Delapan belas

39 7 0
                                        

Setelah selesai menonton kedua nya pun keluar bioskop dan berencana ke tokoh buku untuk mencari buku novel yang di cari Alina.

Saat ber jalan menuju mall Alina dan Alando saling melempar candaan dan meledek satu sama lain.

"Ah lu cowo cupu masa takut sama setan" ledek Alina

"Apaan gue gak takut kok" Alando membela diri.

"Tadi pas ada setan nya lu nutup mata haha, kalo takut tadi gak usah nonton horor kali"  ledek Alina lagi.

"Ngagetin gue jadi kaget njir" ucap Alando sambil mengacak acak rambut nya malu.

Akhir nya mereka sampai di tokoh buku yang mereka tuju, tokoh buku tersebut juga menjual buku untuk sekolah seperti buku tulis, buku gambar dan lain sebagai nya, Alina pun mencari novel yang ia cari sedangkan Alando melihat lihat buku di rak sebelah.

Sudah beberapa rak ia liat namun Alina belum juga menemukan novel yang di cari tersebut.

Saat hendak berbalik arah Alina tak sengaja menyenggol seseorang di belakang membuat buku yang di bawa seorang lelaki yang seumuran dengan nya tersebut terjatuh.

Alina pun membantu merapikan buku yang jatuh tersebut dan tak henti-henti nya mengucap kata maaf, saat sedang membereskan buku-buku itu Alina tak sengaja melihat gelang, gelang yang tak asing di mata Alina

Mata Alina terbelalak lebar ia yakin bahwa dia adalah orang nya, orang yang selama ini menjadi teka-teki

Belum sempat Alina bertanya lelaki tersebut sudah pergi meninggalkan Alina yang masih mematung tak percaya.

"Heyy" teriak Alina kencang membuat seisi ruangan melirik ke arah Alina.

Mendengar teriakan Alina membuat Alando menghampiri Alina yang berada di seberang nya.

"Manggil siapa al?" tanya Alando yang juga celingukan mencari.

"Ohh engga kok gak apa-apa" wajah Alina pucat pasi.

"lu gak apa-apa kan al? Kok gugup gitu? Emang tadi ketemu siapa sih?" Alando mulai khawatir.

Dada Alina terasa nyeri ia tak menyangka akan bertemu dengan sahabat Morikha yang sudah lama menghilang, Alina meringis sambil memegang dada nya yang nyeri.

"Eh al, lu kenapa, asma lu kambuh ya, kita ke rumah sakit ya oke?" kali ini Alando begitu khawatir.

"Emm, engga gue gak apa kok al, gue baik-baik aja" Alina menenangkan Alando yang sudah mencondong kan badan nya kedepan badan Alina.

"kita cari tempat duduk yuk sekalian makan" ajak Alando.

Alina mengangguk dan mengikuti dekapan tubuh Alando yang begitu hangat.

Sampai lah mereka di tempat makan yang ada di dalam mall tersebut, Alando memesan teh manis hangat agar Alina merasa baik an.

"Lu bener gak apa apa al?" tanya Alando meyakinkan kekhawatiran nya.

"Iyaa Alando gue baik-baik aja" ucap Alina yakin, dengan meminum teh manis hangat namun hangat nya tak se hangat dekapan tubuh Alando.

"Lu abis ketemu siapa? Bisa syok begitu?? Ketemu depkolektor?" Alando meledek.

"Sialan lu, bukan lah" kini seulas senyum nampak di pipi Alina yang tembem itu dan memunculkan lesung di pipi kanan nya.

"Manis" batin Alando.

Pesanan makanan mereka pun datang, namun Alina belum juga memakan nya, Alando heran karena soal makanan Alina adalah juara nya. Alando memandangi sayup sayu wajah Alina sekali lagi, tangan nya memegang tangan Alina yang tergeletak bebas di atas meja, Alando membelai lembut tangan mungil Alina.

"Alina? lu bener an gak apa-apa, ini makanan nya udah dateng" ucap Alando pelan memastikan bahwa Alina masih dalam keadaan sadar.

Alina ter sadar dalam lamunan singkat nya dan menyadari bahwa tangan Alando kini telah bertumpu pada tangan nya, hangat dan nyaman.

"Eh udah dateng ya makanan nya"  ucap Alina girang dan melepaskan genggaman Alando.

Wajah Alando berubah heran.

"Yeh dasar tadi ngelamun ada makanan sadar juga wkwk" ledek Alando.

Namun Alina tak menggubris nya sama sekali ia fokus pada makanan yang kini sedang ia kunyah, tanpa ada rasa minder bahwa Alando kini sedang berada di samping nya.

Alando hanya tertawa kecil melihat tingkah Alina yang lucu.

**

Nikho masih ber diam diri dirumah ia belum ber siap diri padahal sebentar lagi ia akan ikut teman-teman nya bermain futsal di lapangan dekat rumah nya.

Ia masih duduk bermain handphone nya, tak ada yang ia lakukan selain termenung di rumah nya sepulang sekolah, orang tua nya sedang ada kerjaan di luar negri, Nikho dirumah hanya bersama Pembantu nya saja yang senantiasa menyiapkan sarapan dan membereskan rumah Nikho.

Handphone Nikho berbunyi Radit menelfon.

"Hallo" suara Radit di ujung telfon.

"Hem, kenapa dit? Iya ntar jadi kok gue mau siap-siap" ucap Nikho.

"Haha nah gitu dong gue tunggu ya bro, jangan lupa ngajak Alando gue belum sempet nelfon mau siap-siap dulu" ucap Radit girang.

Nikho mengiyakan ucapan Radit dan menutup telfon nya, dan mulai bersiap diri untuk berangkat menuju lapangan futsal. Namun ia menyempatkan diri untuk menelfon Alando.

Alando AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang