Part 14

667 44 0
                                    

Erina bingung harus menjawab apa atas pertanyaan papanya. Erina pun berbicara sendiri di dalam hati...

" Waduh, gawat nih. Kenapa papa harus tanya nama pacar aku sih? Kalau papa tahu nama pacar aku itu adalah Federick Fernandes gimana? Darah tinggi papa kan bisa naik. "

Melihat Erina yang diam saja membuat papa Erina kembali bertanya...

" Nama pacar kamu itu bukan Federick Fernandes kan Rin? "

" What? Kok papa ngomong gitu sih? Apa jangan-jangan papa tahu kalau aku itu pacaran sama kak Erick? Aku harus jawab apa nih? Ayo donk Erin cepatan mikir sekarang juga...!!! "

Ucap Erina di dalam hati. Tiba-tiba Erina berkata...

" Nama pacar Erin, kak Deri pa. "

" Nama lengkapnya siapa? Pasti nama terakhirnya adalah nama ayahnya kan? "

" Iya pa. Pa, please jangan tanya Erin lagi ya. Lagian kan Erin pacarnya baru dan bukan akan menikah saat ini juga. "

" Iya deh, yang penting kamu happy dan pacar kamu itu bukan anak musuh papa itu. "

Erina hanya diam dan cepat-cepat memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya dan makan dengan sangat lahap.

Tidak lama kemudian Erina dan Erick mengendap-ngendap seperti maling keluar rumah tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya dan bertemu di tembok cin(t)a.

Saat mereka berdua sama-sama berdiri di atas tangga, mereka berdua langsung berpegangan tangan. Erina pun langsung berkata...

" Kak Erick, kakak kok bilang nama Erin sama mami papi kakak itu Riri sih? Sebenarnya Riri itu siapa sih kak? Jangan-jangan cinta pertama kak Erick atau pacar pertama kak Erick yang sampai sekarang nggak bisa kak Erick lupakan. Iya kan? "

" Nggak sayang. Cinta pertama kakak dan pacar pertama kakak itu kan kamu, sayang. "

" Bo'ong...!!! "

" Benaran sayang. "

" Terus kenapa nama Erin harus Riri sih? "

" Dari pada kak Erick bilang nama kamu Erina Sastrajaya, kan gawat sayang. Kalau jantung papi kolaps gimana? Lagian ya sayang, nama Riri kan kakak ambil dari hurup yang ada di tengah nama kamu, tinggal buang E dan NA aja. Kamu sendiri kenapa pilih nama Deri saat mama papa kamu tanya siapa nama pacar kamu? Pasti alasannya sama kan seperti kakak? Tinggal buang hurup FE dan CK aja kan dari nama kakak? "

" Iya kak. Kak Erick tahu aja. "

" Iya donk, kita berdua kan sehati. "

" Iya kak. "

Tiba-tiba pembantu Erina datang dan berbisik...

" Non buruan turun...!!! "

" Kenapa bik? Ada papa mama ya? "

" Nggak non, tapi non dicariin sama tuan dan nyonya. "

" Memangnya kenapa bik? "

" Nggak tahu non, ayo cepat buruan turun. "

" Iya iya bik. "
Erina melepaskan pegangan tangannya pada Erick dan berkata...

" Kak, Erina turun dulu ya. "

" Iya sayang. Kamu hati-hati ya turunnya, jangan sampai jatuh. "

" Iya kak. Kakak juga hati-hati turunnya. "

" Iya sayang. I love you sayang... "

" I love you more kak Erick sayang. "

Dengan sangat hati-hati Erina pun langsung turun dari atas tangga. Setelah Erick memastikan Erina turun dari atas tangga dengan selamat dan tidak terjatuh, Erick pun langsung turun dari atas tangga dengan sangat hati-hati.

Setelah itu Erina langsung cepat-cepat menemui kedua orang tuanya. Kedua orang tua Erina yang menunggu kedatangan Erina langsung berkata...

" Kamu dari mana aja sih Rin? Kok lama banget sih. "

" Maaf pa, tadi Erin dari belakang. "

" Dari belakang? Ngapain? "

" Iseng aja ma. Oh ya ma, pa, mama dan papa mau ngomong apa sama Erin? "

" Hari Minggu ini kamu mau ikut mama dan papa ke Bandung nggak buat bertemu dengan kakek dan nenek kamu? "

" Minggu pa? Kayaknya nggak deh pa. "

" Kenapa? Mau pacaran sama Deri? "

" He...he...he...iya ma, maaf. "

Flashback end.


Tembok Cin(t)a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang