Setelah mengetahui jika cinta yang diharapkan sahabatnya tidak berbalas, Ical pun memulai aksinya untuk bisa masuk dan mendapatkan cinta sahabatnya. Ical tidak pernah sedetikpun melewatkan waktu tanpa berada didekat sang sahabat. Dia selalu meluangkan waktunya untuk menemani sahabatnya kemanapun dia minta.
Dibalik sikap konyolnya, Ical adalah seseorang yang tegas dan berprinsip. Apalagi urusan hati, baginya cinta itu cukup hanya sekali. Ical tidak pernah berpacaran atau menjalin kedekatan yang lebih dengan seorang perempuan. Namun saat dulu untuk kali pertamanya dia mengenal seorang gadis polos yang kini menjadi sahabatnya, dia merasakan ada yang bergetar didadanya.
"Woi, ngelamun aja..."tegur Rani mengagetkan Ical yang sedang fokus mengerjakan skripsinya.
"Rani ih, ngagetin aja.."tukas Ical.
"Yang lagi serius ngerjain skripsi sensian amat sih.."goda Rani.
"Karena ada hati yang butuh dihalalin.."jawab Ical mantap.
Rani sedikit terkejut mendengar ucapan Ical. Selama bersahabat dengan pemuda gembul itu, Rani jarang sekali mendengar Ical bercerita tentang dirinya dan lebih seringnya hanya menjadi pendengar yang baik.
"Widih, nggak pernah curhat tiba-tiba mau ngehalalin aja nih.."ucap Rani.
Ical hanya mengedikkan bahu dan melirik sekilas Rani yang terlihat sangat penasaran.
"Kalo udah jadi baru gue cerita.."ucap Ical seolah menjawab raut wajah Rani.
"Anak mana?"
"Ntar dulu, doain aja dulu.. Udah fokus kerjain skripsi sana biar cepet nyusul Fildan wisuda.."
Rani mendengus kesal tapi dia tidak mau berdebat lebih panjang lagi dan ikut larut dalam kegiatan Ical.
"Eh Ran, Aul belum balik ya?"tanya Ical.
"Belum, mamanya sakit.. Kenapa?"
"Sepi aja, Fildan sibuk koas, elo kadang pemotretan, yang biasa nemenin gue cuma Aul tapi sekarang dia lagi balik kampung, gue sendirian.."rajuk Ical.
"Dih, biasa sendirian juga.."ledek Rani.
"Aul ada cerita dia lagi deket sama cowok nggak Ran?"
Rani yang awalnya biasa saja dengan pertanyaan Ical jadi risih juga karena sahabatnya itu tiada hentinya bertanya dan mengganggu konsentrasinya.
"Kan kalian deket banget, masa nggak tau.."ucap Rani.
"Iya, tapi dia jarang curhat, mungkin kalo sama lo yang sesama cewek dia lebih leluasa.."sahut Ical.
Rani menghentikan kegiatan tangannya menari diatas keyboard dan memandang Ical.
"Kenapa lo kepo banget sih, atau jangan-jangan..."
Rani menyipitkan matanya, menelisik wajah Ical yang tiba-tiba menjadi gugup.
"Enggak lah, gue cuma pengen tau aja, setelah kasusnya kak Cahu, gue cuma nggak pengen dia ketipu lagi.."ucap Ical.
Pengalihan yang dilakukan Ical tidak membuat Rani percaya begitu saja.
"Perhatian banget sih.."
"Apaan sih Ran, udah fokus lagi sana.."
"Dia yang gangguin, malah nyalahin gue.. Dasar gembul.."
Ical tidak lagi menanggapi ucapan Rani. Pikirannya melayang jauh melewati samudra ke tempat seorang gadis yang mengusik hatinya kini berada.
"Gue pengen banget ngungkapin perasaan ini, tapi gue bukan Fildan, Ridwan atau Randa yang berani dengan resiko ditolak.. Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan untuk mengutarakan isi hati ini?"batin Ical.

KAMU SEDANG MEMBACA
MPT2 : KITA (FIN✅)
FanfictionSelama 4 tahun kepergian Lesti ke London , bagaimana kah kira-kira kehidupan mereka hingga Lesti kembali lagi ke Indonesia dan menikah dengan Fildan? peristiwa apa saja yang terjadi pada mereka semua? adakah orang-orang baru dalam kehidupan mereka...