Hari terus berganti. Hari demi hari dijalani dara seperti biasanya. Berangkat sekolah, belajar,istirahat, kekantin bareng teman-temannya, pulang. Begitu seterusnya. Ah, satu lagi yang kini ia jalani. Semenjak hari itu, tepatnya dimana ia dan reza keperpustakaan bersama. Entah apa yang membuat teman-temannya mengejeknya kalau ia tengah dekat dengan reza. Ia membantah dan mengatakan dengan tegas bahwa dirinya dengan reza hanya sebatas kakak kelas dan adik kelas. Dara juga berpikir kalau reza menyukai tania. Entahlah, itu hanya pemikiran dara saja, jika benar, dara juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Dara, sela, dan juga tania kini tengah duduk dibawah pohon depan kelasnya yang biasa mereka singgahi dijam istirahat selain kantin. Hanya sekedar berkumpul.
"Eh, Ra. lo liat deh," Ucap sela sambil menunjuk kesuatu arah.
"Apaan?" Sahut dara sambil mengunyah keripik yang habis ia beli dikantin.
"Itu, kak reza sama temennya lagi main gitar didepan lab komputer." Dara menoleh sesuai petunjuk tangan sela. Begitupun tania.
"Oh, terus?" Cuek dara seakan tak peduli.
"Dih sok jutek lo. Bilang aja lo suka sama kak reza" celetuk sela dengan wajah seperti tak memiliki dosa.
"Hah?gue?gak salah lo? tania kali yang suka," Ketus dara.
"Kok gue? gue daritadi makan malah disangkut pautin lo pada." sewot tania tak terima dirinya disangkut pautkan dengan perdebatan unfaedah antara dara dan sela.
"Tapi lo juga suka kan?" Ledek dara dengan alis yang ia naik turunkan.
"Gue?gak lah. Cuma temen doang. Ya kali gue suka sama orang macam dia." Sahut tania.
"Yakin?tapi chat lo sama dia sosweet banget tuh, kaya orang lagi pdkt." Sontak mendengar itu, tania langsung keselak.
"Hah? sok tau lo. Tau darimana?"
"Oh iya, gue lupa ngasih tau lo. Jadi kemarin tuh kan lo nitip hp sama gue, nah gue buka lah hp lo, awalnya gue minjem buat main game terus ada notice masuk, yaudah deh gue buka aja. Eh gataunya dari kak reza. Karena penasaran jadi gue baca aja tuh chat lo sama dia dari awal sampe akarnya." Ucap dara panjang kali lebar kali tinggi seperti sedang bercerita.
"Dasar lo ya! Kenapa gak bilang sama gue adara?!!" Ketus tania jengkel.
"Ya abis gue ketagihan bacanya, lagian gue juga lupa ngasih tau lo." Jawab dara enteng seperti tak mempunyai kesalahan.
"Lain kali gak bakal lagi deh gue nitip hp ke lo. Bahaya!" Tania mendengus kesal sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Lah ngambek lo. Oke deh gue minta maaf, jangan marah dong.." Rayu dara dengan raut wajah menyesal--ralat. Raut wajah yang seakan menahan tawa karena melihat wajah masam nya tania yang imut dan menggemaskan seperti anak TK ngambek minta dibeliin permen.
"Yaya, untung lo temen." Tania mengalah. Biasanya jika sudah seperti itu baik dara maupun tania tidak ada yang mau mengalah. Bahkan mereka lanjut dengan perdebatan yang sangat unfaedah. Bahkan perdebatan itu bisa sampai berjam jam tak ada habisnya jika satu dari mereka tidak ada yang mengakhirinya.
"Eh kalian berdua, sini deh. Itu kak reza ngeliatin siapa sih? kok liatnya kayanya kearah sini ya?" Ucap sela yang masih terfokus memperhatikan reza.
"Tania kali." Jawab dara santai.
"Gue aja terus, ra-_" Dumel tania.
"Eh tapi kok kayanya dia ngeliat lo ya ra?Ini seriusan anjir! lo liat baik-baik deh." Sela lama-lama kesal sendiri sambil menarik wajah dara untuk melihat tepat kearah depan. Ya, tepat kearah reza.
Benar saja, reza memang tengah melihat kearah nya. Tidak, dara tidak boleh geer. Mungkin saja ada orang lain diantara mereka bertiga yang berada disana.
"Jangan berharap lebih, ra.. jangan baper kalo entar akhirnya nyesel.." Batinnya dalam hati meyakinkan dirinya sendiri.
"Ciee dara diliatin kak reza tuh," Ledek tania sambil menyenggol lengan kiri dara.
"Apaan sih lo?!" Oke, teringat dengan sifat dara yang mudah terbawa perasaan, jantungnya pun kini tengah berdetak tak beraturan setelah curi-curi pandang dengan reza. Namun dara tak ingin memandang lebih lama, lebih baik ia cepat-cepat membuang muka daripada ia harus merasakan sesak akibat jantungnya yang spontan bekerja lebih cepat seperti sedang lari maraton.
"Gue kenapa sih? Apa bener gue suka kak reza?"
.
.
.
.
.
.
.
.~~~TBC~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence[REVISI]
Fiksi Remaja_Walaupun kau memilihnya, hati ini tetap untukmu. Mencinta dalam diam adalah caraku mengagumimu_ menurut kalian, apa yang paling melelahkan? Mencintai dalam diam atau mengejarnya secara terus terang? Bagi Dara keduanya tidak ada bedanya, Sama-sama m...