Suasana Berbeda

157 11 0
                                    

Jika aku sakit hati karena makhluk sama saja aku yang menghunus hatiku sendiri dengan belati.  Akan tetapi  jika aku sakit hati dan bersedih karena ibadah kepada Allah masih kurang,  maka rasa sakit itu bukanlah hal yang  sia-sia.

🍁🍁🍁


Beberapa bulan telah berlalu, semuanya bagaikan mimpi bagi Zulaikha. Semenjak kejadian itu, Zahra sudah memutus kontak dengannya. Padahal Zulaikha selalu mencoba menghubunginya dan mendatangi ke rumahnya. Namun, sepertinya tak ada kata maaf yang Zulaikha dapatkan. Ayah dan bunda Zahra pun juga sudah tidak memberi respon yang baik kepada Zulaikha. Zahra juga sudah pindah kampus karena tidak ingin bertemu dengannya. Zulaikha sangat sedih, seumur hidup dia belum pernah memiliki masalah dengan orang lain, apalagi di anggap musuh oleh sahabatnya sendiri.

Rasanya begitu berat bagi Zulaikha, kisah persahabatan mereka harus berakhir seperti ini.

Tak ada lagi canda yang menjadi tawa.
Ingatkah kamu tentangku?
Tentang cerita yang telah kita rangkai bersama?
Masihkah aku tetap sama bagimu? Sebagai sahabat yang selalu mengobati lukamu.
Ataukah tidak. Mungkin bagimu aku adalah seorang sahabat yang menjadi penyebab engkau terluka.

Apakah perlu aku berteriak, bahwa semuanya telah berlalu.
Aku telah melepasnya dan bahkan membayangkannya pun sudah kuenyahkan dalam fikiranku.

Di saat engkau mulai menyebut namanya dalam ceritamu, di saat itu pula aku mulai menghapus namanya dalam fikiranku.

Terlalu egois jika aku mencintai apa yang kamu cintai. Ku mohon Zahra,  percayalah...dia hanya sosok yang ada di masa laluku yang tidak mungkin bisa aku gapai karena hanya kamu yang bisa menggapainya. Kamu dan dia sama, sedang aku hanyalah pelita kecil yang tidak mungkin bersinar terang.

Aku merindukanmu, Zahra.

Ailah Zulaikha.

Hari ini, Zulaikha sangat sibuk. Maklum kini dia sedang berusaha keras untuk mendapatkan gelar sarjana. Mimpi terbesarnya dulu, dia ingin wisudah bersama dengan Zahra, tetapi sepertinya Allah berkehendak lain.

Zulaikha adalah gadis yang sangat ulet, kebiasaannya yang tidak suka menunda-nunda pekerjaan membuatnya kini sudah berada di tahap akhir. Padahal teman seangkatannya kebanyakan baru seminar proposal. Sedang ia sudah seminar tutup.

Selain sudah hampir wisudah, akhir-akhir ini Zulaikha juga sering di undang untuk menjadi pemateri di seminar nasional karena prestasi-prestasinya di bidang kepenulisan. Selain itu, dia juga sering di undang untuk mengisi majelis taklim.

Kesibukan itu membuat rasa nyeri dihatinya mulai memudar. Meskipun sesekali rasa sakit itu muncul lagi dan membuat air matanya mengalir.
Selain kesibukan yang ia jalani. Ocehan dan kejahilan dari dosen kaku sepaket dengan sifat dingin dari Pak Alif mengisi hari-hari Zulaikha. Entah mengapa dosen itu selalu menguji kesabaran Zulaikha.

***
Zulaikha kini tengah duduk di kursi yang ada di koridor. Membuang nafas lelah karena aktivitasnya seharian yang begitu menguras fikirannya. Tetapi masih terlukis senyum di bibirnya sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.
Tiba-tiba ada seorang pria mendekat kearahnya. Tapi Zulaikha tidak menoleh sama sekali.

"Ekheemm, biasanya orang yang suka melamun itu kesurupan loh." Ucapnya.

"Na'udzubillahi min dzalik, saya sedang tidak melamun kok Pak." Ucap Zulaikha agak sedik kaget mendengar perkataan Pak Alif.

"Lah terus kenapa muka kamu kayak kertas laporan yang habis di coret-coreti. Kusut amat." Kata Pak Alif penasaran dengan keadaan Zulaikha yang terlihat lelah dan tak seceria biasanya. Padahal di matanya, Zulaikha adalah gadis yang sangat periang dan mampu membuat orang-orang disekitarnya bahagia. Ya...termasuk dirinya.

"Tidak apa-apa kok Pak, ehehe." Jawab Zulaikha yang malah tertawa.

"Dasar gadis aneh." Ucap Pak Alif ketus.

"Oh iya, daripada kamu duduk kosong disitu, mending kamu bawa dokumen ini ke ruangan saya. Terus ambil paper kamu dan teman-teman kelas kamu bawa ke jurusan." Ucapnya enteng.

Zulaikha mempoutkan bibirnya. Dosen yang satu ini benar-benar membuatnya banyak beristighfar. Pasalnya rahangnya benar-benar enteng menyuruh dirinya membawa dokumen ke ruangannya yang ada di lantai 4 sedang lift yang ada digedung dosen sedang rusak.

"Memang Pak Alif lagi sakit?" Tanya  Zulaikha.

"Tidak." Jawab Pak Alif singkat.

"Lalu kenapa harus saya Pak? Sekalian bapak mau ke ruangan Kan?" Ucap Zulaikha curiga pria yang ada di depannya hanya ingin menjahilinya.

"Kamu memang bawel yah, kamu mau jadi mahasiswa yang durhaka?" Ucapnya lagi.

"Pak Alif memang tidak takut jadi dosen yang durhaka juga kepada mahasiswanya, saya juga manusia loh Pak yang tidak memiliki kekuatan super." Ucap Zulaikha.

"Ck, pokoknya saya tidak mau dengar alasan apapun. Sekarang kamu bawa dokumen ini!!!" Ucapnya tidak mau dibantah.

"Tuh kan, sifat esnya kumat lagi. Tapi baiklah komandan perintah siap dilaksanakan." Kata Zulaikha berdiri dengan posisi hormat. Kemudian mengambil dokumen tersebut. Lalu pergi meninggalkan dosen galaknya itu karena sudah tidak mau berdebat lagi.

Sementara pria yang ada di belakangnya hanya tertawa geli melihat ekspresi Zulaikha yang nampak lucu sekali karena berhasil ia jahili. Ada ketenangan yang di rasakah Alif ketika berada di dekat gadis itu, tapi ia belum bisa memaknainya sebagai perasaan apa. Tapi yang jelas, itu indah baginya.






Jangan lupa Vote dan tambahkan ke librarynya yah😊

Dalam Dekapan IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang