Semenjak melahirkan putranya, Lesti memilih resign dari pekerjaan di kedutaan dan fokus mengurus keluarga kecilnya. Walau sudah tidak bekerja tapi dia tetap kembali ke London untuk menemani suaminya menyelesaikan pendidikan spesialis yang hanya menyisakan beberapa bulan lagi karena tidak mungkin jika dia harus terpisah jarak lagi. Dia tidak kuat menahan rindu kalau sampai hal tersebut harus terulang kembali. Lesti memang tidak langsung ikut kembali karena putranya belum cukup umur untuk melakukan perjalanan jauh dan selama itu rindu yang dimilikinya untuk sang suami sangatlah besar.
Aktivitas Lesti di London tidak ada yang istimewa, dia bekerja selayaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Menjaga bayi, menyiapkan keperluan suami, memasak, membersihkan rumah dan sebagainya. Kadang dia merasa bosan juga dengan rutinitasnya itu apalagi jika sang suami pergi bekerja atau kuliah. Untuk menghilangkan kejenuhan, biasanya Lesti akan mengikuti kegiatan amal yang diadakan oleh salah satu organisasi amal yang diikutinya. Dia juga akan mengajak serta buah hatinya agar si kecil bisa mulai belajar untuk bersosialisasi dan berempati.
"Huma, nanti aku akan pulang agak telat.. kau makan malam saja dulu sama Afnan.."ucap Fildan.
"Apa tesismu belum selesai juga?"tanya Lesti seraya menatap meja makan untuk sarapan.
"Ada beberapa koreksi yang harus segera aku perbaiki agar bisa segera maju penelitian.."jawab Fildan.
"Semoga cepat selesai, aku dan Afnan akan terus mendoakanmu.."ucap Lesti.
"Amiiinn, terima kasih ya Huma.."sahut Fildan seraya mencium kening Lesti lalu duduk.
"Hubby, akak Shiha ngajak ke acara amal bareng anak kanker, boleh Huma dan Afnan ikut?"tanya Lesti meminta ijin.
Fildan menghentikan sejenak aktivitas sarrapannya dan menatap Lesti.
"Jam berapa, dimana?"tanya Fildan lalu kembali makan.
"Di rumah sakit St. Loius siang nanti.."jawab Lesti.
Fildan tampak menimbang keputusannya lalu mengijinkan Lesti pergi dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi.
"Tetaplah bersama kak Shiha sampai aku menjemputmu, okay.."ucap Fildan.
"Okay, terima kasih Hubby.."sahut Lesti lalu memeluk Fildan sekilas.
Fildn tersenyum bahagia saat melihat istrinya sedang asyik bermain dengan putra mereka yang sudah berusia hampir satu tahun itu. Tidak terasa waktu bergulir sangat cepat, kadang Fildan masih tidak percaya jika kini dirinya adalah seorang suami dan ayah. Dirinya juga hampir menyelesaikan studi S2-nya yang mengambil spesialis anestesi di salah satu universitas terbaik kota London.
"Afnan, Hubby berangkat dulu ya, doakan Hubby lancar pekerjaannya biar kita bisa segera pulang ke Indonesia ya.."ucap Fildan berpamitan pada putranya.
"Amiinn, semoga Hubby sukses..."
Jelas itu bukanlah suara Afnan melainkan suara Lesti yang dibuat seperti suara seorang bayi.
"Aku berangkat ya, Humma jaga diri baik-baik.. kalau ada apa-apa langsung kabarin.."pesan Fildan.
"Iyaa, hati-hati dijalan Hubby.."ucap Lesti.
Fildan berlalu meninggalkan apartemennya dan hilang memasuki lift. Lesti kembali masuk ke dalam apartemen dan menidurkan Afnan yang sudah kembali terlelao di box bayinya.
"Ya Allah, kenapa rasa sakit ini semakin menjadi dari hari ke hari.."gumam Lesti seraya memijat bagian belakang kepalanya yang berdenyut.
Sudah hampir enam tahun Lesti sering merasakan sakit kepala tapi dia tidak berpikir jauh dan hanya mengira itu sakit kepala biasa karena jika dia gunakan untuk istirahat, sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya. Namun sejak melahirkan Afnan, sakit kepala yang dirasakan Lesti menjadi lebih sering terjadi dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Lesti tetap mencoba untuk berpikir positif dan hanya mengonsumsi obat generik biasa tanpa memeriksakan sakitnya ke dokter.
![](https://img.wattpad.com/cover/189558177-288-k955971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MPT2 : KITA (FIN✅)
FanfictionSelama 4 tahun kepergian Lesti ke London , bagaimana kah kira-kira kehidupan mereka hingga Lesti kembali lagi ke Indonesia dan menikah dengan Fildan? peristiwa apa saja yang terjadi pada mereka semua? adakah orang-orang baru dalam kehidupan mereka...