Jihyo dan Jungkook telah melangsungkan pernikahan mereka dengan megah karena kedua orang tua mereka masing masing adalah pengusaha yang sangat sukses dan tentu saja kaya raya.
Sebelum pernikahan berlangsung, Jungkook dan Jihyo sudah beberapa kali bertemu. Dan Jungkook tidak sama sekali mengeluarkan sepatah kata pun kepada Jihyo sampai hari dimana pernikahannya berlangsung pun ia tetap dingin dan hanya memberikan wajah mencemooh kepada Jihyo yang tampak biasa saja akan perjodohan ini.
Tentu saja sebenarnya Jihyo juga tidak ingin perjodohan ini apalagi melihat yang akan menjadi suaminya ini sangat angkuh dan dingin. Tapi bagaimanapun juga Jihyo hanya bisa tersenyum dan ikhlas demi kedua orang tuanya dan kebaikan keluarga Jeon.
—
Jihyo dan Jungkook kini telah tiba di mansion yang sudah disediakan oleh Mr.Jeon Johyuk, tentu saja mansionnya mewah dan sangat luas.
Jihyo yang melihat mansionnya membulatkan mulutnya takjub, walaupun rumah orang tuanya sangat besar dan mewah juga, namun ini dua kali lipat dari rumah orang tuanya apalagi hanya akan dihuni oleh Jihyo dan Jungkook saja.
Jihyo yang ingin mencairkan suasana diantara dirinya dan Jungkook pun berusaha membuka suara,
"Em, Jungkook?" Jihyo menatap mata Jungkook yang hanya dibalas tatapan dingin dan menaikan alisnya seperti bertanya, masih tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun,
"A-apakah mansion ini tidak terlalu besar untuk kita berdua?"
"Bukankah harusnya kamu bersyukur huh? Wanita diluaran sana bertekuk lutut untuk hanya menjadi pendampingku agar menikmati aset aset mewah keluargaku" Jungkook akhirnya berbicara walaupun sangat dingin dan didampingi oleh smirknya,
Jihyo mengutuk dirinya dalam hati karena menganggap Jungkook sexy.
"Jung-"
"Apa lagi sih? Jangan mentang mentang tadi aku berbicara lumayan panjang berarti aku sudah menganggapmu! Kamu itu bukan apa apa bagiku. Hanya wanita murahan yang terima begitu saja dijodohkan"
Jihyo terdiam ditempat dengan mata berkaca kaca, padahal ia hanya ingin menanyakan kamar mana yang harus ia tempati karena ia lelah, toh bagaimana pun ia harus menjaga sopan santun karena ini adalah mansion keluarga Jeon dan Jungkook tidak menganggapnya. Hanya karena ingin bertanya namun gadis itu malah dibuat sakit hati oleh suaminya sendiri.
Jihyo meneteskan airmatanya, baru beberapa jam saja dari pernikahannya suaminya sudah mengeluarkan kalimat keji untuknya, bagaimana hari hari kedepannya?
Tidak ingin bertengkar, Jihyo hanya mengeluarkan kata maaf dengan sangat pelan hampir seperti berbisik, lalu lari kelantai atas dan masuk asal ke kamar yang bisa ia tempati. Ia menangis dikasur masih menggunakan gaun pernikahannya, lalu tertidur saking lelahnya.
—
Jihyo akhirnya terbangun setelah tertidur sambil menangisi nasibnya, ia melihat kearah jam dan terkejut karena sudah pukul 11.30 malam. Ia segera mandi dikamar mandi yang tersedia dikamarnya dan bergegas ganti baju, ia kelaparan.
Jihyo pun turun kebawah untuk melihat makanan atau bahan makanan yang bisa ia masak didapur. Ia hanya melihat ramyun instan dan juga telur, wajar saja karena mansion ini baru jadi pasti makanannya hanya yang basic saja.
Jihyo pun memasak ramyun dan memakannya diruang tamu, ingin cepat cepat selesai takut apabila Jungkook terbangun.
Jihyo telah selesai memakan dan bergegas mencuci mangkuk dan gelas yang habis ia gunakan, namun tiba tiba ada sesosok tubuh yang besar dan wangi maskulin yang memeluknya dari belakang, membuat Jihyo kaget dan teriak kecil. Jihyo membalikan badannya dan melihat Jungkook dengan smirknya.
"Kenapa kaget huh? Bukankah kamu menyukainya, jalang?"
Lagi lagi Jungkook mengeluarkan kalimat yang sangat menusuk hatinya. Jihyo tidak tahu ia salah apa, ia hanya menuruti perjanjian orang tua nya dan ingin berterimakasih kepada Mr. Jeon Johyuk, kenapa Jungkook sangat membencinya?
Jihyo kembali mengeluarkan air mata dan segera mengelapnya, ia tetap tidak ingin bertengkar, bagaimanapun Jungkook adalah suaminya ia tetap harus patuh pada Jungkook. Yang bisa Jihyo lakukan sekarang hanya lari menuju kamarnya dan meruntuhkan dirinya kekasur.
Jihyo tidak mengerti, mengapa Jungkook bertingkah aneh dan hanya bisa mengeluarkan kata kata yang menyakitkan. Lebih baik ia kembali seperti sebelumnya tidak mengatakan apapun daripada harus mengerluarkan kata kata yang hanya menyakitinya saja, pikir Jihyo.
Sementara disisi lain, Jungkook terdiam didapur, ia heran mengapa Jihyo hanya selalu langsung pergi saat ia bahkan mengeluarkan kata kata yang tidak pantas. Padahal Jungkook sengaja seperti itu agar Jihyo menyerah dan minta cerai. Jungkook berkutat dengan pikirannya sebentar lalu memilih menelfon kekasihnya.
"Goodnight chagi"
"Hmm"
"Mengapa tadi kamu tidak datang ke pernikahanku?"
"Kamu pikir saja sendiri huh. Aku harus melihat kekasihku sendiri menikah dengan orang lain? Tidak akan. Bahkan sekarang aku masih marah besar kepadamu. Apalagi ide gila orang tuamu."
"Ya Chaeryeong! Kamu ini kenapa? Jangan pernah bawa bawa orang tua ku"
"Loh bukankah memang benar, ide orang tua mu itu gila Jungkook. Orang tua mu itu menyebalkan!"
"Cukup. Bagaimanapun orang tuaku, kamu tidak pernah berhak mengusik atau menilainya sedikit pun. Paham?" suara Jungkook langsung tajam dan dominan, membuat kekasihnya ketakutan,
"A-ah mianhae. Yasudah kalau gitu besok aku mau kita ketemu, aku ingin beli baju baru Kook"
Jungkook yang lelah dengan kelakuan kekasihnya itupun langsung mematikan telfonnya begitu saja. Ia heran belakangan ini yang kekasihnya lakukan adalah marah marah, minta dibelikan ini itu, dan juga manja. Berbeda dari pertama kali mereka bertemu, perhatian, pendiam, dan juga manis. Jungkook pun heran dengan perubahan kekasihnya.
Jungkook pun segera bergegas ingin tidur menuju kamarnya, namun ada yang menarik perhatiannya saat melewati kamar yang ditempati Jihyo, gadis itu lupa menutup pintu dengan rapat.
Jungkook masuk kekamarnya dan tersenyum kecil melihat Jihyo yang ketiduran dengan air mata membekas dipipinya. Lucu menurut Jungkook. Namun Jungkook tetap merasa membencinya karena menerima perjodohan itu begitu saja.
Jungkook pun mengelap bekas airmata Jihyo dan membenarkan posisi tidur Jihyo lalu memasangkan selimut agar gadis itu tidak kedinginan. Entah kenapa Jungkook melakukan itu, Jungkook sendiri juga tidak sadar, ia melakukan itu dengan sendirinya.
"Goodnight"
Jungkook keluar dari kamar Jihyo dan menutup pintu itu pelan pelan agar Jihyo tidak terbangun, tanpa Jungkook sadari Jihyo terbangun sejak saat Jungkook mengusap bekas airmata dipipinya.
—
Hai.
Aku sengaja skip setelah pernikahan karna bakalan panjang bgt kalo aku ceritain semuanya, karena ini hanya cerita pendek. Aku juga akan buat ini mungkin sampai 3/4 part.
Next?
Jangan lupa comment dan votenya,
sangat membantu ku biar bersemangat membuat part selanjutnya ☺️