Hai Zulaikha

7 0 0
                                    

POV Alif

Pagi hari yang sangat cerah membuatku bersemangat untuk memulai aktifitas. Hari ini aku telah bersiap untuk melaksanakan amanah sebagai seorang dosen di salah satu Universitas ternama di Turki. Dengan setelan jas hitam rapi aku mengendarai mobilku menuju kampus, setelah memarkirkan mobilku aku segera menuju ruangan. Baru beberapa langkah tiba tiba aku menginjak sesuatu.

"Apa ini?" Batinku.

Aku menginjak pulpen berwarna pink dengan tulisan "Punya Zulaikha"

Karena aku hampir terlambat segera kulangkahkan kakiku menuju ruang kelas. Setelah selesai mengajar, aku kembali keruangan ku untuk memeriksa beberapa tugas mahasiswa, saat mengeluarkan laptop di tasku tiba-tiba sebuah pulpen terjatuh.

"Di zaman sekarang ini masih ada ya orang yang nulis nama di pulpen saking takutnya kehilangan barang? hadeh ada-ada saja". Batinku sambil terkekeh.

Rasanya seperti de Javu saat aku teringat pernah menemukan buku seorang gadis yang pernah menyelamatkan hidupku. Entah kenapa semua yang berkaitan tentang gadis itu selalu membuatku tertarik.

"Tapi tunggu bukan kah nama di pulpen itu Zulaikha? Apa mungkin itu miliknya? Arghh stop Alif kenapa pikiran mu selalu tentang gadis itu, perempuan yang bernama Zulaikha di dunia ini bukan cuma satu." Aku bergumam sendirian, jika ada yang melihatku seperti ini pasti sudah beranggapan bahwa aku memiliki kelainan.









POV ZULAIKHA

Hari aku sangat bahagia karena ini adalah hari pertamaku masuk kampus, aku berjanji kepada diriku sendiri akan selesai secepat mungkin dan akan selalu menjalani hari-hari dengan suka cita.

Karena temanku sangat lama siap-siap membuatku hampir saja terlambat, setelah sampai kampus aku turun dari mobil dengan tergesa-gesa tanpa sadar pulpen yang ada di selipan buku yang aku genggam terjatuh.

Setelah sampai di depan kelas kuucapkan basmalah untuk membuat hatiku menjadi lebih tenang.

Kelas dimulai dan aku sangat tertarik dengan apa yang di jelaskan oleh dosen, tanpa terasa waktu mata kuliah tersebut telah selesai.

"Zulaikha ke kantik yuk." Ucap Nila mengajakku.

Nila merupakan teman sekamar dan teman sekelas ku, dia sangat baik, walaupun sangat blak-blakan. Aku bersyukur karena dia juga melanjutkan kuliahnya di Universitas yang sama dengan ku. Setelah lulus SMP Nila memang ikut dengan Ayah dan Ibunya yang pindah ke Turki karena urusan pekerjaan. Jadi bisa dibilang dia sudah lama tinggal disini. Walaupun sudah lama tidak bertemu tapi komunikasi kami tetap terjalin hingga pada saat aku mengabarkan kalau aku akan ke Turki dia sangat excited mendengarnya.

"Yaudah ayo" Ucapku.

Aku dan Nila berjalan menuju kantin, Nila sangat terburu-buru berjalan sambil menarik tanganku. Entah kenapa dia sangat terburu buru seolah belum makan, padahal tadi pagi kami sarapan sebelum berangkat ke kampus.

"Nila ... pelan-pelan, nanti kita nyungsep." Ucapku. Tapi perkataanku sepertinya hanya angin lalu di telinganya. Dia masih tetap berjalan cepat.

"Nil nila ya Allah..." Ucapku lagi dengan harapan gadis itu mau memperlambat langkahnya.

"Ya ampun Zulaikha akutuh laper banget, cacing diperutku sudah berdemo minta di beri makan." Ucapnya tanpa memelankan langkahnya.

"Kamu sih, bukannya beternak sapi, kerbau, kuda, ini kamu malah beternak cacing" gerutuku.

"Stttt... Zulaikha kamu diam dulu ini kita udah hampi Sam.... Brukkk." Belum selesai ucapan Nila dia malah nyungsep gara-gara menabrak seseorang.

"Astaghfirullah, Nila kamu gapapa?" Tanyaku sambil membantunya berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dalam Dekapan IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang