Permata Berharga

170 14 5
                                    

Ucap basmalah sebelum membaca ya kak 😘

"Unik, bagai permata dilaut dalam. Terjaga, indah dan berharga."

🍁🍁🍁


Malam telah berakhir, kini giliran mentari yang menampakkan dirinya dari ufuk timur. Bertemankan laptop dan tumpukan buku yang ada di meja belajar, Zulaikha tengah menyusun hasil penelitian yang akan diikutkan untuk mengikuti perlombaan tingkat Internasional di laksanakan di Turki. Ia berharap dapat lulus sehingga mendapatkan beasiswa untuk lanjut S2 disana. Mengingat kondisi perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan untuk Zulaikha melanjutkan Pendidikan tanpa bantuan beasiswa.

"Bismillahirrahmanirrahim." Gumamnya diiringi sebuah senyuman yang sangat manis ketika dia telah menekan kata submit dipendaftaran tersebut. Setelah itu dia masuk kekamar mandi untuk mengambil wudhu. Setiap paginya Zulaikha selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan shalat sunnah dhuha.

Shalat dhuha merupakan shalat yang memiliki kedudukan mulia dan kita disunnahkan untuk mengerjakannya, mulai dari terbitnya matahari hingga menjelang shalat dzuhur

Banyak keutaman-keutamaan yang didapatkan ketika menjalankan shalat dhuha, yang pertama orang yang shalat dhuha, Allah akan mengampuni dosa-dosanya walau sebanyak apapun itu.
"Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan." (HR. Turmudzi)

Kedua, orang menunaikan shalat dhuha tergolong orang yang bertaubat kepada Alah.
"Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat." (HR. Hakim).

Ketiga, orang yang menunaikan shalat dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan orang yang taat kepada Allah.
"Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya." (HR. At-Thabrani).

Setelah melaksanakan shalat dhuha Zulaikha kemudian bergegas menuju kampus, mengingat hari ini ada jadwal kuliah jam 8 pagi sehingga gerakan cepat yang dilakukan oleh Zulaikha hingga akhirnya mampu sampai dikampus. Sifat disiplin waktu yang dimilikinya membuatnya tidak mau terlambat walau hanya semenit pun karena menurutnya orang yang tidak menghargai waktu adalah orang yang tidak menghargai dirinya sendri. Dengan langkah kaki yang cepat bertemankan buku yang ada didalam dekapan, Zulaikha tidak menyadari bahwa kertas catatan kecil yang ada disela-sela bukunya terjatuh tanpa ia sadari.

"Permisi, tolong jangan buang sampah sembarang. Sudah disediakan tempat sampah, masih saja buang sampah sembarang."
Suara bass itu sukses membuat Zulaikha berbalik.

"Mmm..Afwan om, saya tidak bermaksud buang sampah sembarangan. Itu kertas catatan saya jatuh tadi."

"Amm om, sorry saya bukan om kamu. Nih ambil kertasmu."

Mendengar suara ketus dari pria itu, Zulaikha mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Kemudian meraih kertas catatannya.

"Syuk...ron." ucapan Zulaikha terjeda karena netranya menangkap pria tadi sudah pergi jauh menyusuri koridor fakultas. Zulaikha hanya mengucap istighfar beberapa Kali dalam hatinya.

"Ya Allah tinggal satu menit lagi." Ucapnya panik ketika melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Dia segera berlari menuju kelas.

Sesampai dikelas, Zulaikha duduk dikursi paling depan karena menurutnya lebih nyaman duduk didepan dibanding dibelakang karena apa yang disampaikan oleh dosen gampang dimengerti dan fokusnya akan terjaga. Kemudian suara langkah mendekati pintu kelasnya. Sampai benar-benar orang yang berjalan tadi berada didepan pintu.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi." Sapanya sambil duduk dikursi dosen.
Pria tersebut menangkap sosok gadis yang tadi ditemuinya di koridor kini masih dalam keadaan menunduk. Kemudian kedua ujurung bibirnya tertarik sehingga tercipta senyum yang mengukir wajah tampannya itu.

"Wa'alaikumussalam, Pak." Jawab penghuni ruangan itu serentak.

"Wah...jadi ini dosen baru itu? Ternyata ganteng banget. Kalo gini gue jadi betah nih belajar ekologi mikroba terus." Kata Seli sambil menatap sosok pria yang ada didepan kelas.

"Dasar lo, giliran yang gantengan aja lo semangat belajarnya. Kalo Pak Handoko yang ngajar lo udah kayak putri tidur dikelas." Ucap Loli sambil tertawa cekikikan.

"Gini yah, mata gue peka terhadap yang ganteng-ganteng, jadi kalo yang ngajarnya gini sih aku tambah semangat." Ucap Seli diiringi dengan tawa.

"Yang mau ribut silahkan keluar." Kata pria itu tegas namun dengan raut wajah yang masih datar mengarah kepada Seli dan Loli sehingga mereka berhenti berbicara. Kelas menjadi hening.

"Perkenalan saya Alif Rasydan Khairy, saya dosen baru yang akan menggantikan professor Handoko selama beliau sakit." Ucapnya kini terdengar ramah disertai dengan senyuman yang masih tipis.

"Pak, apakah peraturan bapak sama dengan yang diterapkan oleh pak Handoko?" Tanya Rendy sambil mengangkat tangannya.

"Sebagian besar sama, cuma saya lebih menekankan kepada kedisiplinan dan kerapian." Jawabnya berhenti sejenak.

"Saya juga sangat tidak suka melihat ada mahasiswa yang buang sampah sembarangan because you are an agent of change yang seharusnya menjadi tauladan." Sambungnya sambil pandangannya mengarah kepada Zulaikha yang sedari tadi masih menatap buku yang ada diatas mejanya.
Zulaikha menyadari apa yang coba dijelaskan oleh dosennya itu. Sepertinya dia menyindir dirinya karena kejadian yang tadi, padahal itu adalah sebuah ketidak sengajaan. Zulaikha hanya menghela nafas berat dan mengucapkan kalimat istighfar dalam hatinya.

"Kamu, coba jelaskan maksud dari gambar diatas." Kata Alif menunjuk kearah Zulaikha. Entah kenapa dia merasa ada yang berbeda dari gadis itu, tak seperti kaum hawa pada umumnya.

Kemudian Zulaikha mulai menjelaskan panjang lebar terkait gambar tersebut kemudian diakhir penjelasannya membuat Alif mengukir senyum meski tak terlihat okeh Zulaikha.
"Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 29;
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan Alam semesta beserta seluruh isinya baik itu flora, fauna maupun mikroorganisme yang ada. Tentu itu semua demi kemaslahatan ciptaanNya sehingga kita patutlah selalu mengucap syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikannya." Ucap Zulaikha diiringi dengan senyuman kemudian duduk kembali.

Setelah jam mengajar usai, Alif kini berjalan menuju ruangannya. Entah sejak kapan sosok Zulaikha berada difikirannya.
"Unik, bagai permata dilaut dalam. Terjaga, indah dan berharga." Gumamnya disertai senyuman yang tak terdefinisikan.

"Cie ada tokoh baru nih yee. Heheh siapa tau disini ada penggemarnya Pak Alif Rasydan Khairy. Hehe mayan ganteng juga."

Jangan pernah ragu untuk vote, comment and share ya kak😊

Dalam Dekapan IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang