SBA. 16

2.1K 52 11
                                    

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

Heri terlonjak setelah mendengar suara pintu mobil yang dibanting keras. Ia berlari kemudian bersiap siaga di samping leadernya.

"Selamat datang leader"

Tanpa menoleh sedikit pun arlingga hanya berjalan lurus. Wajahnya tampak kaku rahangnya mengeras dan tatapan yang tajam sudah cukup membuat heri paham bahwa lelaki tersebut sedang marah.

"Pantau kegiatan arvie kemudian laporkan secepatnya!"

Ucapnya. Suaranya terdengar dingin heri sampai bergidik ngeri mendengarnya.

"Baik leader"

Heri berlalu setelah mendengar nada perintah dari arlingga. Lelaki tersebut menghempaskan tubuhnya kesopa.

Ia memijit keningnya masalahnya terasa tak ada habisnya saat ini. Pikirannya melayang pada kejadian malam sebelumnya.

Dimana ia dibuat berpikir keras oleh seorang pemberontak yang ia bantai karna mengusik markasnya yang kedua yaitu de cla.

Jar aster telah bergerak menuju kehancuran mu.

Kata-kata pemberontak tersebut terus terngiang-ngiang di kepalanya. Siapa sebenarnya jar aster dan ada dendam apa ia dengan dirinya.

"Argghhh.."

Prang...

Semua barang diatas meja dekat sopa tersebut habis luluh lantak dan pecah begitu saja.

Jar aster dan Arvie adalah dua kombinasi manusia yang membuat ia mengeluarkan cukup banyak pikiran.

"Moho maaf le-"

Bughh..

Lelaki tersebut terkesiap karna serangan leadernya. Arlingga memukul anak buahnya membabi buta guna melampiaskan kekalutannya.

Setelah puas ia memandang remeh terhadap anak buahnya yang tergeletak tak berdaya tersebut.

"Katakan! Atau ku potong lidahmu saat ini juga"

Ucapnya tajam. Dengan susah payah anak buahnya tersebut berdiri, ia berkali-kali mendesis merasakan luka disekujur tubuhnya yang kena hantaman arlingga.

"M-marta ar-ardiana"

"Perjelas ucapanmu!"

Sentak arlingga murka

"D-dia sudah mati. Sesuai perintah anda saya telah menukar obatnya dengan racun"

Setidaknya dibalik kekalutannya ada angin segar yang membuatnya tidak terlalu kepanasa. Ia mengibaskan tangannya guna mengusir anak buahnya.

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang