SBA. 20

933 32 13
                                    

Karna author lagi baekk up nya cepet hehe enjoy it:)

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

Saat sedang asik merutuki kebodohannya dengan tubuh yang masih merosot di depan pintu kamarnya, arvie dikejutkan dengan suara bik mar yang memanggilnya untuk sarapan.

Sekelebat kejadian tadi bermunculan di kepalanya, bagaimana ia harus bersikap di depan arlingga nanti.

Ia merengek tanpa suara sambil mengacak rambutnya kesal.

Tok tok tok...

"Nona arvie? Sarapannya sudah siap"

Arvie berjingkat kaget lantas berdiri. Oke ini memang lebay tapi sungguh ia tak fokus. Pikirannya seolah terpusat pada kejadian dirinya dan arlingga yang hampir ber-.

Tidak tidak. Kenapa pikirannya berubah kotor seperti ini, tapi..arlingga juga turut andil bersalah. Katakan saja wajah rupawannya itu sebuah kutukan bisa membuat orang terpana dan salah tingkah.

Terutama bibirnya yang hmm sexy. Astaga stop arvie! Kedua tangan kecilnya kembali menjambak rambutnya frustasi.

Tersadar akan kegilaan tingkahnya arvie terdiam.

"Tunggu. Tetapi lelaki menyebalkan tadi terlihat biasa saja"

Membuang napas pelan ia merapikan rambutnya yang acak-acakan. Kenapa ia merasa sebal dengan respon lelaki tersebut yang terlihat biasa saja.

Ada apa dengan dirinya, seharusnya ia senang karna lelaki menyebalkan macam arlingga tidak berniat melecehkannya meskipun hanya sebuah ciuman. Lalu kenapa ia merasa marah dan tak terima.

Menghiraukan perasaan jengkelnya arvie membuka pintu sedikit kasar.

"Non"

"Astaga dugong"

Arvie berjengit kaget seraya mengelus jantungnya yang sempat terpacu karna kehadiran asisten rumah tangga yang melayaninya selama 3 hari disini, bibik mar berdiri mematung depan pintu.

"Maaf bik. Saya kaget jadi reflek kesebut, ngomong-ngomong kenapa masih di sini?"

Tanya arvie heran, pasalnya ia mengira bibik mar telah turun beberapa menit yang lalu.

"Tak apa nona. Tuan muda arlingga menyuruh saya untuk memanggil nona sarapan"

Mendengar nama arlingga disebut-sebut sontak arvie mendekat menarik lengan bibik mar pelan seraya berbisik.

"Apa arlingga berada di bawah bik?"

Bibik mar yang merasa kebingungan dengan tingkah arvie memandang perempuan tersebut heran, ia jadi ikut-ikutan berbisik.

"Tidak ,nona. Tuan muda sudah pergi dari tadi menuju mansion utama setelah menerima telpon. Memangnya ada apa nona? Apa nona bertengkar dengan tuan muda?"

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang