Jessi menatap wanita paruh baya yang mengaku sebagai ibunya. "Kenapa? Kenapa anda membiarkan saya untuk tetap berada dalam neraka itu?"
"Apakah anda tidak tau? Bagaimana tersiksanya saya?" Lagi Jessi berbicara dengan air mata yang menetes. Jenni menatap Jessi, mengusap lembut air matanya.
"Karena Mami yakin, kamu bisa menghancurkan keluarga itu..." ucapnya yakin.
Jessi memamerkan senyum iblisnya. "Menghancurkan? Nyatanya saya yang hancur," balas Jessi.
"Anda tidak tau. Betapa tersiksanya saya. Betapa menderitanya saya. Dan betapa depresinya saya... " lirih Jessi.
"Maka dari itu. Kita harus hancurkan mereka," ucap Jenni menatap lurus ke depan. Jessi kembali menatap Jenni.
"Maksudnya?" ucap Jessi.
"Tenang Jes, sekarang kau tidak sendiri. Mami akan membantumu menghancurkan mereka," ucap Jenni penuh yakin.
Setitik air mata jatuh di pipi Jessi lagi. "Buat apa Mi? Toh Jessi juga udah hancur," lirihnya menghapus air mata di pipi.
"Apa yang mereka lakukan terhadap mu?" tanya Jenni memegang kedua bahu Jessi.
"Jessi hamil," lirih Jessi mencoba menghapus air matanya.
"Apa?!" Jenni menatap kaget. "Siapa yang berani melakukan itu kepada mu, nak?" lirih Jenni batinnya terisak.
"Jessi di perkosa sama bodyguardnya Papi. Dan itu semua Papi yang nyuruh," ungkap Jessi, masih menangis.
"Astaga, ini tidak bisa di biarkan. Liat Hiro! Apa yang akan saya lakukan kepada kamu!"
"Hiro sialan!"
Jenni masih merutuki Hiro. Ia kesal, benci, bukankah Jessi juga anak kandungnya. Tapi kenapa ia tega melakukan semua itu? Jenni meremas rambutnya kesal. Wanita paruh baya itu juga mencoba menstabilkan emosinya.
"Kita harus gugurkan janin itu Jes," ucap Jenni. Jessi yang sedang menangis pun menatap Jenni tidak percaya.
"Mi, anak ini gak bersalah.. " ucap Jessi dengan suara parau.
"Anak itu memang tidak bersalah. Tapi anak itu aib!" Suara Jenni naik satu oktaf.
"Udah Mi, Jessi capek. Jessi udah gak kuat. Biarkan mereka mau apa, Jessi juga salah. Kita gak perlu nuntut balas," ucap Jessi di sela isak tangisnya.
"Gak bisa seperti itu. Mereka semua biadab, mereka iblis, mereka gak punya hati Jess," balas Jenni dengan nada amarah.
"Mi, udah. Jessi cuma mau hidup tenang sama Mami di sini." Jessi menatap memohon kepada Jenni. Jenni ikut menangis. Sebagai seorang ibu, hatinya ikut menangis melihat putrinya di perlakukan sedemikian.
Kemudian, Jenni mengusap air mata Jessi, dan memeluknya. "Maafkan Mami sayang. Dulu mami pikir, ketika Mami putuskan untuk memberikanmu kepada Papimu, kau akan bahagia. Hidupmu akan terjamin. Tapi sekali lagi Mami menyesal telah memberikan kau kepada Papimu."
"Argghhh.... Sialan kau Hiro!" gertak Jenni yang masih tidak terima. Sementara Jessi masih menangis.
"Pokoknya kita akan menggugurkan janin itu!"
"Mi.... Tap--"
"Tidak ada tapi-tapian!" potong Jenni cepat. Jenni melajukan mobilnya. Jessi menangis seraya mengusap perutnya.
*****
"Sayang, kamu tahan 'ya," ucap seorang lelaki menenangkan istrinya.
"Sakit... Banget Dai," balasnya lirih di sertai dengan rintihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT ✔
القصة القصيرةSeperti Hal nya Laut Mediterania, dan Laut Atlantik dua air Laut di Teluk Alska yang tak pernah bisa menyatu. Layak nya Katerdal dan Istiqal, hanya mampu bersebrangan tanpa bisa bersatu. Lalu bagaaimana dengan kita? Kita yang berbeda? WARNING!!⚠⚠ C...