Setelah bel istirahat telah usai, dara, sela dan juga tania pun kembali kekelasnya. Hari ini seperti hari kemerdekaan bagi para siswa. Karena ketika bel masuk berbunyi, seluruh siswa disuruh berkumpul ditengah lapangan dan guru mengumumkan bahwa mereka akan dipulangkan lebih awal karena semua guru akan rapat.
"Lo langsung pulang,ra?" Tanya sela yang juga tengah membereskan buku-bukunya kedalam tas.
"Iya,"
"Naik?"
"Bis mungkin?" Dara langsung keluar kelas setelah selesai memasukan semua bukunya kedalam tas, sela pun mengekor dibelakang dara sambil menjajarkan langkahnya.
"Ra!! dara!!" Terdengar suara cempreng yang memekikkan telinga yang meneriaki nama dara.
"Tania?apaan sih lo?berisik tau!" Ketus sela sambil menutup telinganya.
"Sorry, eh ra lo dipanggil bu maya tuh dikantor."
"Kapan manggilnya?" Dara heran.
"Tadi gue papasan sama bu maya waktu ketoilet." Dara hanya ber-oh ria lalu menghela nafas malas. Ya, sudah pasti ia akan pulang terlambat.
"Oke, gue duluan ya." Dara pun pergi meninggalkan tania dan juga sela.
"Kenapa gue dipanggil?" Gumamnya sambil berjalan kearah kantor.
Karena kantor yang lumayan jauh tapi tidak terlalu jauh, dara pun mempercepat langkahnya atau bisa dibilang sedikit berlari.
Bruk!
Karena asik melihat jam yang melingkar ditangan nya, dara sampai tidak memperhatikan jalan dan dia pun menabrak seseorang didepannya yang juga tengah berjalan.
"Aduh, kak! maaf gue gak tau.." Dara meminta maaf sambil mengangkat jarinya membentuk V.
"Mangkanya kalo lari itu sambil liat jalan." Ucapnya dengan nada datar namun disertai senyum tipis.
"Iya, so-sorry kak!" Dara meminta maaf lagi dan melanjutkan langkahnya menuju kantor.
"Eh tunggu!" Sontak, dara langsung memberhentikan langkahnya mendadak dan segera menoleh kearah reza. Ya, orang yang ditabrak dara itu adalah reza.
"Kenapa kak?"
"Gapapa, gue cuma mau nanya.. ta-tan-tani-.."
"Apaan sih?ngomong yang jelas. Tania?" Ketus dara menunggu reza menyelesaikan ucapannya yang terbata-bata itu.
"Iya, dia udah pulang?" Dara menaikan alisnya heran.
"Tumben nanyain, jangan-jangan..." Dara menyipitkan kedua matanya menatap tajam reza.
"Apa?" Reza bingung.
"Gapapa, dia udah pulang tadi sama sela. Mungkin masih diparkiran?" Lanjut dara.
"Oh" singkatnya sambil berjalan melewati dara.
"Oh doang?! untung kakel-_-" Gumam dara kesal lalu menghentakan kakinya menuju kantor. Mungkin jika reza tidak memanggilnya ia sudah sampai daritadi.
*********
Malam hari pun tiba, seperti biasa dara menatap langit malam lewat jendela kamarnya. Sambil menikmati angin malam, dara memejamkan matanya.
Dreett! dreett!
Handphone dara pun berdering. Dara langsung mengambil handphonenya yang ia letakkan diatas meja belajarnya. Ternyata itu vidcall dari tania dan juga sela.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence[REVISI]
Jugendliteratur_Walaupun kau memilihnya, hati ini tetap untukmu. Mencinta dalam diam adalah caraku mengagumimu_ menurut kalian, apa yang paling melelahkan? Mencintai dalam diam atau mengejarnya secara terus terang? Bagi Dara keduanya tidak ada bedanya, Sama-sama m...