Selamat Membaca!
. . ."Aurel kamu gapapa?" tanya mbak Kinan khawatir.
Aurel hanya menggelengkan kepalanya. Hari ini sudah berapa kali Aurel mendengar orang-orang menanyakannya kenapa, membuat Aurel tak enak hati. Ia baru saja menduduki kursi kerjanya itu selepas kembali dari ruangan Ferel. Aurel sudah tidak sekacau tadi tapi mukanya masih terlihat lusuh. Ia masih memutar kajadian-kajadian yang dialaminya beberapa menit yang lalu. Jika tidak datang Viona sekertaris Ferel, mungkin Aurel sudah kehilangan kehormatannya. Ia merasa seperti ingin diperkosa oleh suaminya sendiri. Konyol bukan? Pikir Aurel seraya tertawa kecil.
"Kamu kenapa ketawa sendiri?" tanya mbak Kinan yang terlihat takut pada Aurel.
Lagi, Aurel hanya menggelengkan kepalanya. Ia harus berbicara pada Ferel sepulang dari kantor nanti. Aurel harus menanyakan kenapa Ferel tiba-tiba memintanya berhenti bekerja. Ia masih heran kenapa Ferel bisa semarah tadi dan bisa-bisanya ingin melakukan hal seperti itu pada Aurel.
Aurel menoleh kearah mbak Kinan yang sedang menatapnya takut. Rupanya mbak Kinan benar-benar takut, melihat kursi kerjanya yang sudah dijauhkan darinya. Ia tiba-tiba tersenyum melihat mbak Kinan yang bersiap ingin kabur, sepertinya Aurel berniat melakukan sesuatu.
"Tente.. ainyu!!" ucap Aurel dengan suara yang dibuat seperti anak kecil sambil menatap misterius pada Kinan yang mulai berdiri resah dari duduknya.
Tangan Aurel sengaja diulurkan kedepan mengisyaratkan agar mbak Kinan mendekat sambil tertawa layaknya anak kecil.
"Anteee.. sisil au ainn!! Ain boneka beluang.." ujar Aurel lagi menahan tawanya dengan setengah mati.
"AAA.. ANTON, IRA, SIAPAPUN TOLONGIN GUE!! AUREL KESURUPAN.." teriak Kinan yang langsung kabur dari kubikelnya.
Aurel tertawa terbahak-bahak lalu menatap sekelilingnya yang ternyata sedang menatapnya juga. Ia hanya menunjukan cengirannya kala teman-teman satu ruangannya menatapnya tajam.
"Ganggu kerja aja kamu Rel.." ucap mas Anton seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Maaf mas," jawab Aurel dengan cengiran khasnya.
"Yang lain juga maafin Aurel yah.. Kalau gamau maafin, Aurel bakal kesurupan beneran nih."
Ntahlah itu hanya gurauan atau tidak tapi Aurel mengucapkannya dengan wajah serius membuat semuanya mengangguk lalu kembali bekerja. Diruangan itu yang tertawa hanya Anton karena mendengar ancaman Aurel barusan. Aurel yang ditertawakan hanya menatap anton dengan kesal.
"Mas dibelakang!!" kaget Aurel membuat Anton reflek berdiri dan menoleh kearah belakang dengan panik. Anton kembali menatap Aurel meminta penjelasan dengan ucapannya barusan.
"Itu dibelakang mas Anton ada tembok hahaha.." jelas Aurel tertawa keras yang dihadiahi lemparan berkas dari Anton.
"Sialan kamu!"
ooOoo
Aurel sudah pulang dari kantor sebelum matahari datang. Padahal ada beberapa berkas yang harus Aurel kerjakan, tapi mengingat malam ini ada acara keluarga akhirnya Aurel lebih memilik untuk pulang lebih awal dan membawa pekerjaanya kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Devil √ [SUDAH TERBIT]
RomancePerjodohan yang membawa seorang Aurel kedalam masalah yang tidak diinginkanya ini membuatnya harus rela bersabar demi perjanjian yang sudah ditanda tanganinya.