Happy reading
Guys ❤️******
Cuaca siang ini cukup panas. Terlihat seorang perempuan cantik berjalan masuk kedalam gedung. Wajahnya yang cantik, menarik simpatik semua orang yang berpapasan dengannya. Perempuan itu terus menebarkan senyumnya.
Ia masuk kedalam lift, dengan beberapa orang di dalamnya. Tangan mungilnya menekan angka 27. Beberapa menit kemudian. Pintu lift terbuka. Perempuan itu berjalan keluar. Langkah kakinya membawa ke sebuah ruangan dengan pintu kaca.
"Maaf bu, sudah ada janji dengan bapak Nathan?" tanya seorang perempuan cantik yang mendatanginya.
"Gak ada. Tapi gue calon istrinya," jawab perempuan tersebut.
"Tapi.... "
"Gue calon istrinya! Lo mau gue suruh calon suami gue buat pecat lo?!" sahut perempuan tersebut.
Perempuan yang di ketahui sekertaris dari Nathan pun hanya menunduk takut. "Kalau begitu, saya permisi dulu." Dan i pun meninggalkan perempuan cantik di depan pintu ruangan Nathan.
Perempuan itu tersenyum sinis. Lalu meraih ganggang pintu dan masuk kedalam ruangan Nathan. Nathan terkejut, begitu melihat sosok perempuan yang tak asing di depannya. Bahkan lelaki itu menatap jijik kepada perempuan itu.
"Hay Nathan sayang. Aku spesial ke sini nemuin kamu loh," ucapnya bergelayut manja di lengan Nathan.
"Lepaskan tangan kotor lo dari lengan gue!" perintah Nathan dengan nada suara yang mengerikan.
Bukan Jessi namanya. Jika sosok perempuan itu menuruti kemauan Nathan. "Jessi! Lepaskan?!" hardiknya. Nathan juga melepaskan tubuh Jessi dari tubuhnya. Membuat Jessi sedikit terpental.
Jessi mendengus kesal.
"Aku kangen sama kamu Nathan. Gak peka banget sih!" ucap Jessi kesal.
Nathan menarik sudut bibirnya. "Lo bilang apa? Kangen?" ucap Nathan menatap Jessi. Tangan Nathan juga mengapit kedua pipi Jessi. "Dengerin baik-baik. Lo bukan siapa-siapa gue lagi. Lo itu cuma sampah!"
Nathan melepaskan tangannya dari pipi Jessi. Memandang wajah Jessi dengan jijik. Lalu pandangan matanya turun ke perut Jessi.
"Anak haram lo kemana?" tanya Nathan dengan tawa meremeh. Jessi diam, mulutnya terbungkam kaku. "Mati? Aborsi?" ucap Nathan lagi masih dengan tawa yang meremeh.
Seketika air mata jatuh di pipi Jessi. Hatinya hancur. Nathan adalah sosok lelaki yang ia cintai sedari dulu. Bahkan Jessi rela melakukan apa pun. Asal Nathan bahagia, dan tetap bersamanya.
Dan sekarang, Nathan sukses merobek-robek hati serta harapan Jessi.
"Lo tuh gak lebih dari sampah. Tempat lo gak di sini!" Jessi masih diam. "Oh iya satu lagi. Jangan berharap, gue akan balik lagi sama lo. Gue jijik sama lo! Sampah."
Sudah cukup. Air mata Jessi semakin deras mengalir di pipinya. "Gue emang sampah! Tapi apakah lo gak bisa liat pengorbanan gue selama ini! Lo yang udah rusak hidup gue Nath! Lo orangnya!"
"Jawabannya masih sama. Yang gue cinta Milly bukan lo."
"Lo lebih milih perempuan jalang itu?" ucap Jessi dengan tawa meremeh. Setitik air mata jatuh lagi.
"Stop! Dia bukan jalang. Jangan samakan dia dengan lo, Jessi." Nathan menatap tajam Jessi.
"Jalang memang tetap jalang. Gue bersumpah, akan musnahkan perempuan itu," ucap Jessi sebelum akhirnya pergi dari hadapan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT ✔
Short StorySeperti Hal nya Laut Mediterania, dan Laut Atlantik dua air Laut di Teluk Alska yang tak pernah bisa menyatu. Layak nya Katerdal dan Istiqal, hanya mampu bersebrangan tanpa bisa bersatu. Lalu bagaaimana dengan kita? Kita yang berbeda? WARNING!!⚠⚠ C...