SBA .1

7.7K 165 0
                                    

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

Terlihat seorang gadis berjalan sendiri ditemani gemercik bekas hujan yang mengguyur bumi beberapa saat yang lalu, suara kecipak sepatunya mengiringi mulutnya yang terus komat kamit menggerutu karna kesialannya pagi ini. Hari ini hari pertamanya masuk sekolah baru tidak elok rasanya seorang murid baru pindahan harus telat di hari pertamanya, sungguh jika bukan karna begadang semalaman menonton drakor kesukaannya mungkin kata terlambat bangun tidak akan di kantonginya saat ini ditambah sepupunya yang menyebalkan tidak mau menunggunya barang sebentar saja, keterlaluan! disinilah gadis itu sekarang berjalan seorang diri di tepi jalan berjalan kaki ke sekolah barunya yang lumayan dekat dengan rumah aunty-nya yang sekarang menjadi tempat tinggalnya semenjak orang tuanya meninggal karna insiden itu.

Gadis itu mempercepat langkahnya kendati melihat seorang lelaki jakung berjalan sendirian. Matanya memicing memperhatikan seragam sekolah lelaki tersebut sama seperti seragam yang ia kenakan saat ini, gadis tersebut tersenyum, setidaknya dia memiliki teman seperhukuman hari ini.

"Aku tidak ingin di ganggu"

Lelaki tersebut berucap dingin. Seketika senyum gadis itu langsung luntur, matanya memperhatikan lagak lelaki didepannya rambut blonde dengan iris mata yang cukup indah berwarna kelabu tubuh yang sangat tinggi dan terlihat berisi atau lebih tepatnya sixpec tangan yang dimasukkan ke kantong celana abu" nya telinganya yang tertutup headphone tas yang hanya di sampirkan sebelah di lengan kanannya dan pandangan datar yang lurus menghadap depan. Gadis tersebut mengernyit bingung dengan ucapan yang menurutnya ambigu tersebut, lebih tepatnya ditujukan untuk orang yang belum jelas.

"Aku? Kau berbicara padaku?"

Tidak ada jawaban sama sekali, tentu saja lelaki tersebut tidak ingin berbicara dengan orang asing yang sok kenal, seharusnya gadis tersebut berpikir logis dengan otak kecilnya itu .lelaki tersebut tetap melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan sekitar termasuk gadis yang sedang mengekori langkahnya dari belakang.

'___'

"Kenapa bapak tidak mau membuka gerbangnya. Saya sudah telat, oh maaf lebih tepatnya kami. Ya kami sudah telat"

Gadis tersebut menghela napas frustasi satpam di sekolah ini benar-benar kepala batu. Ia jadi berpikir jika satpam nya saja sudah seperti ini bagaimana dengan para murid dan gurunya.

"Saya bukan bapak mu! Lagi pula kau telat 45 menit lebih baik kau pulang cuci muka gosok gigi lalu menonton film drama"

Sial! Satpam tersebut mungkin seorang cenayang sehingga ia bisa mengetahui asal muasalnya kesiangan hari ini. Tiba" lelaki yang sedari tadi hanya menjadi penonton perdebatan antara satpam dan gadis tersebut maju menghampiri sang satpam spontan satpam tersebut menunduk kaku lalu membuka gerbangnya. Begitu mudahnya lelaki itu masuk, gadis tersebut menganga lebar melihat adegan yang bahkan sangat sulit untuk dirinya perankan sedari tadi, sebenarnya siapa lelaki itu.

"Hey kau! Cepatlah masuk sebelum saya berubah pikiran"

Suara menyebalkan dari sang satpam menyadarkan gadis tersebut dari ekspresi memalukannya. Ia menunduk menyembunyikan rasa malunya kemudian berlari memasuki area sekolah. Bagaimana tidak seharusnya dirinya sudah ada di dalam kelas 45 menit yang lalu. Hari yang menyebalkan memang.

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang