DIFFERENT'21

2.9K 244 28
                                    

Milly menatap pantulan wajahnya di cermin. Make up sederhana yang ia kenakan tidak terlalu berantakan. Perempuan dengan kebaya kutu baru itu terlihat sangat cantik. Sore ini, Milly dan Badai akan melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka di gelar di masjid terdekat.

Tok.... Tok.... Tok....

Milly melirik pintu rumahnya. Dengan perasaan sedikit was-was. "Assalamualaikum nak Milly. Ini ibu Ida... " suara yang terdengar itu membuat Milly bernafas lega.

Milly berjalan perlahan. Lalu membuka pintu rumahnya. Dan benar saja. Ibu Ida, adalah ibu dari temannya Badai. "Maaf bu lama. Saya kira siapa..." ucap Milky seraya tersenyum.

Bu Ida membalas senyuman Milly. "Tidak apa. Ibu yang akan menemani kamu selama acaranya berlangsung."

Milly mengangguk paham. Ibu Ida ikut masuk kedalam rumah Milly. "Milly sudah melafalkan kalimat syahadat?" tanya Bu Ida.

"Sudah bu..." jawab Milly seraya tersenyum. Bu Ida tersenyum.

"Kamu, cantik sekali nak... " puji Bu Ida.

"Terimakasih Bu. Sama, ibu juga cantik.." ucap Milly. Bu Ida membalas perkataan Milly dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Milly tertegun. Menatap senyum itu. Ia jadi ingat dengan wanita yang telah melahirkannya. Yah, Milly jadi teringat dengan Aiko, ibunya.

"Bu, boleh Milly memeluk ibu?" tanya Milly dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Bu Ida tersenyum lalu mengangguk.

Milly memeluk bu Ida. Saat-saat seperti inilah Milly sangat merindukan Aiko, Maminya. "Mi, maafkan Milly. Milly rindu sama Mami. Tapi untuk saat ini, Milly belun bisa nemuin Mami." batin Milly.

Bu Ida mengusap air mata Milly. "Kamu kenapa, nak?" Tanya Bu Ida.

"Mil... Milly kangen sama Mami Milly... " jawab Milly. Bu Ida tersenyum. Bu Ida tau betul apa yang di alami oleh Milly dan juga Badai.

"Ini semua keputusan Milly. Jadi, Milly harus bisa lewatin semuanya." ucap Bu Ida. Milly menganggukkan kepalanya.

"Ah, sebentar lagi acarnya akan di mulai. Lebih baik, sekarang kita ke masjid dulu..." ucap Bu Ida. Milly pun menganggukkan kembali kepalanya.

***

"Gue minta sama kalian. Jagan kasih tau Milly ada di mana," ucap gadis itu kepada dua orang berbadan besar di depannya.

Dua orang berbadan besar itu saling pandang. Menatap kemudian menatap gadis di depannya. "Maksud non Jessi bagaimana?" Tanya Salah satu dia antara mereka.

"Gue udh bilang. Jangan kasih tau Mami sama Papi keberadaan Milly. Kalau kalian tau dimana Milly berada," ucap Jessi.

"Apa non Jessi gila? Kalau kita tidak memberi tau Tuan Hirosi, sama aja kit dengan setor nyawa."

Jessi tertawa sumbang. "Kalian lupa? Keselamatan keluarga kalian ada di tangan gue? Kalian mau anak istri kalian gue bunuh?" ancam Jessi.

Keduanya diam kaku. "Tenang saja. Gue masih sanggup buat bayar kalian. Lebih dari Papi bayar kalian," sambung Jessi. Gadis itu tersenyum devil.

Kedua lelaki berbadan besar itu diam tak berkutik. Mereka juga tidak memiliki pilihan lain. Selain harus patuh kepada Jessi. "Lakukan apa Yang gue perintah. Kalau tidak, kalian akan tau konsekuensinya... " ancam Jessi sekali lagi lalu pergi dari hadapan mereka.

Jessi masuk kedalam rumahnya. Di ruangan keluarga ia mendapati Aiko dan Hirosi Yang tengah berpelukkan bukan hanya itu. Di ruangan itu juga ada Nathan yang tengah duduk melamun.

DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang