SBA. 15

1.6K 46 9
                                    

Don't forget to vote:)
.
.
.
.

Selamat membaca...

Lingkaran hitam di bawah matanya nampak sangat mencolok menjelaskan bahwa ia tak bisa tidur semalam.

Arlingga sialan! Makinya dalam hati. Ia melangkah lesu memasuki gerbang sekolah. Langkahnya terhenti saat merasakan sebuah lengan tersampir dibahunya. Kemudian ia menengok.

"alvin"

"pagi arvie"

Arvie tersenyum untuk membalas ucapan alvin meskipun suasana hatinya sedang tidak baik. Senyum cerah alvin tiba-tiba menurun yang digantikan dengan kerutan di dahinya.

"kau baik-baik saja?"

Sungguh arvie merasa risih diperhatikan seintens itu oleh alvin. Tangan alvin terangkat untuk menyentuh dahi arvie dan hal tersebut sukses membuat arvie terkesiap

"Tidak panas. Kau kurang tidur ya? "

Ia tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya terhadap gadis didepannya ini.

Ada yang berbeda dari arvie dan hal itu terjadi setelah arlingga membawanya pergi kemarin.

Pikiran buruk mulai memenuhi isi otak alvin saat ini. Ia memperhatikan tubuh arvie dari bawah sampai atas. Fiuhh. Ia lega karna rasa khawatirnya ia jadi berpikiran terlalu jauh.

"kenapa kau menatap ku seperti itu?  Huh iya aku memang kurang tidur"

Jangan bertanya terlalu jauh kumohon. Arvie memejamkan matanya sungguh ia ingin lari disituasi ini sekarang.

"kenapa? Apa yang membuatmu tidak bisa tidur? "

Ini yang ia takutkan. Alvin adalah seorang detektif tidak mudah baginya untuk dibohongi dan arvie tau itu.

Tiba-tiba ia merasakan lengannya ditarik kebelakang hingga langkahnya mundur menjauhi alvin.

Sungguh arvie ingin berteriak memaki orang yang tlah menariknya tanpa kira-kira tapi saat melihat siapa orang itu wajahnya langsung pias. Arlingga!

"dia terlalu bahagia karna tlah menjadi kekasihku oleh sebab itu dia tidak bisa tidur. Bukan begitu sweetheart"

Cekalan tangan arlingga semakin kuat di lengan arvie sehingga ia meringis.

"y-ya itu benar alvin"

Tak ada yang bisa dilakukan alvin. Ia menatap keduanya bergantian. Ekspresinya terlihat tegang dan sedikit marah, sungguh lelaki didepannya ini telah memecahkan rekor membuat arlingga cepat terpancing amarah,  selama ini ia slalu bisa mengendalikan diri mengingat image nya diskolah ini seperti apa tetapi arlingga d'collin berhasil mematahkan itu semua.

Tangannya terkepal menahan gejolak didalam hatinya dan bersamaan dengan itu suara teriakan yang ia kenal terasa membuatnya sedikit keluar dari kubangan kepahitan.

"alviinn"

Sera ardiana. Ia berlari kemudian berdiri disamping alvin. Sera memperhatikan ketiga anak manusia didepannya. Ia sadar suasananya sedang tidak bagus.

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang