Erina mengusap-usap wajahnya yang terkena air ludah papanya saat berteriak sambil berkata...
" Ya allah pa, nggak pakai kuah juga kali pa...!!! "
Erick tersenyum mendengar ucapan Erina dan melihat kelakuan Erina. Tiba-tiba Erick bernyanyi lagu band GiGi...
" Perdamaian perdamaian perdamaian perdamaian..."
Papi Erick sangat kesal sekali mendengar nyanyian Erick begitu pun dengan papa Erina. Erick cuek aja melihat kekesalan di wajah papinya dan kekesalan di wajah papa Erina. Erick pun kembali berkata...
" Udah deh pi, ngapain sih pakai acara musuh-musuhan segala sama tetangga sendiri, kayak anak kecil aja deh, malu-maluin. Apa salahnya sih, damai aja sama tetangga sendiri. Gitu aja kok repot. "
" What...?!?! Erick...!!! Kamu kenapa ikut-ikutan sih...?!?! Sok nasehatin orang tua lagi...!!! "
Ucap papi Erick sangat kesal. Erick hanya meringis sambil mengusap-usap wajahnya yang terkena air ludah papinya saat berteriak dan berkata...
" Wah ini sih bukan kuah lagi namanya, ini sih hujan lokal...!!! "
Tiba-tiba Erina tertawa terbahak-bahak...
" Ha...ha...ha...hujan lokal, parah. Masih mendingan Erin cuma pakai kuah. "
Erick tersenyum malu pada Erina dan berkata pada Erina...
" Iya sih, tapi kuah dan hujan lokalnya sama-sama bau kan? "
" Iya. "
" Ha...ha...ha..."
Erina dan Erick tertawa bersama-sama. Papi Erick dan papa Erina yang melihatnya sangat kesal sekali. Papa Erina pun langsung berkata..." Erin diam, jangan ketawa lagi...!!! Satu lagi, kamu jangan pernah bergaul sama anak musuh papa. Apalagi berpacaran dengannya. Ngerti kamu...?!?! "
Erina langsung diam dan tidak menjawab pertanyaan papanya. Papi Erick juga berkata...
" Kamu juga Erick, diam dan jangan ketawa lagi. Kamu juga jangan pernah bergaul sama anak musuh papi. Kamu juga jangan pernah berpacaran dengannya. Ngerti...?!?! "
Erick juga diam dan tidak menjawab pertanyaan papinya. Tiba-tiba papa Erina kembali berkata...
" Erina Sastrajaya...!!! Kenapa kamu tidak jawab pertanyaan papa? "
" Habisnya Erin bingung mau jawab apaan. Masa Erin nggak boleh temanan sama tetangga sendiri. Lagi pula, masa iya Erin pacaran. Erin kan masih kelas 1 SMP papa...!!! "
" Tapi kan kamu bisa temanan sama tetangga-tetangga yang lain. Iya
kan? "" Tapi kan kita nggak boleh pilih-pilih teman pa. "
" Iya papa tahu, tapi ini pengecualian...!!! Ngerti...?!?! "
" Iya deh di ngerti-ngertiin. "
Ucap Erina pasrah. Papi Erick melihat ke arah Erick dan berkata...
" Erick, kamu juga tadi kenapa tidak jawab pertanyaan papi? Kamu sebenarnya ngerti nggak sih yang tadi papi bilang sama kamu? "
" Iya pi. "
" Iya apa? "
" Iya...pokoknya gitu deh pi. "
Jawab Erick ogah-ogahan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Papi Erick yang melihatnya kembali berkata...
" Federick Fernandes...!!! Ngapain kamu garuk-garuk kepala seperti
itu? Papi tahu sebenarnya kepala kamu itu sama sekali tidak gatal. Iya kan? "" Iya pi. Erick cuma iseng aja kok garuk-garuk kepala. Lagian, masa garuk-garuk kepala aja Erick nggak boleh sih, pi. "
" Awas kamu ya Rick kalau kamu berteman, apalagi berpacaran dengan anak musuh bebuyutan papi...!!! "
" Iya deh pi kalau nggak ketahuan. Iya kan Erin? "
" Iya. "
Ucap Erina santai. Papi Erick dan papa Erina yang mendengarnya langsung berteriak..." Erick...!!! "
" Erin...!!! "
Erick dan Erina yang kaget mendengarnya langsung berteriak...
" Kabur...!!! "
Mereka berdua pun secepatnya langsung berlari masuk ke dalam rumah masing-masing.
Flashback end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tembok Cin(t)a
RomanceKisah cinta siswi Putih Abu-abu dengan mahasiswa yang terhalang tembok cin(t)a karena permusuhan kedua orang tua mereka masing-masing.