KUCING DAN TIKUS

986 78 24
                                    

Ical duduk berdua saja dengan Rani di kantin karena Fildan msih berada di London sedangkan Aulia entah kemana karena sejak kelas usai dia sudah menghilang. Akhir-akhir ini ada yang aneh dengan gadis tembam itu dan keanehan itu dirasakan jelas oleh semua sahabatnya.

"Aulia lagi ada kesibukan apa sih Ran, gue perhatiin akhir-akhir ini dia ngilang mulu dan jarang jalan bareng kita.."tanya Ical penasaran.

Rani yang masih mengunyah makanannya menatap Icak dengan heran. Dalam hatinya dia berpikir tumben sekali Ical mencari Aulia dan terlihat seperti sedang khawatir.

"Kalo nggak ada dicariin tapi kalo ketemu kerjaan berantem mulu.. Kalian berdua tuh aneh ya.. Nggak elo, nggak Aul udah kayak kucing sama tikus aja.."cibir Rani

Ical memdengus kesal dengan cibiran Rani, dia memilih fokus lagi pada makanannya yang tersisa sedikit lagi. Namun pikiran tentang Aulia terus memenuhi kepala Ical dan menambah rasa khawatir dihatinya.

"Kenapa gue jadi kepikiran gembul terus sih, terus apa dia udah jadian ya sama kak Cahu?"

Pertanyaan tentang hubungan sang sahabat dengan seorang kakak tingkat mereka itu membuat Ical kembali teringat kejadian beberapa hari lalu saat dia tidak sengaja melihat Aulia sedang jalan berdua disebuah mall.

Ical berjalan sendirian di mall untuk menghilangkan stress dengan bermain sepuasnya di timezone. Semua sahabatnya sedang sibuk makanya dia hanya sendirian. Saat berjalan menuju food court tanpa sengaja Ical melihat salah satu sahabatnya sedang bersama seorang pemuda.

"Itu Aul bukan sih? Sama kak Cahu?"gumam Ical.

Ical mengikuti keduanya dari jarak yang cukup jauh agar tidak ketahuan. Dia tidak tahu mengapa harus mengikuti mereka tapi hatinya terus menuntunnya untuk tetap membuntuti.

"Apa mereka udah jadian ya, tapi kok si Aul nggak cerita? Biasa kan dia apa-apa cerita.."

Sejak kejadian itu Ical jadi curiga jika Aulia tidak bisa ikut kumpul dan beralasan ada urusan. Dia tahu pasti Aulia akan pergi bersama dengan gebetannya namun Ical tak sampai hati untuk membongkar semua rahasia Aulia tersebut. Dia yakin ada alasan yang belum bisa Aulia jelaskan dan suatu saat nanti pasti sahabat gembulnya itu akan bercerita.

Ical lagi-lagi harus sendirian karena Rani tiba-tiba ada panggilan job pemotretan. Berada sendiri di lingkungan yang ramai cukup membuat bergidik juga dan akhirnya Ical memutuskan untuk kembali ke kost. Saat berjalan santai menuju gerbang, mata Ical menangkap satu sosok yang sangat dikenalnya sedang duduk dipinggir jalan dengan tertunduk.

"Itu Aulia bukan sih, tapi kenapa dia ngejogrok disitu? Bukannya tadi bilang ada urusan ya?"

Karena penasaran Ical pun menghampiri seseorang yang dia yakini adalah sahabatnya. Ketika jarak yang hampir dekat, samar telinga Ical mendengar sebuah isakan yang berasal dari gadis tersebut.

"Aul?"panggil Ical.

Gadis yang tertunduk itu mengangkat kepalanya dan mendongak hingga Ical bisa melihat dengan jelas wajah yang sembab karena menangis itu.

"Icaall.. Huaaa..."

Gadis itu memang benar Aulia dan dia langsung menghambur kepelukan Ical, menangis dalam pelukan sahabatnya.

"Lo kenapa gembul, kenapa nangis di pinggir jalan kayak gini?"tanya Ical cemas.

Ical mengusap lembut surai panjang Aulia agar sahabatnya itu merasa nyaman dan lebih tenang hingga dapat bercerita kepadanya.

"Kalo nggak mah cerita disini, kita ke kafe es krim aja yok.."ajak Ical.

Icap merasakan pergerakan kepala Aulia yang mengangguk, dia pun melepaskan pelukannya dan menghapus airmata Aulia.

MPT2 : KITA (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang