Part 7

817 44 0
                                    

Saat di dalam kamar hotel, Erina dan Erick duduk di sofa. Kedua kaki Erina berada di atas kedua paha Erick. Erick yang sedang sibuk memijat kedua kaki Erina berkata...

" Sayang, enak nggak pijatan kakak? "

" Enak kak. "

" Kedua kaki kamu masih pegal nggak? "

" Sedikit. "

" Si tukang pijat banyak ngomong nih. "

" Iya benar banget. "

" Udah deh si tukang pijat, loe yang benar aja pijatnya. "

" Setuju. "

" Loe semua bawel banget sih...!!! Lagian ngapain loe semua menerobos masuk ke dalam kamar pengantin kita berdua. Ganggu aja...!!! Cepatan keluar sana...!!! Cepatan pulang...!!! Loe semua udah di tungguin tuh sama nyokap bokap loe di rumah. "

" Di tungguin...?!?! Memangnya kita berempat anak kecil apa...?!?! "

" Ya iyalah. Buktinya sekarang loe berempat nggak punya pacar. Jones...!!! Jomblo ngenes...!!! "

" What...?!?! Jones...?!?! Sembarangan aja loe ngomong. Kita berempat jomblo karena pilihan kita sendiri. Iya kan guys? "

" Benar banget. Lagian kita berempat nggak akan beranjak pergi dari dalam kamar hotel ini sebelum loe berdua jelasin sama kita berempat tentang pernikahan sirih loe berdua yang terjadi beberapa bulan yang lalu di Bali. "

" Iya benar. Loe berdua juga kenapa nggak undang-undang kita berempat saat nikah sirih dulu? "

" Sorry. "
Ucap Erick dan Erina bersamaan. Teman-teman Erina yang tidak puas dengan jawaban Erina dan Erick kembali berkata...

" Loe berdua cuma ngomong 1 kata doank? "

" Iya. "

" Nggak ada penjelasan apa pun
lagi? "

" Nggak ada. "
Ucap Erick dan Erina bersamaan. Tiba-tiba Erina berkata...

" Guys please, sekarang loe semua pulang ya. Gue capek banget dan pengen istirahat. Lagi pula kepala gue tiba-tiba pusing. Perut gue juga rasanya nggak enak banget. Rasanya mual-mual dan mau mun..."

Erina menghentikan ucapannya dan langsung secepatnya pergi ke toilet. Sesampainya di dalam toilet, Erina langsung muntah-muntah. Erick yang melihatnya langsung mendekati Erina, memijat-mijat leher Erina dengan minyak angin dan berkata...

" Sayang, kamu nggak apa-apa kan? Apa sekarang kita harus pergi ke dokter aja? "

" Erin nggak apa-apa kak. Kita nggak usah pergi ke dokter. "

" Kamu yakin? "

" Iya kak. "

" Ya udah, sekarang kamu istirahat aja ya sayang di atas kasur. "

" Iya kak. "

" Rin, kak Erick, kalau gitu kita semua pamit ya. Maaf udah ganggu kalian berdua... "

" Iya. "

Keempat teman-teman Erina pun langsung pulang. Erina pun langsung berbaring di atas kasur dan Erick pun ikut menemani Erina istirahat sambil membelai-belai punggung belakang tubuh Erina sampai Erina tertidur dengan pulas.

Beberapa jam kemudian Erina terbangun dari tidurnya. Saat melihat Erina terbangun dari tidurnya, Erick tersenyum pada Erina dan berkata dengan lembut...

" Sayang, kamu udah bangun. "

" Iya kak. "

" Kepala kamu masih pusing nggak? "

" Nggak kak. "

" Perut kamu masih mual-mual dan pengen muntah nggak? "

" Nggak kak. Sekarang Erina baik-baik aja. "

" Alhamdullilah. "

" Kak Erick, tadi Erin tidurnya kelamaan ya kak? "

" Nggak apa-apa sayang. "

" Tadi kak Erick tidur juga nggak? "

" Iya tapi sebentar. Sekarang yuk buruan bangun udah setengah enam sore. Kamu harus cepat-cepat sholat Ashar mumpung waktunya belum habis. "

" Iya kak. Kak Erick sudah sholat Ashar kan? "

" Iya sayang. "

Erina pun langsung berdiri dan menuju toilet. Tidak lama kemudian Erina sholat Ashar sampai selesai. Selesai sholat Ashar, Erick langsung berkata...

" Sayang, sekarang kamu sama baby kita makan dulu ya. Tadi kakak udah pesanin makanan dan minuman kesukaan kamu. "

" Benarkah? Kak Erick tahu aja kalau kita berdua lagi laper banget. "

" Iya donk sayang. Kak Erick kan mau jadi suami siaga buat kamu dan baby kita. "

" Terima kasih banyak ya kak..."

" Sama-sama. "
Erina pun langsung makan dengan sangat lahap. 





Tembok Cin(t)a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang