#16 [The Truth]

11.3K 436 4
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 sesudah membaca

~•~•~•~

Sungguh suasana seperti ini membuat semua orang tegang. Dimana Leila akan mengungkapkan semua kejadian yang terjadi di masa lalu.

"Bibi mau tau, apa saja yang mereka lakukan pada kehidupanku?" Leila berjalan kearah Calista yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Leila menatap mereka semua dengan pandangan mencemoh. Dia berjalan angkuh menjauh dan mendekati Sergio. Wanita itu membisikkan sesuatu kepada kekasihnya.

Sergio berjalan untuk mengambil sebuah amplop coklat dan menyerahkannya kepada Leila. Wanita itu segera membukanya dan memperlihatkan kepada semua orang.

"Masih ingat?" Tanyanya.

Melihat foto yang berada ditangan Leila, sontak membuat Carrick, Marcell, Calista, dan juga Nathalie membelalakkan mata mereka.

"Michelle." Gumam Nathalie.

"Ya. Wanita ini, yang menyebabkan semuanya menjadi seperti ini, dan bukan hanya dia." Leila kembali mengambil sebuah foto dan menunjukkan kepada semua orang.

"Mau dengar kebenaran?" Leila memiringkan kepalanya dan tersenyum penuh misteri ke arah Marcell dan Carrick.

"Leila, kumohon nak. Lepaskan mereka dulu. Setelah itu kau boleh menceritakan semuanya." Ucap Calista memohon.

"Melepaskan? Oh bibi, kau sangat lugu sekali. Tapi aku tidak akan melakukannya." Leila tersenyum miring kearah Calista yang kembali meneteskan air matanya.

Calista berjalan mendekati Leila dan menatap sendu wanita itu.

"Leila, bibi tau kau sangat menderita dulu. Tapi bibi mohon, lepaskan mereka. Bibi janji, akan membayar semua perlakuan buruk suami dan mertua bibi padamu dulu."

"Membayar? Dengan apa? Uang? Maaf aku sudah kaya, aku tidak butuh itu. Jika bibi berpikir bisa membayar perbuatan mereka di masa lalu, maka bibi salah besar. Bibi tidak akan bisa membayarnya." Leila menatap tajam Calista.

"Bahkan, uang yang bibi punya tidak akan bisa mengembalikan nyawa orang tuaku yang telah mereka bunuh." Steve menarik Calista menjauhi Leila, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan.

"Cal, sudahlah biarkan wanita ini berbicara sesuka hatinya dulu." Ucap Marcell

"Membiarkan? Kau tidak lihat calon menantu dan putriku berada disana, dan kau dengan seenaknya mengatakan biarkan dulu. Kau keterlaluan Marcell." Calista menangis di pelukan Steve.

"Drama yang bagus, aku suka." Kata Leila dengan wajah mencemoh.

"Leila, bibi mohon." Calista menangis dipelukan Steve. Sedangkan, Leila hanya menatap datar mereka semua.

"Fredy. Pria itu yang membunuh Michelle, bukan ayahku." Ucap Leila dengan lirih, namun masih bisa didengar oleh semua orang.

"Maksudmu?" Tanya Carrick.

"Fredy memalsukan segala kematian Michelle."

"Dimulai dari, siapa pembunuhnya, penyebab kematian, bahkan data kematian."

"Fredy mencintai Michelle, namun Michelle mencintai pria lain yaitu kakakku Nicholas. Saat Fredy menyatakan cintanya, Michelle menolak dengan mengatakan bahwa ia mencintai Nicholas. Hal itu, membuat Fredy geram." Leila menatap satu persatu orang yang ada didepannya. Terlihat matanya berlinang menahan tangis.

"Hal itu, membuat Fredy semakin membenci keluarga Williams. Ia juga membenci Michelle. Akhirnya, ia membunuh Michelle dengan cara menusuk jantungnya saat Michelle tidur di apartemen." Leila menitikkan air matanya dan terisak pelan, Sergio yang melihat nona-nya menangis segera mendekatinya dan memeluknya.

"Ia menukar belatinya dengan belati milik ayahku.....dan dia menghubungi kantor polisi.....lalu polisi menghubungi kalian." Tangis Leila pecah, tidak hanya itu Semua orang menangis mendengar fakta itu.

"Polisi menemukan barang bukti dan menunjukkannya pada kalian.....lalu kalian membunuh Daddy.... Membunuh orang yang aku sayangi..... Membuat aku kehilangan kasih sayang." Tangis Leila semakin kencang, ia begitu rapuh menceritakan semua ini.

"Fredy melarikan diri setelah membunuh kak Nicho di London......Mom Valen yang melihat suaminya dan putranya tiada.....dia rapuh dan dia bunuh diri.....kalian membuatku kehilangan semua orang yang aku sayang....kehilangan kasih sayang begitu berarti..... Aku sendirian....hidupku gelap....kalian penyebabnya.....kalian begitu mudah mempercayai ucapan bajingan itu.....kalian membuatku terpuruk bertahun-tahun...... Leila, seorang gadis kecil yang masih berusia 15 tahun.....harus mengalami kejadian seperti ini....Mom Valen meninggal dipangkuanku....saat aku menemukannya sedang sekarat setelah menggores pergelangan tangannya."

Sedetik kemudian pandangan Leila mengabur dan dia pingsan dipelukan Sergio.

"Signora." Sergio segera mengangkat Leila ala bridal dan mengatakan kepada semua orang "Vai via (pergilah)." Lalu segera membawa Leila ke kamar wanita itu.

******************************

"Aku tidak menyangka, Leila memiliki masa lalu seperti itu." Kata Angel

Kini, mereka berada di dalam jet pribadi keluarga Steve.

"Kau tidak perlu memikirkan itu. Pikirkan saja tentang pernikahan kita yang semakin dekat." Ucap Steve dengan datar

"I-iya aku mengerti." Angel menghela nafas berat. Pernikahan. Hal yang dulunya sangat Angel nanti. Tapi, saat itu tiba, Angel ingin menundanya.

Perjalanan Washington DC - New York hanya memerlukan waktu sekitar 5 jam. Kini mereka sudah berada di bandara.

"Steve, kau antar Angel pulang." Steve hanya menganggukkan kepalanya. Calista menghampiri Angel dan mengusap kepala Angel.

"Istirahatlah, lusa adalah hari pernikahanmu. Kau tidak boleh kelelahan, kau harus tampil perfect saat pengucapan janji suci." Angel hanya menganggukkan kepalanya dan segera menyusul Steve yang  berjalan ke arah mobil.

Di dalam mobil, keheningan begitu kentara. Steve yang fokus berkendara sedangkan Angel sibuk berbagai perspektif di dalam otaknya tentang masa depan pernikahannya.

Selang beberapa menit, mobil berhenti di sebuah pekarangan rumah. Saat Angel hendak membuka pintu sebuah tangan menghentikannya.

"Steve?"

"Istirahatlah, lusa adalah pernikahan kita. Aku ingin kau tampil berbeda saat pengucapan janji suci. Dan satu lagi, aku hanya ingin minta maaf kalau selama ini sikapku padamu, membuat dirimu berharap penuh padaku. Saat itu aku masih kalut, jadi aku tidak sadar dengan apa yang aku lakukan. So, kau harus mengingat tentang kontrak pernikahan kita."

Ucapan Steve membuat Angel tersadar dari mimpinya. Memang, ia berharap Steve sedikit membuka hati untuknya. Namun, Steve tetaplah Steve, pria Arrogant yang anti dengan pernikahan. Angel hanya menganggukkan kepalanya dan keluar dari mobil, namun perkataan Steve seolah menghantam dirinya.

"Jangan mencintaiku, karena aku tidak akan bisa membalasnya."

Setelah mengatakan itu mobil sport hitam itu melaju kencang menembus gelapnya malam dan meninggalkan Angel yang mematung ditempat.

~•~•~•~


Ketika cinta tak terbalas. Ketika perkataan menghantam lerung hati. Disaat itulah air mata akan mengalir dengan bebas.


Ketika seseorang menghancurkan cinta. Disaat itulah hati akan hancur berkeping-keping.


~*~*~*~

Udah pada baca TDB belom???
Baca segera yaaaa.....!!!!
Voment kalian sebagai penyemangat ku....!!!!!

TBC








The Arrogant Trillionaire and Cold Girl ✅ [SUDAH DI EBOOK KAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang