Selamat Membaca!
. . .Aurel merebahkan badannya keatas tempat tidur yang sekarang sudah menjadi miliknya. Kamarnya ada dilantai dasar, ia sudah meminta tolong pada mbok Nani dan cucunya yang ternyata bernama Indah. Dugaan Aurel benar jika Indah itu masih remaja. Jelas masih remaja, bisa dilihat dari wajahnya yang masih lugu. Usianya masih 17 tahun dan berhenti sekolah karena kedua orang tuanya tidak ada. Mbok Nani adalah orang tua ibu dari Indah. Mereka itu dari kampung, Indah tinggal berdua dengan suami mbok Nani dikampung. Dan suaminya meninggal dua tahun yang lalu, membuat mbok Nani mau tak mau harus membawa Indah kekota ini, dan untungnya Ferel mengizinkan Indah tinggal dirumahnya bersama Mbok Nani yang sudah bekerja puluhan tahun dirumah keluarga Ferel. Itu semua cerita dari mbok Nani saat Aurel bertemu didapur lalu bertanya-tanya.
"Bunda sama ayah lagi apayah?" gumam Aurel lantas mengecek ponselnya yang ada ditas.
Ia jadi rindu dengan kedua orang tuanya. Mereka terakhir bertemu saat Aurel izin masuk kedalam kamar untuk beristirahat. Saat itu juga bunda dan ayahnya pulang. Berarti baru sehari mereka tak bertemu, tapi Aurel rasanya sangat rindu.
"Hallo bun.." sapa Aurel ketika panggilannya terjawab.
"..."
"Aurel kangen sama bunda.. Aurel gabetah disini." ujar Aurel lemas.
"..."
"Iya-iya.. Lagi kangen malah diomelin. Besok Aurel kerumah bunda mau ambil pakaian sama barang Aurel setengahnya." jelas Aurel sedikit ketus saat dinasehati sang bunda.
"..."
"Ayah lagi apa bun? Bunda gasendiriankan dirumah?"
"..."
"Baguslah kalo ayah ada.. yaudah aku tutup dulu telfonnya. Udah malem Aurel mau istirahat."
"..."
"Apa? Bunda minta cucu? Minta dibuatin sama ayah aja, pasti ayah mau." jawab Aurel terkekeh pelan kala bundanya berbicara yang tidak-tidak.
"..."
"Udah ah, nambah malem nambah ngaco omongan bunda. Aurel tutup dulu! Dahhh.. seeyou bundaku sayang." tutup Aurel yang langsung mengakhiri panggilannya.
Aurel merasa lega setelah mendengar suara bundanya. Ia lalu bergegas kekamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket. Soal pakaian, sebelum kerumah Ferel Aurel menyempatkan membeli beberapa setelan pakaian rumah ditoko pinggir jalan. Jadi ia tak perlu khawatir.
ooOoo
"Indah.. saya boleh minta tolong panggilkan Aurel untuk segera kesini?" tanya Gina.
Indah mengangguk lalu bergegas pergi melaksanakan apa yang diperintah oleh ibunda Ferel itu. Yah, Gina datang kerumah Ferel saat ini. Namun saat diperjalanan Indah berhenti berjalan karena suara Ferel yang memanggilnya dari arah tangga.
"Indah!" panggil Ferel.
"Iyah tuan?" tanya Indah berbalik menghadap Ferel.
"Mamah dateng kesini?"
"Benar tuan.."
"Lalu kamu mau kemana?" tanya Ferel lagi yang melihat Indah rupanya akan berjalan kearah kamar Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Devil √ [SUDAH TERBIT]
RomansaPerjodohan yang membawa seorang Aurel kedalam masalah yang tidak diinginkanya ini membuatnya harus rela bersabar demi perjanjian yang sudah ditanda tanganinya.