SBA .6

1.8K 65 0
                                    

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

"HENTIKAN ITU BAJINGAN"

Prok..prok..prok

Lelaki tersebut bertepuk tangan seolah-olah merayakan sambutan untuk kemenangannya di depan mata. Berbeda dengan lelaki yang berada di depannya, wajahnya terlihat pucat pasi karna kehadiran seseorang didepannya.

"Tidakkah kau kasian dengan benda-benda yang kau banting itu? Hey ingat benda-benda itu telah susah payah kau beli hingga harus membawa kabur uangku dengan D'Xotz... june-ya"

"Ll..eea..der.. Bukankah kau-"

"Ssstt.. Aku tidak akan mati hanya karna sebuah kecelakaan. Perlu ku ingatkan june jika kau lupa aku adalah iblis kematian bagaimana bisa seorang iblis mencabut nyawanya sendiri jika ada nyawa incaran didepan matanya yang terlihat jauh lebih... lezat"

Arlingga berucap sadis di akhir katanya ia menunjukkam smirk nya yang paling menakutkan. Ia berjalan mendekati wajah pucat pasi june. Jika kalian ingin tau mengapa arlingga keluar dari rumah sakit secepat ini dan bisa berada di kediaman june. Alasannya cukup mudah karna ia membenci rumah sakit, baginya rumah sakit adalah tempat keramat baginya tempat dimana ia menyaksikan ayahnya mending Marcell D'collin meregang nyawa ia lebih senang berkali-kali lipat di rawat di rumahnya dibanding tempat terkutuk yang disebut rumah sakit dan untuk keberadaan june jangan lupa ia memiliki puluhan anak buah untuk mendeteksi keberadaan june. Arlingga tersenyum miring tenaga dan tubuhnya memang belum pulih tetapi menghadapi satu orang tak akan membuatnya kehilangan banyak tenaga.

"Leader tunggu biar aku yang mengurus bajingan itu"

Ucap heri yang baru datang dengan napasnya yang terdengar ngos-ngos an. Kentara sekali terlihat jika ia berlari untuk menghentikan aksi leadernya yang tak ber-hati tersebut. Ia yakin june tak akan mati dengan cara biasa-biasa saja jika dirinya tak segera mencegahnya.

"Kau meragukan ku heri"

Ucap arlingga dengan penekanan di setia katanya. Heri gemetar ketakutan begitu juga dengan june.

"Bukan begitu leader ada hal lain yang jauh lebih penting kau urus di banding bajingan itu"

Arlingga tidak menghiraukan perkataan heri. Ia tetap berjalan pelan menuju june sambil mengeluarkan pisau lipat kesayangannya.

"Jj..ang..an mendekat"

June semakin gemetar ia melemparkan seluruh benda- benda yang ada didekatnya untuk menghentikan langkah lelaki iblis didepannya tapi semua itu justru sangat mudah di hindari oleh arlingga. Arlingga terdenyum meremehkan.

"Sampai jumpa di neraka june-ya"

Hingga teriakan dan raungan kesakitan menjadi pengisi suara di malam yang sunyi. Dimana heri kembali menjadi saksi atas kebengisan iblis jantan yang mereka panggil leader Arlingga D'Collin.

Arlingga tersenyum puas sambil berjalan angkuh meninggalkan rumah june dengan heri yang slalu setia mengikutinya dari belakang. Ia puas sangat puas karna telah melenyapkan pengkhianat yang membawa kabur uang D'Xotz untuk kepentingan pribadinya. Noda darah di pakaiannya menjadi bukti atas kemenangannya malam ini ia bahkan tak memperdulikan luka di sekujur tubuhnya, baginya tak ada yang lebih membahagiakan dibanding melihat lawannya meregang nyawa di depan matanya karna ulahnya sendiri. Hingga perkataan heri mampu menghentikan langkahnya dan membuat lengkungan indah di bibir arlingga menurun kemudian lenyap di telan udara malam.

"Gadis tak dikenal yang sering mengunjungimu belakangan ini adalah gadis yang selama ini kau cari leader.. Arvelina chris xandhier putri tunggal dari pasangan Rahul julian xandhier dan Annita xandhier pasangan yang menjadi tokoh utama di insiden itu"

Arlingga terdiam pandangan nya lurus menghadap depan tanpa mengucapkan satu patah katapun. Namun di lain sisi dibalik tembok yang sangat kokoh pembantas antara jalanan dan rumah megah tersebut terdapat sepasang mata tengah memperhatikan arlingga dan heri.

"Menarik. Ternyata ia seorang psikopat"

Ucap seseorang yang sedari tadi mengintip. Ia tersenyum miring.

Bersambung...
Maaf pendek:(
Sabtu 24 agustus 2019




Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang