(3) MPLS(end)

65 10 8
                                    

Setelah tragedi tabrakan yang tak disengaja sampai menyebabkan seragam Reza basah, Dara langsung pergi kekelasnya dan mengutuk dirinya sendiri karena telah melakukan hal yang sangat ceroboh.

"Lo kenapa sih, Ra? uget-uget kaya cacing kurang makan aja lo!" Tanya Sela keheranan melihat tingkah Dara yang tak bisa diam karena gelisah.

"Aagghh..Selaaaa.." Rengek Dara dengan suara dan wajah kusut memelas.

"Apaan? gara-gara lo numpahin minuman dibaju kak Reza?" Tanya Sela sambil meminum teh botolnya.

"Iya! bayangin deh malu nya gue waktu itu, mending kalo anak lain yang bukan pengurus Osis, lah ini?bahkan ketos nya sendiri yang kena imbas gue!" Ucap Dara dengan penuh penekanan.

"Mangkanya jadi anak jangan kelewat ceroboh. Mama lo ngidam apaan sih waktu hamil lo? kok bisa punya anak minim otak pintar begini, gak bisa diem macam titisan belut, ceroboh, udah gitu bandel lagi kalo diomongin. Lengkap sudah sifat-sifat lo. Gak ada bagusnya!" Ucap Sela sambil menggelengkan kepalanya meratapi tingkah sahabatnya yang satu ini. Sedangkan Dara hanya memanyunkan bibirnya menatap Sela jengkel.

Teng! teng!..

Bel tanda masuk pun berbunyi. Siswa lain yang berada diluar pun segera masuk kekelas masing-masing. selang beberapa menit, para pengurus Osis yang menjadi pembimbing tiap kelas pun datang mengisi materi.

"....jadi, hari ini adalah hari terakhir kalian menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS. Jadi besok, diharapkan kalian datang sepagi mungkin karena kita akan mengadakan upacara penutupan MPLS. Waktu masuk sekolah itu tepat jam 7 pagi. Lewat satu menit dari itu, gerbang sekolah akan ditutup dan siapapun siswa yang terlambat harus menunggu sampai upacara selesai. Paham?" Jelas Reza panjang lebar dengan wajah datar namun terlihat tegas.

"Paham kak!" Sahut Para siswa serempak.

"Oke, hari ini kita pulang sedikit lebih awal karena pengurus Osis akan rapat untuk acara besok." Lanjutnya.

"Terus kita mau ngapain sekarang kak?" Tanya salah satu siswa.

"Enaknya ngapain ya? materi udah selesai semua, jadi?" Reza melirik kearah Aldo.

Melihat reaksi wajah Reza, Aldo pun paham dan menjawab, "Kita tes bakat dan kemapuan aja, gimana?"

"Setiap siswa harus bisa maju kedepan dan tunjukin bakat kalian disini, didepan siswa lain termasuk didepan saya dan juga Reza."Lanjutnya.

"Aduh, bakat gue apaan? masa gue disuruh gambar dipapan tulis kan gak banget." gumam Dara sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Lo kan bisa nyanyi, Ra. Dirumah kan biasanya lo teriak-teriak macam toa' masjid." Ujar Sela yang langsung mendapat tatapan sinis dari Dara.

"Itu kan kebetulan gue dirumah sendirian. Ini didepan orang banyak, Malu, La!" Ucapnya sambil menutupi wajahnya dengan tasnya.

"Nyanyi lagu yang biasa lo nyanyiin aja."

"Lagu apaan?"

"Lagu-"

"Silahkan dimulai dari pojok paling belakang sebelah kiri." Belum selesai sela bicara, Reza langsung bicara dan menunjuk kearah bangku yang ada dibelakang Sela. Siapa lagi jika bukan bangku Dara?

Sontak Dara pun kaget dan mati seribu bahasa disana. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus ia lakukan didepan nantinya.

"Tunggu apa lagi? silahkan maju kedepan!" Ucap Reza lagi yang semakin membuat Dara panik sampai berkeringat dingin.

"Sela gue harus apa sekarang?" Bisik nya pada Sela yang duduk didepannya.

Sela menoleh kebelakang, "Selain nyanyi kan lo bisa bikin puisi."

Love in Silence[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang