DIFFERENT'4

4.8K 266 3
                                    

"Akh..sakit kak!" Ujar Perempuan yang sedang di jambak tambut nya. Perempuan lain yang menjambak rambu nya pun tersenyum sinis. Dia makin mengeratkan tarikan nya pada rambut Adik nya.

"Lo tuh nggk becus! Nyeterika baju gue aja  sampai bolong gini! Dan lo harus di kasih pelajaran!" Perempuan itu masih mencengkram kuat rambut Adik nya.

"Udah kak Sakit.." Rintik nya begitu pilu.

Sang Kakak pun menghempaskan kepala nya, hingga terbentur pingiran meja setrikaan. Perempuan itu kembali meringi, merasakan sakit di sekujur kepala nya. "Awas lo sampai ngadu!" Ujar Sang kakak lalu pergi meninggal kan adik nya yang meringkuk di bawah meja setrikaan.

"Kepala aku sakit banget!" Keluh perempuan itu menahn tangis.

Seperti inilah jika Milly berada di rumah sendiri, Papi-Mami nya belum pulang dari Jepang. Harus nya malam ini Tuan Hirosi beserta Istri nya pulang ke Indonesia. Karna ada acara mendadak, membuat kedua nya harus mengundur kepulagan nya.

Milly berjalan sempoyongan menuju kamar nya. Pagi ini ia ada kuliah jam 10 pagi. Milly mengambli, kotak obat yang berada di laci kamar nya. Ia duduk di mejarias dan mulai mengobati luka lebam di sekitar kening nya. Milly meringis merasakan sakit di bagian kening nya.

Dulu, Jessi-Kakak nya tidak seperti itu kepada Milly. Jessi kecil suka sekali membelai rambut Milly menyisir nya atau sekedar mengepang. Sekarang sudah berbeda, Jessi lebih suka menjambak rambu Milly. Dari pada harus membelai nya. Air mata Milly meluruh, ketika mengingat masa kecil nya yang indah.

Ponsel Milly berdering, memperlihat kan nama Mami di sana. Milly tidak mungkin mengangkat Vidio call dari Aiko-Mami Milly. Dengan keadaan kening nya yang lebam. Pasti Aiko akan membuat Milly berkata jujur kepada Nya. Dan Milly tidak mau Jessi mendapat imbas nya.

Milly lebih memelih untuk mendiamkan ponsel nya yang terus berbunyi. Tak berapa lama ponsel nya berhenti berbunyi, namun suara knop pintu  terdengar. Jessi menyerahkan ponsel nya kepada Milly. Milly menatap Jessi bingung, lantas dia melirik layar ponsel Jessi. Terlihat Aiko menelpon Milly.

"Iya Mi," Ujar Milly mulai berbicara kepada Mami nya.

"Emh, itu tadi Milly baru selsai mandi." Ujar Milly berbohong, Jessi menarik sudut bibir nya.

"Iya Mi." Ujar Milly sebelum akhir nya menyerahkan ponsel Jessi kepada pemilik nya.

"Bagus! Awas lo sampai ngadu!" Ujar Jessi gerem. Lalu meninggal kan Milly yang hanya menunduk menatap lantai putih kamar nya.

****

Hari ini, hari Rabu. Jadwal Milly terbebas dari bodyguard-bodyguard nya. Milly menyusuri koridor kampus nya. Bibir merah nya di tari membuat senyum manis nan lebar terlihat. Perempuan manis itu masuk kedalam kelas nya. Milly mendekati salah satu teman kelas nya, Yang sedang membaca buku. Perempuan berkaca mata itu menatap Milly tidak suka.

"Ngapain lo kesini?" Tanya perempuan berkaca mata itu dengan nada ketus nya.

"Aku, ingin berteman dengan kamu." Ujar Milly menundukan wajah nya. Perempuan tertawa sumbang.

"Gue nggk mau temenan sama lo! Nanti yang ada gue ada kasus lagi. Dan orang orang lo malah nyakitin gue!" Ujar perempuan itu dengan senyuman sinis.

Milly menunduk, rasa nya sangat sakit ketika mendengar perkataan Perempuan itu. Sejak dulu, tidak sembarang orang yang biasa berteman dengan nya. Waktu SMP Milly pernah mempunyai teman bernama Yori, namun itu tak berlangsung lama. Yori hampir mati, karna di pukuli oleh bodyguard Milly. Karna Yori hanya memanfaat kan kepintaran Milly dan Harta Milly.

Sejak saat itu, Tuan Hirosi tidak pernah mengizinkan Milly untuk berteman dengan siapa pun. Milly tersenyum miris mengingat kejadian dulu. Kepolosan Milly membuat beberapa orang memanfaat kan nya. Milly pun duduk di tempat duduk nya, lagi lagi perempuan itu hanya sendiri.

DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang