26, Mint Choco Ice Cream

897 103 9
                                    

Jihyo sudah berdandan rapih, siap untuk berburu rasa ice cream kesukaannya dari brand yang paling ia sukai juga, mint choco.

Mint choco belakangan ini sedang populer karena rasanya yang unik dan juga menarik. Dan lezat tentu saja bagi para penyuka mint choco, namun banyak juga yang tak menyukai rasanya.

Jihyo sangat antusias karena brand ice cream kesukaannya kini juga mengeluarkan rasa kesukaannya. Brand yang Jihyo sukai ini sangat populer makanya ia buru buru takut kehabisan, apalagi yang ia incar rasa baru dan memang pembukaan hari ini.

Jihyo membuang nafasnya kelelahan berlari dari lantai 1 ke lantai 2 pusat perbelanjaan tersebut. Ia terkena macet dijalan makanya ia buru buru karena sudah terlambat 30 menit dari jam pembukaannya tadi.

Jihyo dari jauh sudah bisa melihat brand ice cream kesukaannya itu, ia pun tersenyum. Dengan sekuat tenaga ia berlari kembali menuju brand ice cream itu berharap rasa mint choco nya masih tersedia.

"Aku mau yang ini!" Ucap kedua orang secara bersamaan.

Jihyo terkejut karena ia bukannya memegang ice cream tersebut malah memegang tangan orang lain yang juga menyautkan kata yang sama dengannya.

Jihyo lantas menengok kearah pria disebelahnya.

Ia terdiam. Pria ini sangat tampan. Namun ia tak akan mengalah karena ketampanannya.

"Ya! Aku duluan!" Jihyo protes. Padahal tangan pria itu yang duluan memegang ice cream tersebut.

"Anda yakin? Bahkan sampai sekarang anda hanya memegang tangan saya, bukan ice creamnya" balas pria itu mengejek.

Jihyo yang merasa malu akhirnya memilih melepaskan tangannya dari tangan pria tersebut.

"M-Mian. Ini semua karena aku terjebak macet. Aku sudah susah payah berlari" Jihyo menundukan wajahnya sedih. Padahal hari ini dia sudah antusias.

Suara cekikikan berhasil keluar dari mulut sang kasir. Jihyo yang mendengar itu lantas menatap sang kasir horror.

"Ya! Kenapa kamu malah menertawai ku? Tidak kah kamu kasihan padaku huh?"

Pria yang tadi pun ikut tertawa dengan sang kasir.

"Dan sekarang pun kamu malah ikut menertawai ku?" Jihyo sangat kesal. Bukannya dikasihani, ia malah ditertawakan.

"Nona, lihatlah dulu. Ice cream ini masih tersisa dua. Kita tak perlu berebut." Ucap pria tersebut santai.

Jihyo yang mendengar itu lantas melihat kearah dimana semua ice cream dijejerkan. Dan ternyata memang benar masih tersisa dua. Mengapa ia sangat bodoh dan malah memegang tangan pria itu berebut dengannya?

"K-kenapa tidak bilang daritadi.." Pipi Jihyo tentu saja memerah. Siapa yang tak malu jika seperti ini?

"Aku ingin bilang tapi kamu tadi langsung marah marah"

"Ah mian" Jihyo menunduk.

"Ani. Tak apa. Kamu terlihat sangat antusias"

"Ya, aku memang sangat antusias karena brand ini baru mengeluarkan rasa kesukaanku."

"Bukan itu, kamu terlihat sangat antusias saat memegang tanganku. Kekeke, siapa yang tak antusias saat memegang tangan Jeon Jungkook?" Ucap pria bergigi kelinci itu percaya diri.

"Ya! Aish sudah aku ingin bayar saja" Jihyo menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu ditambah lagi godaan pria itu, yang dari awal Jihyo sudah menganggapnya sangat tampan.

"Biar aku yang bayar. Anggap saja permohonan maaf" Jungkook tersenyum

Belum sempat Jihyo protes, Jungkook sudah dengan cepat membayarnya kepada sang kasir.

"Ini" Jungkook mengasih ice cream mint choco itu kepada Jihyo.

"Terimakasih Jungkookssi. Aku jadi tak enak. Sudah aku yang salah, aku yang bayari" Jihyo tersenyum

"Kamu bisa membayarnya"

"Berapa Jungkookssi?"

"Sebelumnya, kamu sudah mengetahui namaku, tetapi aku belum mengetahui namamu, manis?"

Blush. Mengapa pria ini tak henti henti nya membuat pipinya memerah? Batin Jihyo.

"Ah ne. Jihyo, Park Jihyo"

"Nama yang cantik, sama seperti orangnya" Jungkook menatap wajah Jihyo dalam.

"U-uh.. Jadi berapa uang yang harus aku bayar Jungkookssi?" Jihyo berusaha mengalihkan pembicaraannya karena terlalu gugup. Ingin memutuskan atmosfer yang sedang terasa panas saat ini.

"Siapa yang bilang kamu akan membayarnya dengan uang?" Jungkook tersenyum menunjukan gigi kelincinya.

"L-Lalu?"

"Berkencanlah denganku hari ini, Jihyossi"

Jihyo membulatkan matanya. Apakah pria tampan didepannya ini serius? Mereka baru bertemu hari ini.

"Aish, maksudku temani aku pergi hari ini. Tetapi jika  memang merasa nyaman, kenapa tidak benar benar berkencan berikutnya hmm?" Jungkook menggoda Jihyo.

Jihyo rasanya sudah seperti tomat sekarang.

"Bagaimana, Jihyo?"

Jihyo hanya bisa mengangguk malu. Siapa yang bisa menolak pria tampan dan baik seperti Jungkook?

Jungkookpun tersenyum saat Jihyo menerima tawarannya. Ia pun tak segan untuk merangkul gadis itu. Menghabiskan waktu bersama bersenang senang untuk hari itu, dan mungkin seterusnya.

END.

Story ; JungHyo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang