Selepas pesta usai, Reza dan Gita menyuruh semua adik-adiknya segera pulang karena hari sudah sangat larut bahkan sudah berganti hari. Urusan kebersihan sudah Reza pasrahkan pada petugas yang akan membersihkannya keesokan paginya. Sesampainya dirumah, Fildan tidak dapat tidur padahal dia belum tidur sama sekali sejak tadi. Melihat kebahagiaan sahabatnya membuat dia jadi rindu akan kekasihnya yang jauh di negara orang.
"Huma lagi apa ya, hmm.. Padahal tadi udah telponan, kenapa kangen lagi ya?"batin Fildan.
Fildan melihat ketiga sahabatnya yang sudah lelap dan bermain dialam mimpi lalu pandangannya beralih pada jam dinding.
"Jam setengah dua, disana berarti jam setengah sembilan.. dia masih terjaga nggak ya?"
Fildan mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk kekasihnya.
"Huma, aku rindu.. Hah belum juga setahun kita berpisah jarak seperti ini tapi rasanya aku sudah nggak kuat.. Apa kamu belum bisa mengingatku Huma? Bukan aku egois ingin segera memilikimu tapi aku takut sesuatu kembali berusaha memisahkan kita.."batin Fildan.
Fildan mengambil gitarnya dan turun ke ruang keluarga sembari menunggu jawaban dari kekasihnya. Fildan memainkan gitarnya dengan lirih untuk mengusir sepi. Dering ponsel Fildan membuatnya agak tersentak kaget tapi senyum terbit dibibirnya saat membaca nama kontak yang menelponnya.
"Halo, assalamu'alaikum Huma.."salam Fildan.
Fildan bisa melihat wajah kekasihnya dengan jelas di layar ponselnya. Wajah ayu dan teduh dilengkapi hijab yang tak pernah lepas menutupi kepalanya. Sungguh gadis muslimah impian untuk dijadikan pasangan hidup.
"Wa'alaikumsalam sayangnya aku.. Kok belum tidur?"tanya Lesti seraya melambaikan tangannya dan tersenyum bahagia.
"Nggak bisa tidur abis acaranya Uwan sama Rara.."jawab Fildan.
"Oh iya gimana tuh, sukses kah? Andai aku disana ya.."ucap Lesti.
"Iya, andai Huma disini.."sahut Fildan.
Lesti menangkap sesuatu yang tidak beres dari nada bicara Fildan.
"Ada apa kesayangannya aku?"tanya Lesti.
"Aku rindu.."jawab Fildan.
Fildan berusaha keras agar tidak menangis walau rasanya dia ingin melakukan hal itu. Tak dipungkiri jika Fildan hanyalah seorang remaja yang masih beranjak dewasa namun demi cintanya dia harus terlihat jauh lebih dewasa dari sebelumnya.
"Aku juga rindu, tapi kita harus kuat ya.. Kita harus sama-sama menguatkan.."ucap Lesti.
Fildan menyunggingkan senyum tulusnya, ada sedikit kelegaan dihatinya saat mendengar kalimat Lesti yang menenangkan.
"Iya sayang, terima kasih..."
"Oh iya sayang, aku tadi melihat sesuatu tentang masa lalu.."ucap Lesti.
"Apa? Apa yang berhasil kamu ingat?"tanya Fildan dengan antusias.
Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Fildan saat ini kecuali mendengar kabar baik tentang ingatan Lesti.
"Sabar sayang, seneng banget sih kelihatannya.."
"Ya kan aku senang kalo kamu baik-baik saja.."ucap Fildan.
"Tadi aku ngeliat kita lagi kejar-kejar gitu tapi nggak tau kenapa.."cerita Lesti.
Fildan mencoba mengingat kejadian yang diceritakan oleh Lesti tapi banyak sekali moment dalam hidup mereka yang selalu bermain kejar-kejaran jadi dia juga tidak bisa memastikan itu moment yang mana.
![](https://img.wattpad.com/cover/189558177-288-k955971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MPT2 : KITA (FIN✅)
FanfictionSelama 4 tahun kepergian Lesti ke London , bagaimana kah kira-kira kehidupan mereka hingga Lesti kembali lagi ke Indonesia dan menikah dengan Fildan? peristiwa apa saja yang terjadi pada mereka semua? adakah orang-orang baru dalam kehidupan mereka...