Setelah memperhatikan instruksi dari amanda, para junior kelas X pun mempraktekannya satu per satu didepan. Sedangkan yang lain memperhatikan sambil menunggu giliran.
Lain dengan dara yang sedari tadi gelisah sambil membongkar tas nya berkali kali.
"Cari apaan sih, ra?sibuk banget daritadi." Tanya tania yang memperhatikan dara tengah sibuk dengan isi tasnya.
"Stik gue..." Gumam dara yang masih fokus mencari cari didalam tasnya.
"Stik?lo gak bawa?"
"Enggak, gimana dong?gue lupa... padahal tadi udah gue siapin.." Ucap dara semakin bingung karena lupa membawa stik drumband miliknya.
"Terus gimana?" Tanya tania.
" Pinjem stik lo.." Pinta dara sambil menunjukkan wajah memelasnya.
"Emang boleh?"
"Boleh lah, masa minjem stik aja gak boleh sih?" Ketus dara.
"Yaudah nanti gue pinjemin."
Dara pun mulai tenang sejenak. Tak lama kemudian, tania dipanggil pak doni untuk masuk kedalam kelompok pertamanya. Mengapa? karena dikelompok dua terlalu banyak dan harus dibagi lagi sama rata. Beberapa anak kelas X pun dipindah kekelompok pertama, termasuk tania namun tidak dengan dara.
"Aduh kenapa tania ikut sih?terus gimana dengan gue?gue kan gak bawa stik" Gumamnya pada diri sendiri.
Tiba lah giliran dara untuk mempraktekan didepan. Namun....
"Maaf kak, saya gak bawa stik" Ucap dara pasrah.
"Kenapa gak bawa?" Tanya aldo dengan wajah datar namun dengan nada ramah.
"Ketinggalan kak." Ucap dara terus terang.
Mendengar itu, aldo pun langsung bertindak. Ya, mengomeli dara yang terlupa membawa stik dengan nada sedikit tinggi layaknya guru yang memarahi muridnya lupa mengerjakan pr. Sedangkan dara hanya diam dan pasrah mendengarkan ocehan demi ocehan yang diberikan aldo padanya.
"Udah, do.. cuma gak bawa stik aja lo marahin gitu." Ucap reza menengahi.
"Ya sorry, abis dia ceroboh banget." Ketus aldo sambil melipat kedua tangannya didepan dada menatap tajam dara.
"Udah-udah, kamu yang namanya adara sini kedepan." Ucap reza dengan wajah datar dan nada seperti memerintah.
"Tapi kak-"
"Pake stik gue." Reza langsung memotong ucapan dara yang belum selesai ia ucapkan.
Mau tak mau, dara pun maju kedepan dan reza langsung memberikan stiknya pada dara.
"Cepet main."
Dara mengambil nafas, lalu mulailah ia memukul. Ketukan demi ketukan terdengar sempurna,yang artinya dara berhasil menguasai alat tersebut.
"Itu bisa. Masuk dibarisan mereka yang udah bisa." Ucap reza menunjuk berisan anak-anak yang ada dipojok kanan. Dara pun mengembalikan stiknya lalu bergegas masuk kebarisan yang telah ditentukan tersebut.
Ekskul pun terus berlanjut sampai waktu menunjuk pukul 17:00 yang artinya ekskul telah usai. Semua berbaris dilapangan dan pak doni memimpin doa untuk penutupan ekskul hari ini.
"Huuftt baru pertama ekskul udah malu-maluin aja gue" Gumam dara yang tengah berjalan menuju parkiran dengan tania.
"Kenapa lo?"
"Masa tadi...." Dara pun menceritakan semuanya kepada tania. Sontak, tania langsung tertawa lebar mendengar cerita dari sahabatnya itu.
"Gue serius bambank!" Ketus dara mulai kesal dengan tania.
![](https://img.wattpad.com/cover/200405542-288-k587675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence[REVISI]
Ficção Adolescente_Walaupun kau memilihnya, hati ini tetap untukmu. Mencinta dalam diam adalah caraku mengagumimu_ menurut kalian, apa yang paling melelahkan? Mencintai dalam diam atau mengejarnya secara terus terang? Bagi Dara keduanya tidak ada bedanya, Sama-sama m...