⚠️angst
"Jungkook belum pulang juga?" Jihyo bertanya pada dirinya sendiri saat terbangun dari tidurnya disofa pukul 01.00 pagi, menunggu Jungkook pulang, seperti biasa. Jihyo menghela nafasnya. Sudah 3 bulan belakangan ini Jungkook sering pulang larut malam bahkan menjelang pagi atau tidak pulang sama sekali, tanpa kabar. Jihyo tidak mengerti apa yang Jungkook kerjakan belakangan ini sampai sampai sangat sibuk, bahkan jika Jihyo bertanya Jungkook akan marah dan menyuruh Jihyo untuk tidak banyak bertanya karena ia lelah. Wanita itu jadi tidak pernah bertanya kepada Jungkook lagi karena takut suami nya akan marah kembali. Jihyo hanya akan membawa barang, menyiapkan segala kebutuhan Jungkook, lalu Jungkook pergi kembali. Jihyo hanya berusaha berpikir positif, mungkin suaminya sedang banyak kerjaan sehingga sangat sibuk dan lelah. Saat sedang bertengkar dengan pikirannya, tiba tiba pintu rumah terbuka menampilkan sesosok suaminya, sekarang sudah pukul 01.45 pagi
"J-Jungkook akhirnya kamu pulang" Jihyo tersenyum manis mendekat kearah Jungkook lalu mengambil tas suaminya, membukakan dasi suaminya,
"Mau teh atau kopi Kook?"
"Aku langsung tidur saja" Jungkook lalu langsung pergi kekamarnya tanpa menoleh kearah Jihyo
Jihyo terdiam. Semakin hari Jungkook semakin dingin bahkan menjaga jarak kepadanya. Apa salah Jihyo? Apa yang ia perbuat sampai Jungkook seperti ini padanya? Jihyo ingin menangis namun ia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar menjadi perempuan yang kuat dan lebih baik mengintropeksi dirinya daripada harus menangis. Sekuat tenaga Jihyo berusaha menahan tangisnya. Setelah membereskan semua perlengkapan Jungkook, ia pun menyusul suaminya kekamar.
Jungkook sudah tertidur menghadap jendela, membelakangi istri nya itu. Jihyo mendekat dan tidur disebelah Jungkook, karena Jihyo pikir Jungkook sudah tidur ia pun berbicara sambil mengelus rambut Jungkook lembut,
"Kook, rasanya aku hanya berani berbicara perasaanku kepadamu saat kamu tertidur. Aku tidak tau apa yang membuatmu seperti ini, apa salahku Kook? hiks. Aku selalu berusaha berpikir positif tetapi rasa nya semakin lama pikiranku selalu bertengkar dengan perasaanku hiks. Dan.. Aku tidak tahu siapa itu Jinnie tetapi sepertinya kalian sangat dekat hmm maafkan aku tidak sengaja melihat ponselmu. Aku selalu berusaha berpikir Jinnie adalah karyawan atau rekan kerjamu tetapi lama kelamaan sepertinya dia lah alasan mu seperti ini Kook. Hikss jawab Kook hikss. Aku mencintai mu Kookie ah hiks" Jihyo menumpahkan airmatanya. Ia sudah tidak kuat lagi. Biarpun Jungkook tertidur dan tak mendengarnya, setidaknya ia puas karena telah menumpahkan airmatanya. Karena lelah menangis terus menerus Jihyo pun tertidur dalam keadaan memeluk Jungkook dari belakang.Tanpa Jihyo ketahui, Jungkook belum tertidur. Jungkook mendengar semuanya. Saat mendengar dengkuran halus Jihyo, Jungkook berbalik menghadap istrinya, mengelus pipi serta menghapus bekas airmata Jihyo.
"Maafkan aku" Jungkook tidak ingin mengeluarkan suara lebih banyak, ia memilih tertidur dan memeluk Jihyo.Jihyo terbangun. Sudah jam 08.00 pagi tentunya suami nya telah berangkat kerja. Hari hari nya terasa begitu sepi saat 3 bulan belakangan ini Jungkook sangat sibuk dan dingin kepadanya, ditambah pernikahan mereka yang sudah menginjak 5 tahun tetapi belum diberi keturunan. Jihyo termenung.
———
Jihyo saat ini sudah berada disupermarket untuk belanja bulanan. Ia melihat Taehyung, sahabat Jungkook. Jihyo pun menyapa Taehyung,
"Tae! Apa kabar! Kenapa kau tidak dikantor huh? Jungkook akan marah seperti kelinci kelaparan kekeke" Jihyo berusaha bercanda menutupi yang sebenarnya terjadi. Taehyung yang sebenarnya tau apa yang terjadi dirumah tangga sahabatnya ini merasa kasihan pada Jihyo,
"Ah Jihyo! Aku merindukanmu kekeke. Aku sudah keluar dari kantor Jungkook, membuka kantorku sendiri"
"Daebak! Aku bangga padamu Tae. Aku juga merindukanmu, padahal dulu kau sering kerumah hanya sekedar menumpang makan kekeke"