Duapuluh Dua

35 4 0
                                    

Seketika mata Alina terbelalak mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan tante Key dan di dengar oleh telinga nya yang masih berfungsi baik.
Posisi duduk nya mulai tidak nyaman ternyata memang benar motor yang Alina curigai sedari tadi milik Alando.

Tiba-tiba handphone Alina berbunyi dan ia pun izin pamit untuk mengangkat telfon nya. Dan segera berlari kecil keluar menuju halaman depan.

Kini Alina berada di dekat motor Alando lebih tepat nya di bagian garasi motor dan mobil, di samping garasi terlihat beberapa kamar, mata Alina sembari melirik kamar yang ada di samping nya dengan tangan yang masih memegang handphone dan mulut yang masih berbicara dengan lawan bicara nya.

Alina mengendap-endap bergaya seperti detektif untuk melihat siapa yang tertidur di kamar itu, dan benar dugaan Alina, terlihat seorang remaja pria yang sedang asik ber mimpi di kala waktu sudah siang seperti ini, dengan memakai kaos oblong biru dan celana pendek selutut menampakan tubuh Alando yang atletis.

Beberapa langkah Alina mundur namun sial nya ia menabrak pot bunga dan memecahkan nya, Alando yang mendengar kebisingan itu pun segera bangun dan mengintip lewat jendela kamar nya yang terbuka sedikit.

Betapa kaget nya Alando melihat sosok Alina yang kini telah berdiri persis di depan jendela kamar nya dan sedang melihat Alando dengan pandangan mata tak percaya.

"Lu jorok jam segini baru bangun ihh" ejek Alina.

Alando pun keluar kamar, dan menghampiri gadis tersebut, lalu menarik nya agak menjauh dari kamar dan garasi motor nya, mereka kini berada di kolam renang milik Alando dan duduk disana berdua, yaaa hanya berdua.

"Ngapain lu pagi-pagi ke rumah gue, btw kok lu tau rumah gue, ehh atau jangan-jangan eluu mata-mata in gue ya" ucap Alando, membuat Alina serasa ingin menampar pipi Alando.

"Pedeeeee, gue kesini sama orang tua gue" jelas Alina sambil menampakan mimik kesal.

"Hah? Orang tua? Kok cepet? Anjir gue belum siap kali Al" kini Alando telah berdiri setelah berucap kata- kata tersebut.

Ingin rasa nya Alina mendorong Alando ke dalam kolam renang dan beberapa kali menjambak rambut nya.

"Alando sinting, nyokap lu temen nyokap gue" jelas Alina dengan nada sedikit naik.

Alando tak menggubris ucapan Alina dan begitu saja meninggalkan nya sendiri di kolam renang pribadi milik keluarga nya tersebut.

"Dasar cowok gila, bentar-bentar care bentar-bentar jadi monster, bentar-bentar gak peka, mau lu apa sih Al" batin Alina.

Alian pun berjalan kembali menuju ruang tamu tempat Zuna dan Wijaya berkumpul bersama tante key.

"Kok lama nak?" Tanya Wijaya kepada Alina

"Iyaa yah, itu temen tadi nelfon tanya tugas" Alina beralasan, dengan menutupi kekecewaan hati atas sikap Alando kepada nya.

**

Di kamar Alando terlihat bercermin, ia menyesali kejadian tadi, dan berfikir pasti Alina kecewa dan ilfeel terhadap nya, ia membantingkan tubuh nya di kasur dan menatap Langit- langit kamar nya yang berwarna Abu-abu.

Sesekali ia menghela nafas dan memenjamkan mata nya perlahan.

"Kenapa sih, kan gue suka Alina di sini kenapa gue harus egois, terus ninggalin dia, kan bisa di ajak ngobrol baik-baik" sesal Alando.

Tak berfikir panjang Alando pun mengambil handuk dan segera mandi.

**

Alina meneguk minuman yang sudah di sediakan oleh tante key, rasa blueberry favorit Alina.

"Eh key, Anak mu kan juga kenal sama anak ku" dengan memberi kode kepada Key.

"Iyaa kemarin pas Alina sakit Alando juga yang bawa dan jagain Alina key" Timpal Wijaya.

Mendengar ucapan Kedua orang tua nya Alina terbatuk-batuk dan hampir tak percaya.

"Duh Alina hati-hati dong sayang" ucap Tante Key.

"Wah kapan-kapan di bahas yaa beb syukur-syukur mereka udah saling kenal" ucap tante key ringan.

Terlihat Alando sudah rapi menghampiri Alina di ruang tamu, namun wajah Alina kembali masam.

"Alando, udah bangun, ini kenalin temen mami, itu anak nya Alina" ucap tante key.

Alando pun bersalaman dengan Zuba dan Wijaya dan terakhir dengan Alina, dengan ragu Alina menerima tangan Alando.

"Eh kan udah kenal yaa lupa mami" ucap Key dan Di barengi dengan tawa kecil Zuba dan Wijaya.

Alando dan Alina hanya tertawa dan tersipu malu, akhir nya Alando pamit untuk keluar mencari udara segar di hari minggu.

Jangan lupa Vote dan Komentar ya gaes, karna vote dan komentar kalian sangat berarti

Alando AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang