TANDA-TANDA CINTA

956 75 18
                                    

Rani sedang duduk sendirian di gazebo fakultas kesehatan, semua sahabatnya entah pergi kemana hingga meninggalkan dirinya sendirian padahal mereka ada kelas tiga puluh menit lagi. Rani membuka laptopnya dan mulai berselancar di dunia maya sembari menunggu semua sahabatnya datang menghampirinya. Saat sedang membuka-buka beberapa folder, mata Rani tertuju pada sebuah folder bertuliskan PHOTOSHOOT.

Rani memang bekerja sambilan sebagai model lepas, penampilannya yang tinggi semampai dan wajah yang cantik membuat dia mudah mendapat pekerjaan tersebut. Dia sudah menggeluti dunia modelling sejak SMA namun hanya sebatas hobby saja dan tidak sebagai pekerjaan. Saat kuliah inilah dia mulai berpikir untuk memanfaatkan hobby-nya agar menghasilkan uang sehingga dia bisa membiayai kuliahnya dan kebutuhan lainnya. Keluarga Rani cukup berada namun dia ingin bisa membiayai kuliahnya seorang diri dan terbukti dirinya yang bisa mendapatkan beasiswa di jurusan impiannya.

"Tanda-tanda cinta.."gumam Rani saat membaca salah satu judul subfolder.

Ingatan Rani kembali melayang pada kejadian yang berhubungan dengan judul tersebut. Rani memang menyimpan dengan rapi semua file photoshootnya, sehingga jika ada temannya yang butuh dia tidak kebingunga. Judul yang dibacanya tadi membawa Rani pada kejadian satu setengah tahun yang lalu, saat dimana dia masih menyimpan cinta rahasia untuk pemuda yang berfoto bersamanya, saat kali pertama Rani benar-benar merasakan sebuah tanda-tanda cinta didalam hatinya.

Rani tampak kebingungan, dia terus saja mengecek ponselnya dan sesekali menggerutu tidak jelas. Fildan, Ical dan Aulia dibuat kebingungan pula dengan sikap aneh Rani itu. Rani memang selalu bertingkah aneh, tapi untuk kali ini tiga sahabatnya itu merasa keanehan yang lain pada diri Rani.

"Lo kenapa sih Ran, gue perhatiin sejak di kelas uring-uringan mulu?"tanya Fildan akhirnya.

"Huft, ini nih si Rio ngeselin.. Masak dia tiba-tiba nggak bisa jadi model bareng gue.. Alesannya nggak jelas lagi, waktunya itu udah mepet nggak sempet buat casting orang lain lagi.."jawab Rani nyerocos meluapkan kekesalannya.

"Terus?"tanya Aulia.

"Nabrak Aul, haduh please deh jangan bikin gue tambah pusing.."jawab Rani memegangi kepalanya.

"Ih gue nanya serius tau, terus masalahnya itu apa Raniku sayang.. Emang nggak bisa kalo lo sendiri yang foto atau kalo memang harus pasangan emang nggak ada yang siap?"tanya Aulia.

"Masalahnya ini bukan foto biasa Aul, ini tuh proyek video klip.. Udah ada script yang harus diikuti dan harus pasangan soalnya lagunya itu tentang percintaan gitu.."jawab Rani.

"Masa' agency model lo cuma punya satu talent cowok sih Ran?"tambah Ical.

"Banyak sih tapi semuanya udah ada job untuk hari yang sama dengan proses syuting.."jawab Rani.

"Hmm.. Ribet juga ya, lagian tuh cowok kenapa tiba-tiba batalin ya?"ucap Aulia.

"Tau tuh, pas casting awalnya aja ngebet banget eh pas udah mau take malah kek gini, ngeselin banget.."sahut Rani.

"Pake Fildan atau Ical aja Ran, kaliankan udah deket nih pasti bisalah bangun chemistry-nya.."usul Aulia.

Sebuah ide bagus sebenarnya tapi baik Fildan ataupun Ical menolak. Alasannya simple, Fildan tidak bisa bergaya didepan kamera dan Ical yang pasti akan tertawa terus jika berhadapan dengan Rani.

"Bukannya romantis kita malah jadi pelawak ntar.."ucap Ical.

Fildan menepuk perlahan pundak Ical dan terkekeh lirih, Aulia yang baru pahampun ikut tertawa juga.

MPT2 : KITA (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang