Uqdatul Qubro

154 8 0
                                    


"Semakin aku mendekat kepadaMu. Semakin dia mendekat kepadaku. Aku dan dia tak berjarak dalam doa."

🍁🍁🍁

Hari ini adalah hari dimana Zulaikha wisudah.  Orang tuanya yang berasal dari kampung datang ke kampus untuk menyaksikan moment bahagia itu.  Betapa tidak,  anak sulung yang telah mereka besarkan dengan kasih sayang kini sudah mendapat gelar sarjana.

Zulaikha terlihat sangat cantik.  Bahkan lebih cantik dari yang sebelumnya karena dengan balutan gaun berwarna hijau tosca senada dengan khimar yang digunakannya dengan jas berwarna hitam serta wajahnya cantiknya yang kini tersembunyi dibalik niqob. Hingga hanya mata hazelnya yang terlihat.

"Ma syaa Allah, anaknya Ibu cantik sekali." Ucap Ibu Zulaikha  terkesima melihat anaknya.

Mereka semua nampak haru melihat anaknya yang sudah mengenakan toga. Mereka sangat bahagia dan bangga kepada anak sulungnya itu karena lulus dengan predikat cumlaude.

"Ayah dan ibu bangga padamu nak, anak sulung kami yang cantik ini sudah wisudah. Terima kasih atas segala keteguhanmu yang selalu berusaha membahagiakan ayah dan ibu. Walaupun keterbatasan keluarga kita, kamu tidak pernah menyerah nak. Semoga kamu selalu dalam lindungan Allah, aamiin." Ucap Ayah Zulaikha lirih. Sementara ibunya sudah tak mampu membendung air mata karena haru.

Zulaikha memeluk Ayah dan ibunya bergantian. Baginya mereka pahlawan yang selalu membuat Zulaikha selalu merasa aman dan didukung.

"Zulaikha berterima kasih atas segala apa yang telah Ayah dan Ibu berikan kepada Zulaikha. Zualikha mampu sampai ke titik ini karena pengorbanan, kerja keras dan doa dari Ayah dan Ibu. Zulaikha sayang kalian." Ucap Zulaikha lirih.

"Ekheem, cuma Ayah dan Ibu aja nih yang di sayang? Aku enggak?." Suara Silvia adik Zulaikha membuat ketiga orang itu menoleh dan tertawa.

"Ululuh polwan cantik ini cemburu yah? Sini aku peluk." Ucap Zulaikha manis.

Silvia terkikik geli melihat kakaknya itu. Biasanya jika Zulaikha dan Silvia bertemu mereka selalu saja bertengkar seperti anak kecil. Walau hal sekecil apapun itu pasti menimbulkan perdebatan yang ujung-ujungnya selalu Zulaikha yang mengalah. Namun ketika mereka berjauhan sehari saja, ada rasa rindu yang mendalam yang mereka rasakan. Silvia sangat menyayangi kakaknya itu, baginya Zulaikha adalah gadis cantik yang sholehah, pintar masak dan cerdas. Kadang-kadang ia berpikir pria yang menjadi suami kakaknya nanti pasti sangat beruntung.
Silvia juga sering bertanya tentang agama kepada Zulaikha, bagaimana hakikat seorang muslimah dalam Islam. Hingga Silvia mendapat hidayah dari Allah untuk berhijrah dan mantap mengenakan kerudung melalui perantara kakaknya.

"Selamat yah kakakku sayang, semoga ilmunya berkah dan bermanfaat. Teruslah menginspirasi banyak orang." Ucap Silvia dengan senyum tulus.

"Aamiin, Syukron adikku." Ucap Zulaikha sambil mengelus puncak kepala adiknya yang ditutupi kerudung.

"Eh, itu siapa kak?" Tanya Silvia sambil menunjuk ke arah pria yang berjas hitam dan sangat tampan menurut Silvia. Pria itu berjalan ke arah mereka.

"I..itu kan.."

"Assalamu'alaikum." Ucap pria itu, yang kemudian di balas serentak oleh orang yang mendengarnya.

"Pak Alif...?"

"Happy graduation Zulaikha." Ucap Alif sambil menyodorkan bucket bunga yang indah kepada Zulaikha. Namun Zulaikha tak kunjung menerimanya sehingga Silvialah yang meraih bucket bunga itu.

"Syukron pak." Ucap Zulaikha menunduk.

Alif tahu bahwa gadis yang ada di hadapannya ini sedang tersenyum karena ujung matanya yang berbentuk bulan sabit.

Dalam Dekapan IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang