Dalam Diam

246 15 2
                                    

Ucap Bismillah yah kak sebelum membaca🤗
Jangan lupa klik bintang, beri koment Dan share keteman-teman kakak😊
Happy reading😘

Tak lagi kusebut namanya didalam do'aku karena aku yakin pilihanMu adalah yang terbaik.

_Zahrah POV-
Melihat pesan yang ada di grup membuatku tersenyum, ada 2 yang membuatku bahagia yaitu aku sudah menemukan siapa yang memiliki labu dan ternyata mas Yusuflah yang memikikinya. Entah kenapa pria itu selalu ada ketika aku membutuhkan pertolongan. Dia seperti malaikat penolongku. Tidak menunggu lama, aku  langsung mengirimkan chat kepada mas Yusuf.

Zahra:"Assalamu'alaikum."
Mas Yusuf: "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Zahra: "Lagi apa?"
Mas Yusuf: "Oh iya, saya kira kamu butuh tanaman labu yah untuk praktikum kebetulan didekat rumah ada."
Yusuf mencoba mengalihkan pembicaraan sebagaimana mestinya.
Zahra: "iya betul. Kira-kira saya bisa ambil dimana yah? Karena 2 hari lagi saya praktikum."
Mas Yusuf: "In syaa Allah besok saya bawa tapi adik perempuan saya akan bawakan ke kamu yah."
Zahra: "Loh...kok adeknya mas sih, kenapa bukan mas aja langsung yang kasih ke aku. Aku kan mau ketemu sama mas, aku kangen 😢."
Mas Yusuf: "Afwan Za, saya tidak bisa."
Zahra: "Gak apa-apa kok mas afwan sudah merepotkan, Assalamu'alaikum." Balas Zahra
Mas Yusuf: "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Ya Allah...kenapa mas Yusuf tidak pernah membukakan ruang untukku, sikap selalu dingin kepadaku dan kenapa aku selalu ingin berbicara dan dengannya? Perasaan ini sangat menyakitiku ya Allah." Ucap Zahra lirih.

_Zulaikha POV_
Setelah selesai shalat tahajjud aku bersimpuh diatas sajadah panjang dengan tangan menengadah dan air mataku yang sudah membasahi pipiku.
" Ya Allah ya Rahman... ya Rahim..ampunilah segala dosa-dosa hambamu yang lalai ini, ampunilah hamba yang pernah lalai dalam meletakkan hati ini. Ya Allah engkau yang Maha mengetahui, tak lagi kusebut namanya didalam do'aku karena aku yakin pilihanMu adalah yang terbaik. Hindarkanlah hamba dari sikap sombong ya Allah, karena jika hamba menyebut namanya didalam do'a ku dan memintanya kepadaMu berarti hamba sangat sok tau dengan jodoh hamba, hamba mengira dialah yang terbaik tetapi tidak ada keputusan yang terbaik untuk hamba selain itu berdasarkan keputusanMu ya Rabb. Berikanlah hamba kekuatan agar bisa melupakannya karena tak ada yang sulit hamba lakukan jikalau engkau yang menguatkan. Ya Allah...teguhkanlah hatiku diatas agamaMu hingga hati yang telah engkau titipkan, hamba labuhkan hanya untuk mencintaiMu. Aamiin ya rabbal 'aalaamiin." Aku mengusap air mataku setelah itu membaca ayat suci Al-Qur'an. Hatiku merasa sangat tenang, bebanku terasa terangkat ketika aku sudah mengadukan semua kegelisahanku kepada Allah.

_Yusuf POV_
Setelah aku melaksanakan shalat tahajjud yang menjadi rutinitas setiap malam, aku melanjutkannya dengan muroja'ah hafalan. Setelah selesai, aku duduk dimeja belajar dan memikirkan pertanyaan yang bersarang didalam otakku saat ini.

"Apakah dia sudah menemukan samplenya?". Tiba-tiba aku mendengar suara Zahira.

"Assalamu'alaikum Kak, Zahira boleh masuk gak? Soalnya mau minjam buku kakak."
"Wa'alaikumussalam, Silahkan dek."
"Kakak mikirin apa kok murung gitu?"
Aku dan Zahira memang sangat dekat. Oleh karena itu aku tidak segan menceritakan setiap apa yang perlu dia ceritakan  kepada adikku itu. Begitupun dengan Zahira.

"Begini dek, kakak boleh minta tolong?"
"In syaa Allah kalo Zahira bisa membantu kakak, kenapa tidak?"
"Alhamdulillah, begini kamu pasti ingat akhwat yang pernah kakak ceritain ke kamu dulu. Sekarang dia butuh sample untuk ujian finalnya tapi dia belum dapat."
"Iya kak Zahira masih ingat,  terus aku harus gimana kak?"
"Besok kakak akan cari sample itu dirumahnya nenek, kamu tolong kasih ke dia yah nanti dikampus dan tolong jangan kasih tau ini dari kakak karena kakak yakin dia pasti tidak mau menerimanya dia juga pasti belum mengenal kamu tapi in syaa Allah dia orangnya baik." Ucapku.
"In syaa Allah, siap kapten hehe." Zahira terkekeh.
"Makasih ya dek."
"Sama-sama kakakku."

Aku merasa sangat lega, setidaknya dalam diam aku bisa sedikit membantu orang yang sangat berharga bagiku. Namun aku tidak bisa melakukan apapun ketika  orang itu sendiri yang justru memilih untuk menjauhiku.

***

Sebaik-baik seorang pembelajar adalah yang selalu berani mencoba😊
Dan author masih dalam proses belajar kak🤗

Dalam Dekapan IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang