SBA. 9

1.6K 44 0
                                    

Maaf sebelumnya author ngilang ya soalnya banyak tuges ditambah lagi UTS kemaren:(

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

"Leader. Kau yakin dengan keputusanmu?"

"Apa maksudmu menanyakan itu?"

Heri terdiam sejenak ia merasa ketakutan sekarang. Ia mengutuk mulutnya yang telah lancang mengatakan hal tersebut kepada leader nya yang berhati es tersebut.

"Saya hanya merasa bahwa nona arvie sudah terlalu dekat dengan alvin tidakkah seharus nya leader bergerak cepat"

Heri tak habis pikir dengan leadernya tersebut ia menyuruh dirinya segera membawa arvie kepadanya dengan cara apapun yang artinya baik itu cara kotor sekalipun 2 minggu yang lalu tapi jarak beberapa menit dari keputusannya tersebut. Arlingga kembali memanggil dirinya kemudian menyuruhnya membatalkan rencana tersebut dengan ulasan bahwa arvie adalah gadisnya...gadis istimewanya. Dirinya tentu saja dibuat terkejut dengan keputusan arlingga yang lebih memilih mendekati arvie dengan cara halus dan perlahan selayaknya pasangan yang sedang pdkt tanpa melibatkan dirinya maupun yang lain. Tapi ia tetap menghormati keputusan leadernya tersebut meskipun terselip rasa ragu.

"Kau meragukan ku heri?"

Arlingga melirik heri melalui ekor matanya tanpa membalikkan badannya sambil menekan setiap kata yang diucapnya. Posisinya saat ini membelakangi heri yang sedang menunggunya bersiap-siap. Heri terkejut leadernya tersebut berbicara selayaknya bisa membaca pikirannya.

"Tidak leader sama sekali tidak. Saya-"

"Kita berangkat"

Arlingga menyela ucapan heri sambil melangkah melewati heri kemudian keluar dari kamarnya. Heri menghela napas lelah susah sekali memberi tahu sesuatu kepada seseorang yang berwatak keras kepala seperti leadernya tersebut. Ia pun melangkah mengikuti sang leader keluar dari kamarnya.

💎💎💎

Sesampainya di sekolah arlingga lantas turun tanpa mau repot-repot menunggu heri membuka pintu untuknya. Bukan tanpa sebab tapi ia ingin menjaga identitasnya. Hari ini pun ia terpaksa menerima paksaan heri untuk mengantarnya dengan iming-iming agar dirinya tak terlalu lelah dan proses penyembuhan lukanya segera berakhir.

Ia melangkah tanpa menengok kebelakang kemudian mengucap sesuatu yang membuat heri menunduk dalam terselip secuil kesedihan dihatinya melihat leadernya tumbuh menjadi remaja yang tak berhati.

"Jangan terlalu ikut campur dengan urusan ku heri. Kau harus mengingat posisi mu"

Kemudian ia berlalu begitu saja. Heri menatap arlingga sedih dirinya telah menganggap arlingga seperti saudaranya sendiri tetapi lelaki tersebut menganggapnya bukan apa-apa dihidupnya Saya peduli dan akan selalu begitu leader. Heri bergumam lirih sehingga ia tersadar ketika ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya. Ia menengok lantas terkejut ia buru-buru keluar dari dalam mobilnya kemudian menghampiri orang tersebut sehingga menimbulkan teriakan histeris dari siswi-siswi disana melihat kehadiran heri. Tapi ia sama sekali tak memperdulikan itu.

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang