(18) Hukuman

27 6 2
                                        

~ maaf aja gak guna, kalo nyatanya lo bakal ngelakuin kesalahan yang sama.~

Setelah absen tanpa keterangan untuk beberapa hari, kini Dara masuk sekolah karena kondisi Mira--mamanya yang sudak sangat cukup membaik hingga sudah bisa dipulangkan kerumah.

Dara berjalan dikoridor dengan perasaan yang tak karuan. Ia masih memikirkan bagaimana caranya meminta maaf kepada Aldo, Reza dan juga senior lainnya karena ia absen tiga hari tanpa keterangan dan tidak mengikuti gladi ekskul untuk acara yang akan diadakan sekolah besok.

"Minta maaf sekarang apa nanti ya? Aduh gue rada takut. Kak Aldo kan kalo ngomong gak mandang cewek apa cowok, kak Reza juga sama aja. Sama-sama galak nan judes kalo ngomong." Dumelnya bicara pada diri sendiri.

Dara terus berjalan menuju kelasnya. Sesampainya ia didepan kelasnya, ia tak sengaja melihat Reza yang baru memasuki kelas XII IPA 1. Entah terlintas pikiran apa, Dara langsung berlari menghampiri Reza yang baru saja masuk kedalam kelasnya.

"Kak Reza!!"

Reza tersentak karena seseorang yang meneriaki namanya. Ia langsung berbalik dan mendapati Dara yang berdiri didepan pintu kelasnya.

"Ada perlu apa?" Tanya Reza dengan tatapan datarnya.

"Gu-gue.. ah, saya mau ngo-ngomong sesuatu sama kak Reza." Ucap Dara mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk meminta maaf pada Reza, lalu meminta maaf juga pada Aldo.

Reza menaikan satu alisnya menunggu Dara bicara. "Saya mau minta maaf karena udah tiga hari saya gak ikut latihan. Saya bukan tanpa alasan, kak, saya ada urusan jadi gak sempet izin."

Reza masih menatap Dara lekat demgan tatapan datarnya. "Niat ikut drumband gak sih?"

Dara mengernyitkan dahiny, "Kalo lo ada urusan dan gak bisa buat surat izin, lo punya hp kan? minta temen lo buat izinin lo. "

Raut wajah Reza tetap sama. Datar namun sedikit menakutkan.

"Maaf, kak." Dara memutuskan menunduk. Tak berani melihat wajah tanpa ekspresi yang ada didepannya itu.

Reza mendengus kasar, "Lo tau gak sih, tanpa kehadiran lo diekskul ataupun disekolah, rasanya ada yang hilang."

Sontak, Dara mendongakkan pandangannya sembari mengernyit karena bingung. "Maksud kak Reza apa?"

Seakan baru tersadar apa yang diucapkan barusan, Reza langsung memalingkan pandangannya dari Dara.

"Lupakan."

"Udah gue maafin, tapi lo juga harus minta maaf keAldo karena kesalahan lo."

Reza langsung melangkah masuk kedalam kelasnya, meninggalkan Dara yang masih kebingungan akan maksud dari ucapan yang dilontarkan Reza padanya.

Dara menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Jangan nethink deh. Maksud kak Reza itu tanpa kehadiran gue, anggota drumband berkurang."

Dara berusaha untuk berpikir positif mengenai maksud Reza. Walaupun sebagian pikirannya tidak bisa diajak berpikir positif.

Dara melangkah pergi menuju kelasnya yang tepat berada disamping kelas Reza. Sesampainya ia, ternyata sudah ada Tania dan juga Sela yang tengah duduk dibangku Tania yang berada didepan bangku Dara.

"Daraaa!!" Teriak Sela histeris ketika melihat Dara datang.

"Lebay, lo." Sahut Dara langsung duduk dibangkunya tanpa menghiraukan Sela.

"Lo kenapa tiga hari gak masuk? tanpa keterangan lagi." Tanya Tania sembari memutar bangkunya menghadap belakang.

"Mama gue masuk Rumah Sakit, gue gak sempet bilang kalian. Hp gue juga waktu itu mati. Ya maklum, sifat pelupa gue melanda."

Love in Silence[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang