SEKALI INI SAJA

736 67 11
                                    

Hilir mudik dokter, perawat dan pasien serta keluarganya sudah menjadi rutinitas di sebuah rumah sakit. Entah untuk bekerja, berkunjung atau sekedar periksa kesehatan. Begitu pula yang dialami oleh sebuah keluarga yang sudah beberapa bulan selalu bolak-balik untuk memeriksakan salah satu anggotanya yang sedang butuh perawatan.

"Selamat siang nyonya Lesti.."sapa seorang perawat kepada seorang perempuan berhijab yang duduk diatas kursi rodanya seraya memangku seorang bocah laki-laki berusia empat tahunan.

"Selamat siang suster Maya.."jawab perempuan itu.

"Wah Afnan ganteng banget hari ini... Sini sama suster dulu ya.."ucap suster Maya.

"Titip Afnan sebentar ya sus,"

"Iya dok, Afnan aman sama saya.. oh iya dokter Fildan, nanti yang menangani istri anda dokter spesialis mutasi dari Makassar.."himbau suster Maya.

Fildan mengangguk paham.

"Dr. Surya sudah memberitahu saya, terima kasih sus.."ucap Fildan.

"Kalau begitu saya permisi ke tempat day care dulu ya dok, semangat nyonya semoga lekas sembuh.."pamit suster Maya.

"Terima kasih.."ucap Lesti.

Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, suster Maya pun mengajak Afnan pergi agar sang bunda bisa berobat dengan tenang.

"Huma sudah siap?"tanya Fildan.

"Bismillah Hubby.."jawab Lesti.

Fildan mendorong kursi roda Lesti menuju ruangan dokter yang akan menbantu mereka melawan sebuah penyakit yang telah lama bersarang di diri Lesti. Penyakit yang berusaha kuat disembunyikan oleh perempuan itu sejak lama namun akhirnya terkuak juga.

Perlahan Fildan membuka pintu ruangan yang sebelumnya ditempati oleh dr. Surya.

"Assalamu'alaikum..."salam Lesti dan Fildan bersamaan.

"Wa'alaikumsalam.."

Fildan dan Lesti melihat seorang perempuan berambut panjang berdiri membelakangi mereka karena mengambil sesuatu didalam lemari. Suara yang mereka dengar tadi mengingatkan mereka pada seseorang dan untuk sepersekian detik mereka saling pandang.

"Selfi?"seru Fildan kaget saat melihat wajah dokter baru yang menggantikan dr. Surya.

"Selamat siang dokter Fildan, kak Lesti.."

"Ini benar kamu?"tanya Fildan.

Selfi, mantan pacar dan cinta pertama Fildan, perempuan itu tersenyum seraya mempersilahkan Fildan dan Lesti masuk. Mereka kini duduk berhadapan di meja kerja Selfi. Fildan dan Lesti masih diliputi keterkejutan karena tidak menyangka akan kembali bertemu dengan Selfi setelah bertahun-tahun putus kontak.

"Iya, ini aku.. sekarang aku yang akan menggantikan dr. Surya untuk membantu kalian.. Selfi yakin kalo kak Lesti pasti bisa, riwayat rekam medis kakak menunjukkan perkembangan yang bagus.."ucap Selfi.

"Alhamdulillah kalo seperti itu, tapi kakak udah pasrah.. oh iya, Selfi kemana aja kok baru kelihatan?"tanya Lesti mengalihkan topik.

Sejujurnya dia sangat kaget melihat Selfi lagi. Memorinya tentang masa lalu kembali terbuka. Masa dimana rasa cemburu dan takut akan perempuan dihadapannya itu ada. Sesekali Lesti melirik suaminya yang sejak masuk ke ruangan banyak diam. Dia tahu suaminya itu kaget, atau mungkin sedang melakukan flashback seperti dirinya tadi.

"Dokter Surya berpesan padaku untuk menyampaikan kalau kak Lesti harus segera melakukan kemo, obat-obatan yang kakak minum itu belum cukup untuk menghilang sel-sel kanker yang kembali ada diotak kakak.. bersyukur perkembangan sel kankernya lambat tapi yang namanya penyakit tidak bisa dipastikan ya kan?"

MPT2 : KITA (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang