SBA. 21

290 25 10
                                    

Author pake target vote aja deh biar ada kepastian kalo mau up chap selanjutnya. 50 vote untuk next hehe maaf kalo author banyak maunya, soalnya author sedikit kecewa sama silent readers hiks:(

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

Dubrakk..

Suara pintu yang dibanting kasar membuat atensi kedua orang di ruangan tersebut terlonjak kaget.

Arlingga tak peduli apabila engsel pintu ruangan rumah sakit tersebut rusak atau bahkan parahnya terlepas dari tempatnya.

Dengan tergesa ia menghampiri arvie yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit seraya menatap ke arah dirinya. Gadis tersebut mengerjap beberapa kali seolah bertanya lewat tatapan matanya sedang apa kau disini.

"Apa ada yang sakit?"

Perasaannya saja atau memang ini sifat seorang arlingga yang asli? Berlebihan.

"Apakah sesakit itu sehingga kau tak membalas pertanyaanku?"

Deru nafas arlingga bahkan masih memburu setelah lari-larian tapi lelaki tersebut memang seolah lebih mengutamakan dirinya. Arvie menggeleng menepis pemikiran tersebut, disini terlalu banyak hal misterius yang tak ia mengerti mengenai lelaki tersebut.

"Lalu apa yang sakit? Yatuhan jangan membuatku semakin panik"

Nada frustasi itu menghentakkan pikiran arvie ke dunia nyata. Matanya menelusuri penampilan arlingga yang terlihat berantakan tapi..sial justru lelaki tersebut bertambah tampan.

"Aku baik-baik saja. Anak buah mu saja yang terlalu berlebihan"

Sontak saja anak buah yang tengah berdiri di pojok ruangan melotot terkejut. Wajahnya pias.

"Tapi nona anda-"

"Calv kemari!"

Perintah tegas dan dingin tersebut berhasil membuat suasana diruangan tersebut berubah drastis, bahkan arvie yang terlihat santai tadi kini mulai was-was.

Lelaki yang di panggil clav tersebut mulai mendekat, ia menelan ludahnya gugup.

"T-tunggu tapi itu buk-"

"Ceritakan!"

"A-aku bisa memberitahu mu ke-kenapa harus dia ya-"

Lagi² ucapan arvie terpotong. Ia jadi kesal sendiri.

"Cepat!"

Sentak arlingga meninggikan volume suaranya. Clav mengangguk kemudian menarik napas pelan seraya melirik arvie beberapa saat yang terlihat menggigit bibirnya karna gelisah.

"Baik tuan"

Lenyap sudah ke khawatiran yang melanda arlingga beberapa saat yang lalu menyadari situasi yang ada. Ia menatap lurus dan lengkap terhadap arvie yang terlihat gelisah seraya membuang pandangannya.

"Sudah ku bilang aku baik² saja tapi anak buah mu saja yang berlebihan"

Arvie meringis malu. Sungguh wajahnya memerah bak kepiting sekarang.

"Te-tetap saja itu darah nona"

Ucap clav takut² sambil menundukkan pandangannya.

"Demi tuhan itu darah datang bulan! Kau tau datang bulan bukan! Setiap wanita akan mengalaminya setiap bulan! Kau punya kekasihkan! Pasti dia juga mengalaminya!"

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang