Part 17

636 41 0
                                    

Beberapa jam kemudian...

Saat di dalam kamar Erick dan Erina sama-sama berbaring di atas ranjang dan kembali berdebat...

" Jangan dekat-dekat, jauh sana...!!! Erin masih sebal sama kakak...!!! "

" Siapa yang dekat-dekat, lagian kakak juga masih sebal sama kamu...!!! "

" Dasar suami suka tebar pesona...!!! "

" Siapa yang suka tebar pesona? Dasar istri posesif...!!! "
Tiba-tiba dari balik pintu terdengar suara orang bernyanyi dan berkata...

" Perdamaian perdamaian perdamaian perdamaian... "

" Kawin lari...!!! Ingat itu...!!! "

" What? "
Ucap Erick dan Erina bersamaan dengan sangat kaget. Erick pun langsung berkata...

" Sayang, tadi suara papi mami dan papa mama kan? "

" Iya kak. "

" Sayang, mereka berempat ngapain ada di depan pintu kamar kita berdua? Jangan-jangan mereka berempat nguping. "

" Benar kak, mereka berempat ngupingin kita berdua. Kak, ngapain mereka berempat ngomongin masalah kawin lari lagi sih? Erin kan jadinya keingatan. "

" Sama. "

Erina dan Erick pun teringat kembali kejadian kawin lari yang mereka lakukan dulu. 

Flashback...

Saat jam pulang sekolah, Erick menjemput Erina di sekolahnya. Sebelum mereka berdua pulang ke rumah, mereka berdua mengobrol-obrol di sebuah cafe sambil makan siang. Saat Erina sedang asyik makan, tiba-tiba Erick berkata...

" Sayang, kita sekarang juga kawin lari ya? Please..."

" What? Kawin lari? Sekarang juga? "
Ucap Erina sangat kaget dan menghentikan makan siangnya. Erick langsung memegang kedua tangan Erina dan berkata...

" Iya sayang, kita kawin lari. Kamu mau kan kita berdua kawin lari? "

" Nggak mau...!!! Erin nggak mau kawin lari...!!! "

" What? Kamu kok gitu sih sayang? Kamu nggak cinta lagi ya sama kakak? "

" Cinta kak. "

" Terus kenapa kamu nggak mau kawin lari sama kakak? "

" Erin kan masih sekolah kak Erick...!!! Memangnya kak Erick nggak mau ya lihat Erin lulus SMU dan lanjut kuliah...?!?! "

" Mau sayang. "

" Terus kenapa kak Erick ngajakin Erin kawin lari sih...?!?! "

" Habisnya kakak takut kehilangan kamu. Kamu kan tahu situasi kita berdua itu sekarang sedang genting-gentingnya. Memangnya kamu sendiri nggak takut kehilangan kakak? "

" Ya takut lah kak. Lagian, kakak sih pakai acara ketahuan segala saat kita berdua pacaran di Tembok Cin(t)a. "

" Maaf sayang, lagian serapat-rapat nya kita menyimpan bangkai pasti akan kecium juga. Iya kan sayang? "

" Iya kak, tapi kakak yang jadi bangkainya. "

" Ih...ih...sayang, kamu kok ngomong seperti itu sih...!!! "

" Maaf kak, cuma becanda aja kok. "

" Ya udah deh nggak apa-apa jadi bangkai, yang penting sekarang kita buruan aja makannya biar kita berdua cepat-cepat kawin lari sekarang juga. "

" Kakak, Erin nggak mau kawin lari. Kalau kita berdua kawin lari, permusuhan 2 keluarga kita gimana? Pasti tambah parah kan? Terus perdamaian mereka berdua kapan akan terjadi kak? "

" Terserah deh kalau kamu nggak mau kawin lari sama kakak sekarang juga...!!! Kalau gitu kakak akan terima aja tawaran dari papi buat dijodohin dan dinikahin sama anak rekan bisnis papi bulan depan. "

" What? Dijodohin? Dinikahin? Bulan depan? "

" Iya Erin sayang. "

" Benarkah? "

" Iya sayang. Papi tuh marah banget saat kita berdua ketahuan pacaran dan papi marah banget sama kakak karena selama ini kakak udah bohong siapa pacar kakak yang sebenarnya. "

" Ya udah deh, kita kawin lari aja sekarang juga. Tapi..."

" Tapi apa sayang? "

" Sekolah Erin gimana kak? Apa Erin harus putus sekolah gara-gara kawin lari? "

" Sayang, kamu nggak harus putus sekolah kok. Kita kawin larinya cuma  nikah sirih aja. Nanti, setelah kamu lulus SMU, baru kita menikah secara negara dan kita adakan acara resepsi pernikahan kita berdua. Tapi ingat, nikah sirih kita berdua jangan sampai ketahuan sama orang lain. "

Tembok Cin(t)a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang