Chapter 15

291 37 0
                                    

Baekhyun kini tengah berada didapur. sehabis mandi tadi ia langsung menuju dapur karena perutnya yang berbunyi minta diisi.

baekhyun membuat semangkuk ramyeon. ia mulai menyendok ramyeon yang masih mengepulkan asapnya itu dan segera menghabiskannya.

selesai dengan acara makan baekhyun membereskan semua sisa makanannya tadi dan pergi kelantai atas untuk pergi kekamarnya.

saat baekhyun menaiki tangga tiba tiba langkahnya terhenti, ia tertunduk seraya memegang dadanya yang terasa nyeri. ia berusaha menahannya dengan sekuat tenaga dengan tangan sebelah kirinya mencengkram kuat pegangan tangga.

baekhyun berusaha berjalan menuju kekamarnya, dadanya yang naik turun dan nafasnya yang tidak teratur membuatnya tidak bisa menghirup udara dengan semestinya, sesak didadanya semakin dirasanya. baekhyun berusaha menahan kesadarannya agar tidak jatuh pingsan.

Sesampainya didepan pintu baekhyun berusaha membuka pintu kamarnya dan melesak masuk. ia mencari cari sesuatu di laci yang ada dilemarinya. matanya yang mulai berair membuat penglihatannya tidak terlalu jelas.

"sial,dimana benda itu." baekhyun mengacak semua benda yang ada di laci lemarinya tetapi tetap saja tidak dapat menemukan benda yang ia cari.

kemudian dia beralih pada laci yang ada di meja belajarnya ia berjalan dengan susah payah dan langsung merogoh laci tersebut dengan tidak sabaran sesekali baekhyun mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

tak berselang lama akhirnya baekhyun menemukan sebotol obat yang dia cari dan langsung meminumnya. ia terduduk dengan kedua tangan bertumpu pada lututnya dan kedua telapak tangan menutupi wajahnya.
dengan nafas yang masih tersengal sengal baekhyun menangis entahlah ia muak jika penyakitnya ini kambuh rasanya ia sudah tidak tahan lagi ia ingin mengakhiri semuanya.

tetapi jika ia mengakhiri semuanya bagaimana dengan gadis itu. apakah ia akan baik baik saja jika baekhyun meninggalkannya..
pasti jawabannya  tidak.

Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar ia bangkit dari duduknya menuju tempat tidur dan segera beristirahat.

----------------

Aera kini tengah berlari lari dari kamarnya menuju kebawah karena mulai tadi ia mendengar suara bel yang tidak ada henti hentinya.

"siapa sih malam malam begini bertamu,brutal pula mencet belnya."
aera menggerutu karena orang yang memencet bel rumahnya sangat tidak sabaran.

"iya iya sebentar." aera sedikit berteriak dan langsung membuka pintunya dan mendapati taehyung yang kini berdiri tepat dihadapannya.

"kenapa lama sekali buka pintunya." taehyung langsung masuk kerumah aera tanpa menghiraukan gadis itu. sedangkan aera kini tengah memutar kedua bola matanya malas.

"mau apa kau kerumahku malam malam begini."
kini aera duduk diruang tengah tepat disamping taehyung.

tidak ada respon dari pria disebelahnya itu sedangkan aera hanya menggedikkan bahunya acuh.

suasana hening karena tidak ada percakapan diantara mereka berdua. taehyung tengah sibuk melamun dengan menatap layat televisi yang mati itu dan aera hanya memakan keripik kentang seraya bermain ponselnya.

Taehyung menghembuskan nafasnya kasar ia menyenderkan kepalanya disandaran sofa sambil menutup matanya.

"aku dijodohkan dengan teman ayahku."

Aera terkejut dengan perkataan taehyung barusan. oh ayolah bagaimana bisa taehyung yang tampan ini dijodohkan seperti tidak laku saja pikirnya.

"bagaimana bisa,seputus asa itukah ayahmu karena kau tidak memiliki kekasih sampai sampai ia menjodohkanmu." aera tertawa dan dihadiahi tatapan datar oleh taehyung.

sansuyu • Byun Baekhyun °✓°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang