Jessi terbangun dengan tangan terikat dan kepala yang sedikit Pusing. Ia menatap sekelilingnya. Kenapa ia bis berada di Gudang? Dan kenapa dirinya bisa terikat seperti ini? Tak berapa lama Aiko datang dengan kedua bodygourdnya. "Ma..mi?" Ujar Jessi kaget karna yang melakukan semua ini adalah Aiko ibunya.
Aiko tersenyum sinis, menatao Tidak suka kepada Jessi. Aiko sedikit berjongkok dan mengapit kedua mulut Jessi dengan jari jarinya. "Kamu yang sudah memeri tahu Papi tentang hubungan Milly dan Badai?" Ujar Aiko menatap marah kepada Jessi.
Jessi sedikit kaget, mendengar penuturan Aiko. Dari mana Aiko tahu bahwa semu itu di yang melakukan. "Bukan kah Papi sudah memperingatkan kita untuk tidak berpacaran dengan orang muslim?" Ujar Jessi.
Plakkk
Satu tamparan di dapat Jessi dari Aiko. "Jadi benar kamu yang melakukan itu semua?" Ujar Aiko.
"Saya tahu Jessi, kamu melakukan itu semua karna kamu Iri dengan Milly kan?" Ujar Aiko tersenyum sinis kepada Jessi.
Jessi masih Diam, "Kamu itu harusnya bersyukur karna saya tidak membunuh kamu!! Kalau saya tahu kamu adalah penghambat kebahagian anak saya! Dari dulu saya akan menlenyapkan kamu!!" Ujar Aiko yang tidak bisa menahan Emosinya lagi.
Air mata Jessi menetes, segitu bencinya kah Aiko kepadanya. "Kenapa Mami pilih kasih Sama Jessi! Jessi juga anak Mami!!" Rintih Jessi.
Aiko tertawa mendengar penuturan Jessi, "Kamu bilang saya ibu kamu? Saya tidak sudi untuk menjadi ibu kamu!!" Seru Aiko.
"Dengar Baik baik Jessi saya bukan Ibu kamu!! Kamu hanya anak wanita simpanan suami saya!!" Ujar Aiko sembari menjambak rambut Jessi.
Jessi meringis kesakita. "Ingat itu!! Saya bukan Ibu kamu!!" Ujar Aiko lalu pergi meninggal kan Jessi.
Jessi menangis, hatinya hancur. Ternyata mengetahui kenyataan itu benar benar menyakitkan. Wajar saja jika Aiko lebih menyayangi Milly dari pada dirinya. Tapi Jessi tetap tidak peduli itu. Malah rasa benci nya bertambah kepada Milly.
"Gue akan balas lo Aiko! Dan lihat saja nanti!! Lo akan rasain apa yang gue rasain selama ini!!" Ujar Jessi dengan kilatan dendam di matanya.
***
Millu hanya Diam, ia juga tidak terlalu mendengarkan Nathan di sampingnya. Milly masih menatap laju kendaraan lain dari kaca depannya. Ia hanya ingin satu, Badai. Ia ingin Badai berada di sampingnya sekarang. Bukan Nathan atau pun orang lain, ia hanya ingin Badai..
"Milly kamu dengerin aku nggk sih?" Ujar Nathan sedikit melirik Milly.
Milly tersadar dari lamunannya. "Emh? Maaf ak--" belum sempat melajutkan perkataannya. Nathan sudah mengerem mendadak mobilnya dan membuat kening Milly terbentur dasboard di depannya.
"Shhhh.." Milly meringis merasakan sakit pada bagian keningnya.
"Jadi dari tadi kamu nggk dengerin aku??" Ujar Nathan sedikit membentak Milly.
"Aku--"
"Kamu nggk dengerin aku Milly!!" Seru Nathan.
"Maaf!" Ujar Milly menundukan wajahnya, tangan Milly masih memengang kening nya yang mungkin saja membiru..
Nathan meremas kuat stir mobilnya. Lalu menjalan kan kembali mobilnya. Mereka sampai di kampus Milly, saat Milly akan turun. Nathan menahan tangan Milly lelaki itu meremas tangan Milly hingga memerah.
"Sa..sakit!" Ujar Milly sudah menteskan air matanya.
Nathan menarik Milly agar lebih dengat dengannya. Milly masih menangis, karna tangannya terasa sangat sakit. "Jangan pernah lo! Coba ngelawan gue! Atau pun mengabaikan gue! Saayang!" Ujar Nathan mengelus pipi Milly.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT ✔
Short StorySeperti Hal nya Laut Mediterania, dan Laut Atlantik dua air Laut di Teluk Alska yang tak pernah bisa menyatu. Layak nya Katerdal dan Istiqal, hanya mampu bersebrangan tanpa bisa bersatu. Lalu bagaaimana dengan kita? Kita yang berbeda? WARNING!!⚠⚠ C...