DIFFERENT'11

3.4K 208 5
                                    

Bahu Jessi merosot, begitu membaca hasil lab yang di berikan oleh dokter Chiko. Air matanya turun, "apa yang harus saya lakukan Dok?" tanya Jessi kepada dokter Chiko di depannya.

Dokter Chiko, manatap Jessi. "Cuci darah seminggu 3 kali. Sebelum kamu benar benar mendapatkan donor ginjal." ujar Dokter Chiko.

Jessi terdiam, yang ia tahu ibunya sudah meninggal. Lalu apakah Papinya mau mendonorkan satu ginjalnya untuk dirinya?

Tidak, Tuan Hirosi tidak mungkin mau mendonorkan satu ginjalnya untuk dirinya. "Baiklah, kapan jadwal cuci darah saya?" tanya Jessi kepada Dokter Chiko.

Dokter Chiko memberikan beberapa lembar kertas kepada Jessi. Jessi mengangguk anggukan kepalanya membaca kertas tersebut.

"Terimakasih dok, kalau begitu saya permisi pulang dulu." pamit Jessi, dokter Chiko mengangguk.

Jessi pun pergi dari ruangan dokter Chiko. Perempuan itu menyusuri koridor rumah sakit. Pandangan nya lurus, kosong. Beberapa orang memeperhatikannya.

Akan kah, hidup nya bahagia? Seperti yang setiap malam ia impikan?

***

Milly berlari, di koridor kampus. Nathan mengejarnya, Milly terus berlari. Ia tidak ingin melihat wajah Nathan. Lelaki bajingan itu, akan merengut kesucian nya. Milly tidak akan memberikan semua itu.

Milly terus berlari, hinggal langkahnya mengiring Milly di mushola kampus. Tanpa pikir panjang, Milly masuk kedalam Mushola tersebut.

Islam membimbing kita agar mengutarakan perasaan cinta ini dengan terus terang yaitu uhibbuka fillahatau uhibbuki fillah. Ungkapan ini membedakan antara cinta yang dilandasi iman dengan cinta yang berdasarkan syahwat. manakala seorang muslim menerima perkataan ini maka ia hendahnya menjawab Ahabbakallah lima ahbabtani iyyahu (semoga Allah mencintai anda disebabkan kecintaan anda kepadaku kepada Dia). Ungkapan mesra seperti ini akan menambah eratnya tali ikatan ukkuwah diantara sesama muslim.

Akhir kata, tak ada kata cinta untuk Valentine, melainkan kata "Aku Mencintaimu Kamu karena Allah" mulai hari ini hingga selamanya.

Milly duduk di pojok Masjid, mendengar sepengal ceramah di masjid tersebut. "Ana uhibbuka fillah"
gumam Milly, lirih.

Tak berapa lama, pengajian di masjid tersebut sudah selsai. Namun, Milly masih duduk di pojokan masjid. Perempuan itu memeluk lututnya, seperi orang hilang? Yah Millya seperti orang hilang.

Milly menengok ketika merasakan bahunya di tepuk oleh seorang. "Milly?" panggil orang yang menepuk bahu Milly tersebut.

"Ainun." ujar Milly memeluk Ainun. Ainun tidak tahu, ada apa dengan Milly?

"Kamu tidak apa apa?" tanya Ainun, Milly mengelengkan kepalanya.

"Ada sesuatuh yang membuat mu tidak tenang?" tanya Ainun lagi, Milly diam.

"Mil, ceritalah dengan ku." kata Ainun.

"Ajari aku mengaji Nun." ucap Milly dengan suara serak nya.

Ainun melepaskan pelukannya, perempuan itu mengusap bahu Milly. Ainun membuka tasnya, lalu memberikan Milly mukena.

"Kamu pakai ini." titah Ainun, Milly pun memakai mukena itu.

Ainun tersenyum, "kamu cantik Mil." puji Ainun. Reflek, Milly memenganf wajahnya.

"Sudah siap belajar mengaji nya?" tanya Ainun. Milly tersenyum antusias.

***

"KENAPA? KENAPA HARUS GUE!" teriak Jessi membanting semua barang di kamarnya.

"Hiks....hiks.....hiks....kenapa harus gue? Apa gue nggk boleh bahagia? Kenapa gue harus lahir kalau begini, lahir dari perselingkuhan, hidup hancur, penyakitan pula." gumam Jessi sembari memangis

DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang