KITA : TETAP DALAM JIWA

968 82 24
                                    

Pengobatan demi pengobatan yang dilakukan Lesti ternyata tidak membuahkan hasil yang menggembirakan. Hanya sebentar dinyatakan baik-baik saja namun kemudian kabar buruk kembali terdengar. Satu tahun berjuang melawan penyakitnya lewat berbagai macam pengobatan baik medis atau tradisional namun hasilnya tetap sama. Malah tubuh Lesti mulai memberikan reaksi penolakan terhadap beberapa pengobatan.

Suami, keluarga dan sahabatnya tak kenal lelah memberikan semangat pada Lesti agar kesehatannya terus membaik. Lesti sendiri sedih melihat keluarganya yang terus-terusan memberikan senyum palsu mereka hanya untuk membuatnya senang. Lesti juga ingin sembuh, dia juga ingin melihat putra semata wayangnya tumbuh dewasa. Namun dia sudah lelah, dia lelah menahan sakit ditubuhnya, dia lelah melihat wajah kuyu suaminya, dia lelah mendengar kalimat penyemangat yang terlontar untuknya dan dia lelah menjadi beban keluarganya.

"By, aku sudah lelah.."ucap Lesti pada Fildan setelah mereka melalui proses kemoterapi kesekian kalinya.

"Humma, jangan ngomong kayak gitu.. Humma pasti sembuh, aku dan Afnan masih butuh Humma disini jadi Humma harus semangat ya.."

Lesti tersenyum tipis dengan bibir pucatnya, matanya begitu redup tak bercahaya saat menatap. Dia seperti sudah kehilangan harapan namun tak tega meninggalkan dua orang yang sangat dicintainya.

"By, kelak jika aku harus pergi duluan.. ingatlah kalau cerita tentang kita pernah ada dan spesial,.."

Lesti menatap suaminya yang tak hentinya memberikan kalimat penyemangat tapi dia sudah merasa sangat lelah dan kalimat-kalimat itu tak lagi mampu membakar semangat kesembuhannya. Lesti sudah pasrah dan ikhlas jika Sang Maha Esa memanggilnya.

Tumor otak yang diderita Lesti berkembang sanngat pesat dan berubah menjadi ganas atau dengan kata lain sel tumornya telah berubah menjadi sel kanker yang mematikan. Hampir dua bulan Lesti hanya mampu berbaring diatas ranjangnya karena sel kanker diotaknya sudah menyerang keseluruh sistem saraf Lesti.

"Ikhlaskan aku By.."pinta Lesti.

Fildan menggeleng dengan cepat di tanda dia tidak mau ditinggalkan.

"Meski kita harus terpisah, kau selalu ada dan tetap dalam jiwaku By, aku pergi membawa cinta kita dan aku akan menunggumu By.."

"Humma, aku mohon bertahanlah.. demi aku dan Afnan.. kami masih membutuhkanmu, kita pasti bisa melewati ini semua.."ucap Fildan.

Hari demi hari berlalu, segala daya upaya telah dilakukan oleh Fildan sebagai seorang dokter bagi kesembuhan Lesti. Namun sekua usahanya tidak berbuah baik sama sekali. Tubuh Lesti semakin lemah dan mulai menolak setiap obat yang dimaksukkan kedalam tubuhnya.

Puncak rasa lelah dan sakit yang didera Lesti adalah saat dia dinyatakan koma setelah melalui fase kemoterapi terakhirnya. Fildan sangat terpukul mendengar kabar tersebut. Pagi hingga malam dia tak kenal lelah berdoa, meminta kesembuhan dan kesempatan bagi istrinya.

Lesti adalah belahan jiwa Fildan, cinta mati Fildan, harta berharganya yang lebih dari apapun. Fokus Fildan deki kesembuhan Lesti membuat dia melupakan tanggung jawabnya yang lain. Tanggung jawab yang sangat besar setelah Lesti berjuang keras melahirkannya ke dunia. Ya, Fildan melupakan putranya.

Selama Fildan fokus pada pengobatan Lesti, dia jarang sekali pulang ke rumah walau itu hanya untuk menengok putranya. Semua keluarga dan sahabat Fildan sudah mencoba untuk menyadarkannya tapi cintanya pada Lesti telah menutup logikanya.

Afnan yang baru berusia tiga setengah tahun akhirnya dirawat oleh ibunya Lesti. Semua orang berusaha mengerti perasaan Fildan walau mereka juga sangat menyayangkan tindakan Fildan yang mengabaikan putranya. Afnan terlalu kecil untuk mengerti masalah yang sedang dihadapinya dan harusnya Fildan ada untuknya disaat sang ibu sedang berjuang antara hidup dan mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MPT2 : KITA (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang