Part 18

638 42 0
                                    

Setelah mereka berdua selesai makan siang, mereka berdua langsung check in di hotel. Saat di dalam kamar hotel Erina langsung berkata...

" Awas ya kalau kakak macam-macam sama Erin...!!! "

" Iya sayang, kakak nggak akan macam-macam sama kamu kok.  Kecuali... "

" Kecuali apaan? Kecuali kakak khilaf sama Erin...?!?! "

" Nggak sayang. Maksud kakak kecuali kalau kita berdua sudah sah sebagai suami istri. "

" Oh. "

Ucap Erina tersenyum malu-malu. Malam harinya tiba-tiba telepon Erina berdering. Erina yang kaget langsung berkata...

" Kak Erick gimana nih, mama telepon Erin. "

" Aduh, gimana nih sayang? "

" Kakak kok balik nanya sih sama Erin. "

" Habisnya kakak bingung. "

" Kakak sih ngajakin Erin kawin lari tapi nggak pakai perencanaan yang matang. "

" Maaf. "

Telepon Erina pun kembali berdering. Erina kembali panik dan berkata...

" Kak, papa telepon. Di angkat nggak?

" Di angkat aja sayang dan bilang kita berdua kawin lari. "

" Tapi Erin takut kak. Kakak aja ya yang angkat telepon dari papa Erin? "

" A...apa? "
Ucap Erick sangat kaget. Erina yang melihat ekspresi ketakutan di wajah Erick langsung berkata...

" Kakak nggak mau ya angkat telepon dari papa Erin? Kakak takut juga ya?"

" Iya sayang, maaf. "

" Ya udah deh, Erin balik aja ke rumah. "

" Sayang jangan...!!! "

" Tapi gimana kak, papa mama teleponin Erin terus-terusan? "

" Ya udah deh, biar kakak angkat aja teleponnya. "

Dengan sangat ragu-ragu Erick mengambil hp Erina. Erick menatap lama pada layar ponsel dan berkata...

" Sayang, doain kakak ya? "

" Iya kak, teleponnya di loudspeaker aja ya kak biar Erin bisa dengar? "

" Iya sayang. "
Dengan suara gemetaran Erick berkata...

" As...salam...muala...ikum..."

" Waalaikumsalam. Erick? Kamu Erick kan? "

" I...iya om. "

" Kenapa kamu yang jawab hp Erin?  Apa sekarang kalian berdua sedang bersama? "

" I...iya om. "

" Apa? Keterlaluan...!!! Bisa-bisanya kalian berdua bersama...!!! Cepat berikan hpnya sama Erin...!!! "

" I...iya om. "

Ucap Erick terbata-bata. Erick pun memberikan hp pada Erina. Tetapi Erina yang takut hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja dan berbisik...

" Nggak mau...!!! Kakak aja yang ngomong sama papa. Erin takut kak...!!! "

" Hallo...!!! Hallo...!!! Hallo Erin...!!! "

" Ini Erick om. Erin nya nggak mau ngomong sa...ma om. "

" Kenapa? Apa dia takut ngomong sama saya karena sudah berbuat salah? "

Erina mengangguk-anggukkan kepalanya dan Erick pun berkata...

" I...iya om. "

" Dimana kalian berdua sekarang...?!?! "

" Di...di ho...tel om. "

" Apa? Di hotel? Dasar anak sialan...!!! Laki-laki brengsek...!!! Bisa-bisanya kamu ajak putri saya ke hotel...!!! "

" Ma...maaf om. "

" Maaf...!!! Enak saja kamu bilang maaf..!!! Cepat suruh Erina pulang ke rumah sekarang juga brengsek...!!! "

" Pu...pulang ke rumah? Nggak mau, kita berdua nggak mau pulang ke rumah. Kita berdua mau kawin lari. "

" Apa...?!?! Kawin lari...?!?! "

" I...iya om. "

" Dasar pria brengsek...!!! Pria sialan...!!! Bisa-bisanya kamu bawa kabur putri kesayangan saya...!!! Sekarang juga saya akan buat perhitungan sama kedua orang tua kamu dan sekarang juga saya akan secepatnya menjebloskan kamu ke dalam penjara...!!! "

Ucap papa Erina dengan sangat kesal dan langsung mematikan hp nya begitu saja tanpa mengucapkan salam. Erina yang ketakutan langsung berkata...

" Gimana nih kak? Tadi papa marah banget sama kita berdua. "

" Kamu tenang ya sayang. "

" Tenang gimana, orang tangan kakak aja masih terasa dingin gini dan masih gemetaran gini. Kak, kita pulang ke rumah aja yuk? Kawin lari nya di cancel aja. "

" What? Di cancel? Nggak mau...!!! "



Tembok Cin(t)a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang