengan santai memaklumi Alando yang tengah di landa kasmaran dengan Adik kelas nya tersebut. Namun tidak dengan Nikho wajah nya menyimpan kekesalan dan amarah, sejak kedatangan Alando tadi Nikho tak sama sekali melirik ke arah Alando.

"Gue cabut dulu ya" pamit Nikho membuat teman-teman nya kaget terlebih lagi Alando yang langsung menatap tajam mata Nikho.

"Lo mau kemana ko, tumben, kita makan dulu lah kaya biasa" ajak Radit.

Namun Nikho tak menjawab dan langsung pergi begitu saja. Membuat Alando semakin tak enak hati dengan laki-laki yang di kenal baik nya tersebut.

Nikho pergi meninggalkan tanya dalam benak teman-teman nya, ia memakai jaket dan helm kemudian melajukan sepedah motor nya meninggalkan lapangan futsal.

"Nikho kenapa?" tanya Alando yang sedang berkacak pinggang.

"Mana kita tau, tadi juga main nya dia ga fokus, lo lagi ribut sama dia?" ucap radit.

"Engga kita gak ada masalah, ya gue juga gak tau kenapa dia kaya gitu, ada gue main cabut ae" Alando heran.

Akhir nya mereka memutuskan untuk pulang begitu juga Alando ia memutuskan untuk pulang karena merasa lelah.

Alando AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang