Part 19

658 41 0
                                    

Erina dan Erick sama-sama melamun dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tiba-tiba Erina berkata...

" Kak, papa Erin dan papi kak Erick pasti saat ini sedang perang dunia ke 3 deh kak. "

" Iya sayang. "

" Kak, kalau darah tinggi papa Erin tiba-tiba naik gara-gara kita berdua gimana? Kalau jantung papi kak Erick tiba-tiba kolaps gimana? Kalau tiba-tiba mereka berdua masuk rumah sakit gara-gara kita berdua gimana? "

" Sayang, kamu jangan ngomong seperti itu ya. Sekarang kita berdua berdoa aja ya. Semoga aja mereka berdua baik-baik aja dan nggak kenapa-napa. "

" Aamiin. "

" Kak...!!! "

" Apalagi sih sayang...?!?! "

" Kak, kalau papa benar-benar melaporkan kak Erick ke polisi gimana? Kalau kak Erick benar-benar masuk penjara gimana? Kalau kakak jadi mantan narapidana gimana? "

" Sayang, kamu jangan nakut-nakutin kakak donk. "

" Nggak nakut-nakutin kak, Erin cuma khawatir aja apa yang akan terjadi sama kakak. "

" Sayang, pokoknya sekarang kita berdua tenang aja. Kalau mereka berempat sayang sama kita berdua, mereka berempat pasti menuruti apa pun keinginan kita berdua. "

" Kakak kok yakin banget sih? "

" Ya iyalah. Kita berdua kan sama-sama anak tunggal dan sama-sama anak kesayangan. Iya kan sayang? "

" Iya kak. "

" Ya udah deh, dari pada pusing, lebih baik kita berdua mikirin tentang bulan madu kita berdua aja nanti. Iya kan sayang? "

" Iya kak. "
__________________

Di rumah orang tua Erina, papa Erina langsung mendatangi rumah papi Erick dengan penuh amarah. Sedangkan mama Erina mengikuti dari belakang dengan perasaan was-was dan penuh kekhawatiran.

Setibanya papa Erina di depan pintu rumah papi Erick, papa Erina langsung menggedor-gedor pintu rumah orang tua Erick seperti orang gila sambil berteriak-teriak...

" Andre...!!! Buka pintunya sekarang juga...!!! "

" Pa sabar pa. "

" Nggak ada sabar-sabaran ma. "

" Tapi nanti darah tinggi papa naik. "

" Terserahlah. "

Papa Erina pun kembali menggedor-gedor pintu rumah orang tua Erick dan kembali berteriak-teriak...

" Andre...!!! Buka pintunya sekarang juga...!!! Kalau kamu tidak mau buka pintu rumah kamu ini, sekarang juga akan saya dobrak pintunya. "

Dari dalam rumah, papi dan mami Erick cepat-cepat membuka pintu rumah mereka. Papi Erick pun langsung berkata...

" Ada apa ini, kenapa anda berteriak-teriak di rumah saya seperti orang gila? "

" Orang gila? Putra anda yang brengsek itu yang gila...!!! "

" Apa maksud anda bilang putra saya gila, Anwar...!!! "

" Karena putra anda si Erick brengsek itu sudah bawa lari putri saya, Erina. "

" Apa...?!?? Apa maksud Anda?!?! Anda kalau ngomong jangan sembarangan...!!! Jangan nuduh yang nggak-nggak tentang putra saya. "

" Saya nggak ngomong sembarangan dan nuduh-nuduh putra anda. Tadi saya telepon putri saya dan putra anda yang mengangkat teleponnya. Dia bilang mereka berdua sedang ada di hotel, tidak mau pulang ke rumah dan ingin kawin lari...!!! "

" Apa...?!?! Tidak mungkin...!!! Itu tidak mungkin terjadi...!!! Anda jangan bohong sama saya atau saya akan laporkan anda ke kantor polisi sekarang juga karena pencemaran nama baik...!!! "

" Anda tidak perlu repot-repot melaporkan saya ke kantor polisi karena saya yang akan menjebloskan putra anda ke dalam penjara karena sudah menculik dan membawa lari putri saya. "

" Apa? "

" Kenapa? Anda tidak percaya saya akan melakukan hal itu? Apa anda tetap berpikir bahwa ucapan saya tadi itu bohong? Kalau anda tetap tidak percaya, silahkan sekarang juga anda telepon putra anda...!!! "


Tembok Cin(t)a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang