PENYEMANGAT

1.6K 108 48
                                    

Fildan menatap tumpukan laporan milik adik tingkatnya dengan malas, jika biasanya dia sangat bersemangat dalam beraktifitas kini rasanya dia seolah tidak lagi memiliki tenaga bahkan untuk tersenyum sekalipun. Fildan hanya membolak-balik lembar demi lembar buku laporan yang dipegangnya tanpa sedikitpun meliriknya.

Ical yang menjadi partner Fildan sebagai asisten pratikum Kimia Dasar pun menatap sedih sahabatnya yang seperti mayat hidup itu. Tiga bulan sudah sahabatnya itu berada jauh dari tunangannya bahkan belum ada kabar baik tentang kemajuan pemulihan memori pasca kecelakaan yang dilalui tunangan sahabatnya itu.

"Lo istirahat aja deh Dan, biar gue yang periksa laporannya anak-anak.."ucap Ical seraya menepuk bahu Fildan.

Fildan terperanjat kaget saat merasakan tepukan Ical, dia mengusap wajahnya kasar dan menatap Ical dengan tatapan bersalah.

"Maaf ya Cal, akhir-akhir ini gue nggak fokus.."ucap Fildan.

"Gue ngerti kok Dan, tapi gue juga khawatir kalo lo terus-terus kayak gini yang ada kuliah lo juga ikutan nggak beres.. Gue ngerti lo pasti kepikiran kak Lesti tapi coba lo pikir lagi deh gimana perasaan kak Lesti saat dia tau keadaan lo kayak gini.. Dia pasti ngerasa bersalah Dan.."ucap Ical menasehati Fildan.

"Astagfirullahal adzim.."

Fildan beristighfar dan menghela nafas berulang kali.

"Gue yakin kak Lesti akan baik-baik aja dan lo juga harus bangkit, lo harus cepet selesaiin pendidikan lo biar kak Lesti tambah percaya sama lo.."ucap Ical.

"Apa adil buat dia nikah sama gue sedangkan dia nggak ingat sama sekali tentang gue Cal?"tanya Fildan sangsi.

"Uhmm.. Emang kayak pemaksaan sih tapi gue rasa kak Lesti jatuh cinta sama lo kok, mungkin awal-awal dia emang jutek sama lo tapi semakin kesini gue lihat dia nyaman sama lo bahkan nggak canggung lagi jalan berdua atau sentuhan sama lo kayak dulu.. Ini sebuah awal yang baik untuk memulai semuanya lagi, kecuali elo yang nggak mau.."jawab Ical.

Fildan teringat saat pipinya di cium oleh Lesti sebelum keberangkatannya ke London. Saat itu Fildan sangat terkejut karena dia tahu betul bagaimana Lesti menjaga dirinya.

"Apa itu sebuah tanda dia beneran cinta lagi sama gue?"batin Fildan

"Gue cinta sama kak Lesti Cal, seperti apapun dia gue bakal tetep ada buat dia.. Gue bakal bikin dia jatuh cinta lagi sama gue.."

"Nah gitu dong semangat, ini baru sohib gue.."ucap Ical senang.

Dua sahabat itu lalu menyelesaikan tugas mereka dengan cepat agar bisa segera pulang. Selain menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah, Fildan juga menjadi asisten dosen di salah satu mata kuliah favoritnya. Karena kepandaian dan kecerdasan tang dimiliki Fildan membuat banyak dosen yang tertarik dengannya tapi baginya hanya ada satu dosen yang benar-benar melekat dan akan terus dia ingat.

"Cal, minggu depan lo ikut gue ke Surabaya kan buat seminar?"tanya Fildan saat mereka dalam perjalanan pulang.

Ical yang masih fokus menyetir mobil Fildan menoleh sekilas pada sahabatnya itu.

"Menurut sprint sih gue yang bakalan nemenin elo, ntar sama dua kakak tingkat yang ikut ngirim jurnal.. Kenapa?"

"Nggak papa, cuma ntar kita nggak langsung pulang ya.."pinta Fildan.

"Lah emang mau ngapain, minggu depannya kan kita ujian keles.."ucap Ical.

"Gue janjian sama kak Rizky mau nginep ditempatnya beberapa hari.."jawab Fildan.

"Dokter Rizky maksud lo? Dia emangnya di Surabaya?"tanya Ical.

"Iya, dia kerja di salah satu rumah sakit dan ngajar juga di sekolah kejuruan..."

MPT2 : KITA (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang