(5) Desiran

50 7 0
                                        

Memang ya, orang ganteng punya cara sendiri buat ngebaperin cewek

*****

Sesampainya Dara dikelas, ia langsung mendudukan dirinya sambil membanting tasnya keatas meja dengan keras.

"Lo kenapa sih? ngagetin aja tau gak?" Protes Sela yang sedari tadi sudah duduk dibangku sebelah Dara.

"Gapapa." Dara menghela napas kesalnya dan menelungkupkan wajahnya diatas tas yang ia letakkan diatas mejanya itu.

"Pagi-pagi udah kusut gitu muka lo. Kenapa sih?" Tanya Sela heran sambil memakan roti yang ia bawa dari rumahnya.

Dara menghela napasnya panjang lalu menghembuskannya kembali sebelum memulai pembicaraan.

"Masa tadi gue hampir diserempet sama si ketos sialan itu?! Udah gitu dia malah nyalahin gue, dia bilang katanya gue yang salah karena jalannya ditengah, padahal gue udah jalan dipinggir ya walaupun agak ketengah sedikit sih, tapi kan tetap aja dia yang salah! "Ucap Dara sambil menggebrakan meja beberapa kali, ia juga langsung mengambil roti yang ada dikotak bekal nya Sela lalu memakannya hingga habis.

"Itu-"

"Sorry, gue laper. Belum kenyang tadi pagi padahal gue makan nya banyak banget. Tapi gue laper lagi nyampe sini." Ucap Dara santai dengan tampang tak berdosanya sambil melahap rotinya.

"Temen laknat ya lo. Gue doain lo jadi gendut baru tau rasa." Ketus Sela sambil memincingkan bibirnya menatap Dara yang tengah asik melahap roti miliknya.

"Bodo, Gue gak peduli." Santai Dara lalu mengambil botol minum dari dalam tasnya.

Selang beberapa menit, bel masuk pun berbunyi. Kelas pertama dimulai dengan mata pelajaran matematika, dimana sang guru adalah walikelas kelas X IPA 4. Ya, kelas Dara.

"Perkenalkan saya ibu Dahlia selaku guru matematika dan juga walikelas kalian. Jadi..."

Setelah memperkenalkan diri, bu Dahlia pun melanjutkan materi pelajarannya. Hingga bel istirahat berbunyi, bu Dahlia pun keluar dari kelas begitupun dengan para siswa yang segera pergi kekantin.

"Ra, ke kantin yok. Laper gue gara-gara roti gue lo abisin." Ajak Sela disertai nada sindiran. Sementara Dara hanya nyengir kuda sambil mengangkat dua jarinya membentuk 'V'.

Karena jarak antara kelas dan kantinya yang lumayan jauh, mereka harus melewati beberapa ruangan. Seperti ruang UKS dan juga ruang musik.

Saat mereka melewati ruang musik, seketika langkah mereka berdua terhenti tepat didepan pintu ruang musik.

Dari dalam ruangan terdengar suara petikan gitar yang sangat merdu dan juga suara seseorang tengah bernyanyi dengan volume suara yang cukup pelan. Mereka berdua pun mengintip hati-hati kedalam ruangan dan mendapati seorang siswa tengah duduk dimeja lengkap dengan gitar dipangkuannya sembari memainkan cord sesuai dengan lagu yang ia nyanyikan.

"Itu kak Reza kan?" Tanya Sela dengan suara pelan agar tidak terdengar sampai kedalam.

"Hah? mana? gue gak liat. Kepala lo nutupin." Ucap Dara sambil berusaha menyempil dicelah antara pinggiran pintu dengan kepala Sela.

"Heh daki trenggiling! Jangan nyempil gitu juga dong, mulut gue makan rambut lo nih!" Oceh Sela sambil menyuruh Dara sedikit bergeser agar bisa melihat orang yang tengah bermain gitar tersebut.

"kak Reza?" batinnya setelah melihat Reza tengah bermain gitar didalam ruang musik tersebut.

Terlihat bahwa Reza sangat menghayati petikan demi petikan dari senar gitar tersebut dengan lagu yang tengah ia nyanyikan.

Love in Silence[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang