Fildan melangkahkan kakinya menyusuri koridor fakultas kesehatan untuk mengajar di kelas adik tingkatnya. Sebelum menerima tawaran menjadi asisten dosen, Fildan sudah melihat jadwalnya sendiri agar tidak bertabrakan dan sejauh ini dia bisa mengatur jadwalnya dengan baik. Di kalangan mahasiswa tingkat satu, Fildan cukup terkenal. Selain karena kecerdasannya yang luarbiasa juga karena ketampanannya yang tidak bisa dielakkan. Namun kekecewaan harus diterima oleh adik tingkatnya itu karena Fildan sudah mengakui jika dirinya telah bertunangan saat masa orientasi dulu. Tapi hal itu tidak membuat para mahasiswi berhenti mendekatinya, mereka seolah tertantang untuk membuat sang kakak tingkat super kece itu hisa berpaling hati. Jahat sekali bukan?
Bukan Fildan Narendra namanya kalau bisa semudah itu berpindah hati. Fildan sangat bisa menjaga hatinya dengan baik tanpa pernah menyakiti hati gadis-gadis yang mencoba mendekatinya. Tutur katanya yang lembut dan penuh pengertian mampu membuat semua gadis yang mendekatinya berangsur-angsur mundur karena segan. Fildan senang akan hal itu karena dia tidak perlu sampai menyakiti orang lain untuk mempertahankan dirinya. Meskipun begitu Fildan tetaplah idola di fakultasnya bahkan satu kampus mengenal sosoknya.
Fildan memasuki ruangan 205 yang berada di lantai dua dengan gaya khasnya. Badan tegap, ekspresi tegas cenderung datar tanpa senyuman dan salam yang sangat merdu ditelinga para mahasiswi. Sebelum mengawali materi Fildan membiasakan untuk berdoa di kelasnya dengan harapan agar materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh adik-adik tingkatnya.
"Selamat pagi semuanya, hari ini pak Ali tidak bisa mengajar jadi saya yang akan menggantikannya..."ucap Fildan.
"Kalo bisa kak Fildan terus aja yang ngajar.. Biar aku tambah semangat kuliahnya.."celetuk seorang mahasiswi yang memang selalu menggoda Fildan.
"Huuu.. Itumah maunya elo Ca.."sahut seorang mahasiswa.
Fildan hanya tersenyum tipis, kejadian seperti itu sudah sering terjadi jika dia mengajar jadi tidak mengejutkan lagi baginya.
"Sudah-sudah jangan berantem.. Kalo saya terus yang ngajar nanti pak Ali makan gaji buta dong.."ucap Fildan mencairkan suasana.."
Tawa membahana di kelas tersebut, Fildan memang paling bisa membuat kegiatan belajar mengajar tidak membosankan. Itulah alasan mengapa kalo dia mengajar semua mahasiswa selalu antusias ketimbang dosen aslinya.
"Baiklah sekarang kita masuk ke materi, ada yang bisa menjelaskan materi minggu lalu pada saya?"tanya Fildan.
Seorang mahasiswi yang duduk paling depan mengangkat tangannya, Fildan mempersilahkan gadis tersebut untuk menjelaskan secara singkat untuk mereview materi sebelumnya.
"Sudah paham belum materi minggu lalu tentang rantai kimia?"tanya Fildan.
Ada beberapa yang mengangguk, ada beberapa yang menggeleng. Fildan bisa memahami itu karena dia sudah pernah mengalaminya. Fildan pun memberikan soal pengayaan agar adik-adik tingkat bisa lebih memahami materi yang diajarkan dosen mereka sebelum menginjak materi selanjutnya.
Dua SKS mata kuliah Kimia Dasar telah usai, Fildan memberikan tugas pada adik-adik tingkatnya sesuai dengan perintah dosen pengampu mata kuliah tersebut.
"Batas waktu kalian mengumpulkannya adalah minggu depan.. Kalau ada yang belum paham kalian bisa bertanya pada saya atau pak Ali langsung.. Sekian untuk hari ini, apa ada yang ingin ditanyakan?"tanya Fildan sebelum mengakhiri kelas.
"Kak Fildan nanti makan siang bareng siapa?"
Lagi-lagi Caca -mahasiswa yang selalu menggoda Fildan- mengajukan pertanyaan yang menyimpang dari konteks pembelajaran. Fildan geleng-geleng kepala dan tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan adik tingkatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPT2 : KITA (FIN✅)
FanfictionSelama 4 tahun kepergian Lesti ke London , bagaimana kah kira-kira kehidupan mereka hingga Lesti kembali lagi ke Indonesia dan menikah dengan Fildan? peristiwa apa saja yang terjadi pada mereka semua? adakah orang-orang baru dalam kehidupan mereka...