SBA .5

2.3K 66 0
                                    

Don't forget to vote:)

Selamat membaca...

"Percayalah anda tidak sendiri"

Veny membuka matanya lantas semakin menangis sesenggukan setelah mengetahui seseorang yang telah mengalirkan kehangatan dan topangan kepada dirinya melalui sebuah pelukan adalah... Arvie. Ia membalas pelukan arvie dirinya sungguh terenyuh gadis yang ia cari selama ini melalui pesan terakhir sang mendiang suaminya jonedic alexander jonsyllox adalah gadis yang begitu baik. Arvie turut menangis melihat kerapuhan perempuan paruh baya dipelukannya.

'__'

Sepulang sekolah arvie memutuskan untuk menjenguk lelaki yang kecelakan semalam yang dimaksud june. Entah kenapa dirinya begitu penasaran ia sudah meminta alamat rumah sakitnya kepada june dan ia akan langsung kesana sendiri. June tak bisa menemaninya karna ada urusan.

'__'

Airmata arvie tak sengaja mengalir melihat sosok yang sedang terbaring koma di atas ranjang rumah sakit dengan sekujur tubuh yang penuh dengan luka.

"Aku tidak mengenal dirimu tapi kenapa terasa sakit melihatmu terbaring dengan keadaan seperti ini"

Tak lama datang lah seorang pria bertubuh tegap dengan setelan jas hitam melekat pada tubuhnya dengan kaca mata yang bertengger di hidung mancung nya. Arvie langsung menghapus jejak airmata yang masih tertinggal bahkan hampir mengering di pipinya.

"Maaf nona anda harus keluar sekarang waktu kunjungan anda sudah habis"

Ucapnya dengan suara dingin datar

"Mohon maaf sebelumnya tuan heri .Bolehkah aku datang lagi kesini?"

Arvie menggigit bibirnya karna gugup ia mengedarkan pandangannya kesana kemari menghindari tatapan tajam lelaki didepannya yang ia ketahui bernama heri. Heri mengerutkan dahinya bingung. Ia memicingkan matanya tajam menatap perempuan di depannya.

"Sebenarnya apa maumu nona? Dan siapa dirimu jangan karna kami berbaik hati mengijinkan mu menjenguk lead- maksudku tuan arlingga kau jadi seenaknya meminta banyak hal da-"

Ceklek..

Muncul lah seorang lelaki dengan badan tegap dan berotot yang mengenakan setelan serba hitam di balik pintu.

"Maaf mengganggu tuan ada hal penting yang akan kami sampaikan mengenai tuan arlingga"

Arvie melotot ia turut penasaran dan tertarik mengenai lelaki yang bernama Arlingga D'Collin lelaki yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit dan juga lelaki yang ia tau namanya beberapa saat yang lalu melalui heri. Arvie merasa tidak asing dengan marga D'Collin.

Hal itu turut membuatnya semakin penasaran dengan sosok arlingga. Dirinya juga merasa ini semua bukan suatu kebetulan tapi memang takdir yang membawanya bertemu arlingga melalui rasa penasarannya. Arvie sulit menjelaskan perasaannya terhadap situasi dan kondisinya saat ini di sisi lain ia kasihan disisi lain ada perasaan aneh yang muncul yang arvie sendiri tak tau apa itu terhadap arlingga. Mungkinkah ini pertanda sesuatu. Entahlah dewi batin arvie pun berteriak frustasi tentang perasaan aneh yang tumbuh subur pada jiwanya.

Stay Because accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang